Merdeka.com - Organisasi Papua Merdeka (OPM) kerap menyerang pos-pos TNI dan Polri. Pesawat Pengebom TNI AU pun dikerahkan untuk melawan mereka.
Bulan Agustus 1965, Kelompok OPM pimpinan Lodewijk Mandatjan menyerang kantor Koramil di sebelah barat Manokwari. Seorang anggota TNI AD yang sedang dalam barisan hormat senjata gugur ditembak.
Panglima Komando Regional Udara IV Irian Barat Letnan Kolonel Gottschalk meminta bantuan pesawat pengebom untuk menyerang kubu gerombolan itu.
"Bereskan mereka," kata Gottschalk tegas.
Komandan Wing Operasional 002 Letnan Kolonel Udara Pedet Soedarman dan Letnan Udara I Suwadji segera lepas landas dari Biak. Pedet membawa bomber B-26 Invader, sementara Suwadji menjadi Wingman dengan pesawat B-25 Mitchel.
Kisah ini ditulis dalam biografi Pedet Soedarman, Pengalaman Heroik Penerbang Bomber.
Dari atas pesawat, Pedet melihat ada kerusuhan di Lapangan Udara kebar, 60 Km sebelah Barat Manokwari. Anggota OPM Lodewijk Mandjatan membawa bendera berwarna merah putih biru.
Mereka segera menghujani posisi gerombolan OPM dengan mitraliur 12,7 mm. Pasukan OPM kocar-kacir menghadapi serangan udara mendadak. Secara bergantian Pedet dan Suwadji menembaki OPM dengan senapan mesin berat andalan B-25 dan B-26.
"Gerombolan OPM bubar, sebagian lari kocar-kacir menyelamatkan diri masuk hutan," kata Pedet.
Kedua pilot itu memastikan tak ada lagi sisa-sisa kekuatan OPM sebelum memutar pesawatnya kembali ke Pangkalan Udara Biak.
Advertisement
Tugas lain sudah menanti, tanggal 16 Agustus 1965 kembali serangan OPM terjadi. Kali ini di Kokonau. Satu regu Pasukan Gerak Tjepat (PGT) TNI AU dan polisi dikepung ribuan OPM.
Letkol Pedet menerima tugas tersebut. Dia terbang dengan B-26, tanpa Wingman ke arah sasaran.
Pesawat itu dipersenjatai dengan lengkap. 16 roket di sayap kanan dan kiri serta 8 mitraliur 12,7 mm. Pedet siap berjibaku menghadapi para pemberontak.
Dari kokpit pesawat yang terbang rendah, Pedet bisa melihat ribuan orang mengepung satu regu PGT dan beberapa orang polisi. Kondisi mereka sudah terjepit. OPM juga terus mengarahkan warga setempat untuk ikut mengepung.
Pedet menggambarkan situasinya terlihat cukup mengerikan. Seolah orang-orang terus berdatangan untuk mengeksekusi segelintir anggota TNI dan Polri yang sudah terdesak itu.
Pedet bisa saja mengambil tindakan tegas dengan langsung menembaki gerombolan itu. Namun dia paham, tidak semua orang di bawahnya adalah pengikut OMP. Sebagian besar mungkin hanya ikut-ikutan saja karena dipaksa oleh gerombolan.
Apalagi ternyata di antara orang-orang itu ternyata ada wanita dan anak-anak. Bagaimana cara melaksanakan misi tanpa melukai orang-orang tak bersalah?
"Mereka adalah rakyat Indonesia, keluarga sendiri," batin Pedet.
Setelah mengamati kondisi lapangan lebih seksama. Diambilnya keputusan cepat. Pilot jagoan TNI AU itu membuat manuver. Dia terbang mendatar dan menembakkan roket dan senapan mesin ke arah gunung yang diyakininya kosong tak berpenghuni.
Dua kali aksi itu dilakukannya. Suara menggelegar bersahut-sahutan terdengar menakutkan. Berhasil! OPM dan warga ketakutan melihat aksinya. Mereka berlari meninggalkan TNI dan Polri yang dikepung untuk menyelamatkan diri.
Advertisement
Misi itu berhasil menyelamatkan seluruh anggota TNI dan Polri yang dikepung. Di sisi lain, tak jatuh satu pun korban dari warga karena keputusan yang diambil Pedet,
"Tugas terlaksana dengan baik tanpa korban jiwa dari OPM maupun masyarakat yang ikut-ikutan," kata perwira menengah Angkatan Udara ini.
Pemandangan yang sangat berkesan untuk Pedet adalah saat dia memastikan semua tawanan selamat. Pesawat B-26 itu terbang rendah. Pedet melambaikan tangannya dan disambut dengan oleh pasukan tersebut dengan lambaian penuh kegembiraan karena nyawanya diselamatkan.
Pedet segera kembali ke Biak dan tak lama kemudian terbang pulang ke markasnya di Lanud Abdulrachman Saleh setelah misinya di Papua selesai.
Ternyata tiga hari setelah itu, seorang anggota PGT yang diselamatkan khusus datang ke Markas Korud IV di Biak. Atas nama seluruh tim yang diselamatkan, dia mengucapkan terima kasih sambil menangis haru atas bantuan Pedet yang menyelamatkan mereka.
[ian]Mayor TNI Temukan Harta Karun Tentara Jepang di Bogor, Isinya Emas Permata
Sekitar 20 Jam yang laluTerungkap, Tukang Rokok di Depan Rumah Menteri Pertahanan Ternyata Intel
Sekitar 2 Hari yang laluSosok Pengkhianat Terbesar China, Satu Negara Hancur Karena Serakah & Mesum
Sekitar 2 Hari yang laluKisah Lucu Paspampres Refleks Lari Mengawal R-1, Lupa Sedang Nikahkan Anak
Sekitar 3 Hari yang laluTak Mau Hadiri HUT PKI, Jenderal Yani 'Gerilya' ke Jawa Barat, Ini Alasannya
Sekitar 3 Hari yang laluMisi Rahasia Pilot Jet Tempur Rusia Bantu TNI Mengebom Militer Belanda
Sekitar 4 Hari yang laluPulang Tugas dari Kongo, Pasukan TNI Borong Rolex & Jam Swiss 10 Koper
Sekitar 5 Hari yang laluBung Karno Ingin Baju yang Dipakai Jenderal Yani, ini Komentar Soeharto
Sekitar 5 Hari yang laluPerwira TNI Bertaruh Nyawa Jadi Umpan Sniper Saat Kawal Presiden ke Bosnia
Sekitar 6 Hari yang laluPrajurit TNI Ketakutan Sudah Pensiun Dicari Jenderal, Endingnya Salut Banget
Sekitar 6 Hari yang laluJenderal TNI Tolak Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Alasannya Lucu
Sekitar 6 Hari yang laluRumor Ada Marinir Sediakan Ikan di Bawah Kapal Saat Soeharto Memancing
Sekitar 1 Minggu yang laluPatung Dewi Kwan Im di Istana Bogor Mau Ditukar 2 Sedan Mercy Antipeluru
Sekitar 1 Minggu yang laluMarkas Laskar Wanita Hancur Lebur Dibom Inggris Usai Tukang Cendol Lewat
Sekitar 1 Minggu yang laluTak Cuma Komandan Pasukan HUT RI Istana, Polisi Penjual Pecel Ayam juga Pasukan PBB
Sekitar 2 Hari yang laluTuruti Keinginan Anak, Bapak Ini Nekat Cegat Mobil Patroli Polisi di Pingir Jalan
Sekitar 2 Hari yang laluIni Jenderal Polisi Pendiri Brimob, Pernah Protes Pengangkatan Kapolri dan Diasingkan
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Perintah Mahfud! Kapolda Gerak Penahanan Wanita Korban KDRT Ditangguhkan
Sekitar 2 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 6 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 6 Hari yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 7 Jam yang laluVaksin Influenza pada Ibu Hamil Bisa Berikan Kekebalan Tubuh pada Janin
Sekitar 3 Hari yang laluKalah dari Persebaya, Bali United Tak Agendakan Uji Coba Lagi Sebelum Melawan PSM
Sekitar 5 Jam yang laluCari Suasana Baru, Persib Lanjutkan TC di Yogyakarta
Sekitar 8 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami