Siasat Inggris Bikin Jakarta Mencekam: Siang dan Malam Terdengar Suara Tembakan

Senin, 27 Maret 2023 07:04 Reporter : Merdeka
Siasat Inggris Bikin Jakarta Mencekam: Siang dan Malam Terdengar Suara Tembakan Serdadu Inggris melakukan pembersihan di sebuah sudut Jakarta. ©Imperial War Museum

Merdeka.com - Demi melancarkan misi mereka di Jawa, tentara Inggris 'terpaksa' mengakui keberadaan pemerintah Republik Indonesia.

Penulis: Hendi Jo

Timbulnya kekacauan di Jakarta pada akhir 1945, membuat militer Inggris sadar. Mereka tidak bisa menafikan keberadaan pemerintah Republik Indonesia (RI).

Maka dibuatlah manuver politik via pembangunan kontak dengan pihak Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Namun pengakuan de facto itu tentunya tidaklah gratis: Inggris meminta Jakarta dikosongkan dari unsur-unsur kaum bersenjata. Alasannya, kota tersebut akan dijadikan pusat diplomasi.

"Demi menunjukkan niat baik untuk bekerja sama, permintaan itu dituruti oleh Sjahrir," ungkap sejarawan Rushdy Hoesein.

Namun di sisi lain, manuver Inggris itu membuat masalah di internal pejuang Indonesia. Pihak Tentara Keamanan Rakyat (TKR) tidak memahami apa yang dilakukan Sjahrir. Seperti yang dirasakan Panglima Komandemen Jawa Barat, Mayor Jenderal Didi Kartasasmita.

"Kami diusir begitu saja dari Jakarta," ujar Didi dalam biografinya: Pengabdian bagi Kemerdekaan karya Tatang Sumarsono.

2 dari 3 halaman

Penolakan Pemuda Radikal

Meskipun merasa tidak setuju, sebagai tentara, Didi tak memiliki pilihan lain. Namun seiring keluarnya keputusan itu, masalah-masalah baru kemudian berdatangan. Pertama, pemerintah RI tak memberikan alternatif markas baru bagi tentara-tentara yang baru 'diusir' itu.

"Akhirnya berdasarkan undang-undang perang Staat van Beleg yang disepakati ketiga pihak (Republik Indonesia, Inggris dan Belanda), kami memilih pindah ke kawasan Bekasi-Karawang dan Cikampek yang merupakan wilayah kekuasaan RI," ujar Komandan TKR Jakarta, Letnan Kolonel Moeffreni Moe’min dalam memoarnya, Jakarta-Karawang- Bekasi dalam Gejolak Revolusi (disusun Dien Majid dan Darmiati).

Kedua, berbeda dengan TKR, keputusan untuk pindah ke luar Jakarta justru ditentang keras kelompok-kelompok pemuda radikal. Seperti LRDR (Lasjkar Rakjat Djakarta Raja) yang diotaki Sutan Akbar, Sidik Kertapati dan Chairul Saleh.

Mereka bersikeras akan terus melanjutkan perlawanan terhadap Inggris dan Belanda di Jakarta. Akibatnya, situasi chaos yang mengorbankan warga sipil dari kedua pihak malah berlangsung semakin gawat.

3 dari 3 halaman

Siang Malam Terdenger Tembakan

Tentu saja Perdana Menteri Sjahrir lepas tangan dengan pembangkangan para pemuda tersebut. Alih-alih melakukan kembali pendekatan, kata Cribb, Sjahrir justru memberikan lampu hijau kepada pihak Inggris untuk melakukan tindakan yang dipandang perlu. Maka terselenggaralah Operasi Sergap pada 27 Desember 1945.

"Sudah barang tentu tidak ada pernyataan perang secara resmi, tetapi insiden demi insiden yang terjadi siang dan malam secara terus menerus memperdengarkan suara tembakan-tembakan" tulis Letnan Kolonel Doulton dalam The Fighting Cock, The Story of 23rd Indian Division.

Lewat pemasangan barikade di beberapa titik, militer Inggris melakukan pengepungan sistematis di seluruh Jakarta. Mereka menduduki secara cepat gedung-gedung vital milik publik, merampas semua mobil yang dimiliki penduduk sipil dan menahan para 'ekstremis'.

Di akhir Desember 1945, tercatat 743 pemuda Indonesia dijebloskan ke berbagai penjara. Jakarta, praktis ada dalam kendali militer Inggris secara penuh.

[noe]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini