Merdeka.com - Seorang ulama sepuh menjadi inspirasi perlawanan bagi para pemuda pejuang di Garut.
Penulis: Hendi Jo
Pada era Perang Kemerdekaan (1945-1949) di Wanaraja, Garut, tersebutlah sebuah laskar yang sangat ditakuti militer Belanda. Namanya Pasukan Pangeran Papak (PPP).
Laskar yang berdiri pada 27 Oktober 1945 tersebut merupakan gabungan dua kelompok bersenjata. Yakni Pasukan Djiwanagara pimpinan M.Wibatma dari Desa Cinunuk dan Pasukan Embah Angsana pimpinan M. Salim dari Desa Samangen.
"Sebagai komandan diangkatlah Saoed Moestofa Kosasih, yang tak lain adalah anak didik Raden Djajadiwangsa," ujar Dadang Koswara (kelahiran 1970).
Raden Djajadiwangsa merupakan salah satu ulama sepuh di Garut. Dia adalah putra dari Raden Wangsa Muhammad alias Pangeran Papak, ulama legendaris yang merupakan keturunan langsung dari Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran.
"Pada masa hidupnya, Eyang Pangeran Papak selain ulama juga dikenal sangat anti pemerintah Hindia-Belanda," ungkap Dadang yang juga adalah salah satu cicit dari Pangeran Papak.
Cerita ketidaksukaan Pangeran Papak terhadap pemerintah kolonial rupanya diturunkan kepada orang-orang Wanaraja oleh para sesepuh. Begitu lekatnya tutur tinular tersebut, hingga menjadikan orang-orang Wanaraja menganggap Pangeran Papak bukan saja seorang ulama tetapi juga patriot.
Wajar saja jika para pemuda pejuang lantas menabalkan nama Pangeran Papak kepada laskar perlawanan yang dibentuk kemudian hari. Bahkan menurut Raden Ojo Soepardjo Wigena (kelahiran 1928), Raden Djajadiwangsa sendiri langsung merestui pembentukan Pasukan Pangeran Papak (PPP) dan menyatakan bersedia saat didapuk sebagai penasehat spiritual bagi laskar itu.
"Tak ada kebijakan atau aksi yang dilakukan PPP tanpa sepengetahuan kakek saya," ujar Raden Ojo yang tak lain adalah cucu dari Raden Djajadiwangsa tersebut.
Advertisement
Seiring terbentuknya PPP, pasukan Sekutu yang diwakili tentara Inggris, tiba di Bandung. Kedatangan mereka disinyalir juga mengikutsertakan para serdadu Belanda yang rencananya akan menerima pengalihan kekuasaan dari pihak Inggris. Tentu saja, para pemuda Jawa Barat merasa geram dengan rencana tersebut. Maka berduyun-duyunlah mereka membanjiri Bandung untuk menentang kembalinya orang-orang Belanda.
PPP kemudian meminta izin kepada Raden Djajadiwangsa untuk melancarkan aksi jihad fi sabilillah (jihad di jalan Allah). Usai mendapat restu dari ulama sepuh itu, maka berduyun-duyunlah anggota PPP menuju palagan Bandung.
Selain melawan tentara Inggris, mereka pun terbilang aktif bertempur melawan serdadu Belanda dan serdadu Jepang yang saat itu sudah menjadi alat kekuasaan Sekutu, menyusul menyerahnya Kekaisaran Jepang kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945.
Menurut Kolonel Mohammad Rivai dalam biografinya Tanpa Pamrih Kupertahankan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, PPP di palagan Bandung ada di bawah koordinasi BPRI (Barisan Pemberontak Rakjat Indonesia), suatu lasykar skala nasional yang dipimpin oleh Soetomo alias Bung Tomo, bintang dalam Pertempuran Surabaya.
"BPRI Pangeran Papak pimpinan Achmad malah ikut andil dalam peledakan gudang amunisi Belanda di Dayehkolot oleh Mohammad Toha pada 10 Juli 1946," ungkap Rivai.
[noe]Kisah Lucu Anak Presiden Main Perang-Perangan di Istana, Bikin TNI Se-DKI Panik
Sekitar 21 Jam yang laluPresiden Sukarno Ungkap Hadiah Paling Seram dari Gadis Cantik, ini Isinya
Sekitar 21 Jam yang laluLanggar Pantangan Bicara Cabul, Prajurit TNI Tewas di Medan Perang
Sekitar 1 Hari yang laluKisah Lucu Kasal, Kasau & Kapolri Ngumpet Merokok, Takut Sama Panglima
Sekitar 1 Hari yang laluTaruna Akmil Apes, Orang Pakai Baju Lusuh Dikira Pembantu, Tahunya Jenderal TNI!
Sekitar 2 Hari yang laluDi Mata Anak Buah Saat Perang, Soeharto Seolah Kebal Peluru, Benarkah?
Sekitar 2 Hari yang laluMayor TNI Temukan Harta Karun Tentara Jepang di Bogor, Isinya Emas Permata
Sekitar 3 Hari yang laluTerungkap, Tukang Rokok di Depan Rumah Menteri Pertahanan Ternyata Intel
Sekitar 5 Hari yang laluSosok Pengkhianat Terbesar China, Satu Negara Hancur Karena Serakah & Mesum
Sekitar 5 Hari yang laluKisah Lucu Paspampres Refleks Lari Mengawal R-1, Lupa Sedang Nikahkan Anak
Sekitar 6 Hari yang laluTak Mau Hadiri HUT PKI, Jenderal Yani 'Gerilya' ke Jawa Barat, Ini Alasannya
Sekitar 6 Hari yang laluMisi Rahasia Pilot Jet Tempur Rusia Bantu TNI Mengebom Militer Belanda
Sekitar 1 Minggu yang laluPulang Tugas dari Kongo, Pasukan TNI Borong Rolex & Jam Swiss 10 Koper
Sekitar 1 Minggu yang laluBung Karno Ingin Baju yang Dipakai Jenderal Yani, ini Komentar Soeharto
Sekitar 1 Minggu yang laluBegini Pesan Menohok Jenderal Bintang Dua ke Bintara Polisi Baru
Sekitar 9 Menit yang laluDuga Ada Kejanggalan, Keluarga Minta Kasus Tewasnya Bripka AS Ditarik ke Bareskrim
Sekitar 6 Jam yang laluKorban Penipuan Tiket Konser Coldplay Bertambah, Polda Metro Buru Pelaku
Sekitar 7 Jam yang laluLong Weekend, Polisi Terapkan Ganjil Genap di Jalur Puncak Bogor
Sekitar 15 Jam yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 1 Hari yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 2 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 1 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 1 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 1 Hari yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 3 Hari yang lalu3 Pemain Asing Gabung Latihan, Aremania Mulai Datangi Latihan Arema di Gajayana
Sekitar 5 Jam yang laluThomas Doll: Pemain ASEAN Persija Bukan dari Australia, Cari yang Bermain di Eropa
Sekitar 6 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami