Merdeka.com - Yakin Belanda akan ingkar janji terhadap Perjanjian Renville, Ajengan Yusuf meminta para pengikutnya menyambut secara baik kembalinya 'saudara-saudara yang sudah lama pergi merantau'.
Penulis: Hendi Jo
Begitu melakukann invasi militer ke Yogyakarta pada 19 Desember 1948, secara sepihak Belanda mengumumkan ke dunia jika mereka sudah tidak memiliki keterikatan lagi dengan Perjanjian Renville.
Dengan demikian, permusuhan antara kedua negara pun kembali berkobar. Dua kekuatan militer lagi-lagi beradu. Seiring ditawannya Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Divisi Siliwangi sebagai bagian dari TNI, mendapat perintah dari Panglima Besar Soedirman untuk kembali ke Jawa Barat. Proses kembalinya mereka ke tempat asal tentu saja dihalangi militer Belanda. Mulai dari Banyumas hingga perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah, para peserta long march tak hentinya diteror, baik lewat udara maupun darat.
Menurut Syarif Hidayat (kelahiran 1934), situasi itu sudah diperkirakan Ajengan Yusuf Tauziri. Menurutnya, akan datang waktunya di mana Perjanjian Renville dikhianati Belanda dan anak-anak Siliwangi akan pulang kembali ke haribaan tanah Pasundan.
Karena itu dia menyerukan kepada para pengikutnya untuk bersiap menyambut secara baik kedatangan 'saudara-saudara kita yang sudah lama pergi merantau'.
Akhir Januari 1949, rombongan peserta long march Divisi Siliwangi dari Batalyon Rivai yang berjumlah kurang lebih seribu orang (termasuk perempuan dan anak-anak) tiba di Pesantren Darussalam.
Mereka yang datang dari perjalanan panjang (long march) dengan berjalan kaki dari Magelang datang dalam kondisi sangat menyedihkan. Selain kelaparan, nyaris pakaian mereka tak berbentuk lagi.
"Pakaian mereka compang-camping hingga bagian-bagian tubuh mereka yang terlarang sudah kelihatan," ungkap Hajah E. Kuraesin dalam biografi Mohamad Rivai, Tanpa Pamrih Kupertahankan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Menurut adik perempuan Ajengan Yusuf Tauziri itu, kedatangan para anggota Divisi Siliwangi dan keluarganya tersebut disambut sangat ramah dan penuh haru oleh orang-orang Cipari. Para perempuan (beberapa ada yang sedang hamil) dan anak-anak langsung dirawat dan pakaian mereka lantas diganti dengan yang lebih baik.
"Semua wanita yang berada di Darussalam menyumbangkan pakaiannya kepada keluarga Batalyon Rivai yang berjumlah kurang lebih 500 orang," ujar Kuraesin.
Atas perintah Ajengan Yusuf, selanjutnya para perempuan dan anak-anak itu disebar ke seluruh keluarga yang ada di sekitar Pesantren Darussalam. Mereka disamarkan sebagai bagian dari keluarga orang-orang Cipari. Sedangkan rombongan inti Batalyon Rivai yang terdiri dari prajurit-prajurit melanjutkan perjalanan ke arah markas besar mereka di Bandung sehari kemudian.
"Pak Rivai mempercayakan nasib anggota keluarga batalyon-nya kepada Ajengan Yusuf," ungkap Syarif Hidayat yang saya wawancarai pada Mei 2017.
Advertisement
Beberapa jam usai prajurit-prajurit Rivai meninggalkan Cipari, bada magrib terjadilah kegemparan. Rupanya gerilyawan DI/TII yang sudah mencium kedatangan Batalyon Rivai datang untuk menghabisi rombongan anggota Divisi Siliwangi itu.
Satu persatu rumah-rumah orang-orang Cipari digeledah. Sambil menembakan senjata-senjata ke udara, mereka berteriak-teriak: "Mana Si Rivai haram jadah?! Jangan kalian sembunyikan!"
Para santri hanya terdiam. Mereka coba menahan amarah dan tidak melakukan perlawanan karena jumlah kekuatan sangat tidak berimbang. Sementara itu Ajengan Yusuf berhasil diamankan oleh para pengawalnya.
"Kenapa kalian kasih makan pasukan Si Rivai!" tanya salah seorang pimpinan gerilyawan DI/TII.
"Kami hanya menuruti perintah Mama Ajengan," jawab salah seorang kepala santri.
"Mana sekarang dia?"
"Tadi siang berangkat ke Bandung."
"Bilang sama Ajengan kalau sudah datang, lain kali kalau ada rombongan tentara kafir lewat ke sini, jangan sekali-kali dikasih makan! Kalau dikasih juga, kami tidak akan menjamin keselamatannya," teriak sang komandan gerilyawan DI/TII sambil diiringi tembakan yang dilepaskan anak buahnya ke atas.
Beberapa hari kemudian, datang surat dari Kartosoewirjo yang ditujukan langsung kepada pimpinan Ajengan Yusuf Tauziri. Isinya sebuah ultimatum yang mengatakan: jika dalam tempo 7x24 jam Ajengan Yusuf belum bisa menentukan sikap (berdiri di pihak DI/TII atau RI) maka Pesantren Darussalam akan diratakan dengan tanah!
[noe]Setelah Tak Jadi Presiden, Soeharto Menangis Lihat Rakyat Antre Beli Minyak
Sekitar 1 Jam yang laluDuet Maut Perwira Polri & TNI Kompak Berantas Judi & Korupsi di Medan
Sekitar 1 Hari yang laluPrajurit TNI Catut Nama Jenderal Saat Kenalan dengan Wanita Cantik, Endingnya Kocak
Sekitar 1 Hari yang laluAjudan Asam Urat Jelang HUT-RI, Sampai Presiden & Ibu Negara Ulek Sendiri Obatnya
Sekitar 2 Hari yang laluJenderal TNI Tanya Prajurit Sudah Pernah Cium Pacar? Jawabannya Bikin Ketawa
Sekitar 2 Hari yang laluSoleh Lemas, Dititipi Keranjang Telur Bebek Ternyata Isinya Granat Dicat Biru
Sekitar 2 Hari yang laluJenderal Mantan Ajudan Soeharto Dicopot, Sampai Tak Diberi Meja Usai Reformasi
Sekitar 3 Hari yang laluTeladan Langka Istri Jenderal Kopassus Hidup Sederhana, Tak Malu Jualan di Rumah
Sekitar 4 Hari yang laluKolonel TNI Garang di Lapangan, Soal Rokok Takut Ketahuan Ibu
Sekitar 4 Hari yang laluPengawalan Soeharto Agar Tak Diculik Tjakrabirawa: Panser & Jip Berpeluncur Granat
Sekitar 5 Hari yang laluCemeti Misterius di Pinggang Soeharto, Tak Pernah Lepas Saat Perang
Sekitar 1 Minggu yang laluPrajurit Andjing NICA Ditembak Mati Kawan Sendiri Karena Bebaskan Ayah Komandan TNI
Sekitar 1 Minggu yang laluKisah Lucu Anak Presiden Main Perang-Perangan di Istana, Bikin TNI Se-DKI Panik
Sekitar 1 Minggu yang laluPresiden Sukarno Ungkap Hadiah Paling Seram dari Gadis Cantik, ini Isinya
Sekitar 1 Minggu yang laluJual Miras Oplosan, 2 Warga di Tasikmalaya Terancam Penjara 15 Tahun
Sekitar 7 Jam yang laluJangan Tertipu, Begini Cara Membedakan Oli Asli dan Palsu
Sekitar 11 Jam yang laluBikin Oli Abal-Abal, Komplotan Ini Cuan Rp6,5 Miliar Sebulan
Sekitar 14 Jam yang laluBikin Geleng Kepala, Pria Ini Ikut Seleksi Brimob karena Salah Pencet saat Buka Web
Sekitar 15 Jam yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 6 Hari yang laluPesan Manis Sang Jenderal dan Istri dari Balik Jeruji di Hari Ultah Anak Perempuannya
Sekitar 6 Hari yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 6 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 2 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluMinta Pasokan Serum dan Vaksin Antirabies, Viktor Laiskodat Telepon Menkes
Sekitar 1 Minggu yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 1 Minggu yang laluManajemen Persib Sebut Jumlah Sponsor Tim untuk Liga 1 2023 / 2024 Alami Penurunan
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Darynaufal Mulyaman, S.S., M.Si
Lecturer at Department of International Relations - FISIPOL UKIMeningkatkan Kemajuan ASEAN dalam 50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Korea
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami