Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perwira TNI Tolak Dijadikan Jenderal oleh Presiden RI, Ternyata ini Alasannya

Perwira TNI Tolak Dijadikan Jenderal oleh Presiden RI, Ternyata ini Alasannya Bambang Widjanarko. ©2013 Merdeka.com/Repro Sewindu Dekat Bung Karno

Merdeka.com - Bambang Widjanarko menjadi ajudan Presiden Sukarno dari tahun 1960-1967. Perwira KKO (Kini Marinir) TNI AL ini sempat ditawari menjadi jenderal oleh Bung Karno. Namun Bambang menolak. Apa alasannya?

Sebagai perwira menengah, Bambang tentu ingin mengikuti Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut. Hal ini merupakan syarat untuk peningkatan karirnya di masa depan.

Bambang mendaftar masuk Sesko tahun 1963 dan dinyatakan diterima. Ketika akan mengikuti pendidikan, dia melapor pada Bung Karno untuk meninggalkan tugasnya sebagai ajudan.

"Bung Karno terkejut dan menyatakan ketidaksetujuannya," tulis Bambang Widjanarko dalam buku Sewindu Dekat Bung Karno terbitan Kepustakaan Populer Gramedia.

Tak hanya itu, ketika bertemu Kepala Staf TNI AL. Bung Karno pun meminta agar pencalonan Bambang Widjanarko masuk Sesko dibatalkan. Tentu saja Kasal menuruti permintaan presiden. Masa tugas Bambang sebagai ajudan pun diperpanjang satu tahun.

Siapa Panglima Tertinggi?

Tahun berikutnya, Bambang mencoba mengajukan izin untuk ikut Sesko. Surat keputusan diterima di Sesko sudah dipegangnya. Namun lagi-lagi Bambang tidak diperbolehkan masuk Sesko oleh Bung Karno.

Januari 1965, kembali Bambang meminta izin Presiden. Pada permintaan ketiga ini Bung Karno agak kesal. Dipanggilnya Kasal Laksamana Martadinata dan Komandan KKO AL Mayjen Hartono ke Istana.

"Marta, dan kamu Hartono, siapa di antara kamu berdua yang jadi panglima tertinggi?" tanya Bung Karno pada dua pejabat itu.

"Pangti Angkatan Bersenjata Republik Indonesia adalah Bapak," jawab mereka.

"Nah dengarkan, saya sebagai Pangti memerintahkan kalian agar jangan mengeluarkan keputusan Bambang masuk Sesko atau meninggalkan istana," tegas Bung Karno.

Menurut BK, Bambang adalah perwira yang baik. Presiden senang dengan pribadinya dan masih dibutuhkan. Hanya Bung Karno yang berhak memutuskan kapan Bambang berhenti sebagai ajudan.

"Siap Pak," jawab kedua pimpinan TNI AL tersebut.

Mau Diangkat Jadi Jenderal Agustus

Setelah mengantar Laksamana Martadinata dan Mayjen Hartono, Bung Karno bertanya pada  Kolonel Bambang. Kenapa dia sangat ingin masuk Sesko?

Bambang menjawab dengan jujur dan sopan. Sebagai prajurit, dirinya memikirkan karirnya di masa depan. Dia ingin menjadi jenderal atau perwira tinggi di kemudian hari. 

"Peraturan menyebutkan untuk menjadi jenderal harus masuk Sesko terlebih dahulu. Itu sebabnya saya ingin masuk Sesko," jawab Bambang.

"Siapa bilang hanya lulusan Sesko yang bisa jadi jenderal? Yang mengangkat orang menjadi jenderal adalah saya, Pangti ABRI. Nanti bulan Agustus saya naikkan pangkatmu jadi Brigjen," balas Bung Karno.

Alasan Menolak Jadi Jenderal

Kolonel Bambang terkejut mendengar ucapan presiden. Dia langsung berdiri dengan sikap sempurna. Meminta presiden membatalkan rencana pengangkatannya sebagai jenderal bintang satu.

"Pak, saya mohon dengan sangat. Sudilah Bapak membatalkan niat itu. Saya keberatan menjadi jenderal Bulan Agustus nanti," kata Bambang.

Bung Karno terkejut dengan perkataan Bambang. "Kenapa kamu menolak jadi jenderal?"

Bambang menjelaskan dia ingin menjadi jenderal sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam militer Indonesia. Dimulai dengan menjalani pendidikan di Sekolah Staf dan Komando, lalu diusulkan oleh atasannya di Angkatan Laut. 

Bambang menolak  menerima begitu saja pangkat jenderal dari presiden, tanpa prosedur yang berlaku. Itu justru akan membuatnya dicemooh oleh sesama perwira dan merusak sistem yang berlaku.

"Itu akan merusak l’esprit de corps. Saya tidak mau," tegas Bambang

Tetap Mendampingi Bung Karno

Mendengar penjelasan Bambang yang detil dan lugas, Bung Karno luluh. Dia membatalkan rencana pengangkatan ajudannya menjadi jenderal. Namun Bung Karno memintanya tetap tinggal di Istana sebagai ajudan.  Bambang pun melaksanakan permintaan BK tersebut.

Setelah G30S PKI meletus pada 30 September 1965, peta politik Indonesia berubah. Kekuasaan Presiden Sukarno sedikit demi sedikit mulai beralih kepada Mayor Jenderal Soeharto.

Di akhir kekuasaan Presiden Sukarno inilah Bambang mendapat tawaran mengikuti pendidikan di Sesko. Sekitar tahun 1966-1967. Namun justru kali ini Bambang yang menolaknya. Dia meminta agar diberi tugas untuk mendampingi Bung Karno di saat-saat sulit.

Permintaan itu diluluskan oleh pimpinan TNI AL. Mereka berpesan agar Bambang menjaga Bung Karno sebaik-baiknya.

Kesempatan Bambang untuk benar-benar masuk Sesko tercapai pada tahun 1968. Saat itu Bung Karno sudah digantikan oleh Presiden Suharto.

Dia mengikuti pendidikan di Seskoad Bandung. Bambang sadar betul karirnya sudah sangat tertinggal setelah empat tahun batal masuk Seskoal. Namun dia mengaku tidak pernah menyesal dengan keputusannya. Bambang pensiun dengan pangkat kolonel.

"Yang penting saya merasa telah berusaha menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya," tutup Bambang.

(mdk/ian)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya

Kolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya

Presiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.

Baca Selengkapnya
Isu Presiden Jokowi Titip Nama Menteri, Gibran: Keputusan di Prabowo

Isu Presiden Jokowi Titip Nama Menteri, Gibran: Keputusan di Prabowo

Gibran menampik jika Presiden Joko Widodo menitipkan nama di kabinte pemerintahan selanjutnya.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Disebut Tidak Bisa Kerja, Prabowo: Saya Saksi Beliau Tidak Ada Istirahatnya

Jokowi Disebut Tidak Bisa Kerja, Prabowo: Saya Saksi Beliau Tidak Ada Istirahatnya

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan bahwa Joko Widodo atau Jokowi bekerja keras dalam menjalankan tugas sebagai Presiden Indonesia.

Baca Selengkapnya
Prabowo Terima Kenaikan Pangkat Jenderal Kehormatan TNI Hari Ini

Prabowo Terima Kenaikan Pangkat Jenderal Kehormatan TNI Hari Ini

Kenaikan pangkat istimewa Prabowo diberikan oleh Presiden Joko Widodo pada Rapim TNI.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Sosok Jenderal TNI Usulkan Prabowo Jadi Bintang Empat ke Jokowi

Terungkap, Ini Sosok Jenderal TNI Usulkan Prabowo Jadi Bintang Empat ke Jokowi

Presiden Jokowi sebut sosok jenderal ini yang usulkan Prabowo mendapat pangkat Jenderal Kehormatan bintang empat.

Baca Selengkapnya
Cucu para Jenderal TNI Teruskan Darah Militer, Sosok Sang Kakek Tak Sembarangan

Cucu para Jenderal TNI Teruskan Darah Militer, Sosok Sang Kakek Tak Sembarangan

Cucu para Jenderal TNI Teruskan Darah Militer, Sosok Sang Kakek Tak Sembarangan

Baca Selengkapnya
Di Depan Dua Jenderal TNI Purnawirawan, Prabowo Bongkar Sosok Presiden Jokowi

Di Depan Dua Jenderal TNI Purnawirawan, Prabowo Bongkar Sosok Presiden Jokowi

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto berkampanye di Manado, Sulawesi Utara. Pada kesempatan itu, hadir dua Jenderal TNI Purnawirawan

Baca Selengkapnya
Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen

Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen

Istana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.

Baca Selengkapnya