Merdeka.com - Situasi pasca kemerdekaan di Bogor, Cianjur dan Sukabumi diwarnai banyak pertempuran antara tentara Inggris dan pejuang. Di tengah kondisi ini, gerombolan perampok bersenjata memanfaatkan situasi untuk menjalankan aksi mereka. Rakyat pun makin menderita.
Sekitar bulan April 1946, Tentara Republik Indonesia menemukan dua orang wanita dan anak-anak yang tinggal di sebuah rumah di perkebunan Cisarua. Total ada 12 orang termasuk seorang bayi. Hal ini sangat berbahaya di tengah kondisi pertempuran dan bandit yang berkeliaran.
Laporan tersebut sampai pada Kepala Staf Resimen Bogor, Mayor Alex Kawilarang. Dia segera memerintahkan Letnan Satu Sukma untuk mengevakuasi wanita dan anak-anak itu dengan truk ke Bogor agar lebih aman.
Celakanya tak lama kemudian tentara Inggris malah menyerang pasukan Letnan Sukma. Inggris rupanya kesal karena patrolinya sering disergap di wilayah tersebut. Upaya evakuasi wanita dan anak-anak di perkebunan terpaksa ditunda.
Di saat pasukan Letnan Sukma tengah bertempur dengan Inggris, para perampok mendatangi rumah tersebut pada malam hari. Dua orang ibu dan enam anaknya tewas dibantai. Cuma tiga anak yang berhasil melarikan diri. Sementara bayinya dinyatakan hilang.
Jenazah para korban dibawa dengan ambulans ke Rumah Sakit di Bogor. Mayor Kawilarang geram melihat kekejaman para perampok itu.
"Kami menyaksikan mayat-mayat yang sudah dibersihkan dan jelas kelihatan bekas bacokan di wajah dan tubuh mereka," kata Mayor Alex Kawilarang dalam buku biografinya Untuk Sang Merah Putih yang ditulis Ramadhan KH.
Mayor Kawilarang memutuskan segera mengejar bandit-bandit itu. Dia ditemani satu regu pasukan dari Batalyon Ibrahim Adjie, polisi, dan beberapa laskar KRIS. Mereka naik truk memburu perampok kejam itu.
Dari seorang polisi, diperoleh keterangan kepala perampok tinggal di Cibulan, sementara anggotanya berkumpul di Selatan Megamendung.
Advertisement
Di rumah yang dipastikan sebagai tempat kepala perampok, pasukan TNI melakukan pengepungan berbentuk L di depan rumah. Mayor Kawilarang memegang pistol di tangan kiri sementara di tangan kanan membawa kelewang.
Dia mengetuk pintu rumah. Ada orang di dalam. Namun cukup lama orang itu membuka pintu, pelan-pelan sekali.
Betapa terkejutnya dia melihat seorang perwira TNI di depan pintu rumah. Segera pintu itu dibantingnya. Mayor Kawilarang melepaskan sebuah tembakan dengan cepat.
"Tak saya nantikan lagi, saya lepaskan sebuah peluru," kenangnya.
Dor! Dor! Si kepala perampok membalas tembakan itu dengan dua kali tembakan pistol dari dalam rumah. Cuma pintu kayu yang membatasi aksi saling tembak mereka.
Pintu rumah dibuka setelah tembakan usai. Rupanya kepala perampok berhasil melarikan diri lewat pintu belakang yang tak dijaga. Di lantai, Kawilarang menemukan darah berceceran.
Kawilarang menemukan tiga lubang peluru di pintu. Satu agak tinggi, sementara dua lainnya di kiri dan kanan. Sadarlah dia, peluru si perampok tadi rupanya lewat dekat sekali dengan tubuhnya di sebelah kiri dan kanan.
Dia juga melihat dua selongsong peluru yang tadi ditembakan oleh perampok tersebut. Selongsong itu kemudian disimpannya sebagai kenang-kenangan.
"Tuhan yang menyelamatkan saya," katanya dengan rasa syukur.
Beberapa waktu kemudian, Kawilarang menerima kabar kepala perampok tersebut tewas di sebuah rumah tak jauh dari lokasi penyergapan. Ternyata tembakan Kawilarang tepat mengenai leher bandit tersebut.
Selain menembak mati kepala perampok, pasukan tersebut juga berhasil menembak mati dan menangkap anggota gerombolan lainnya di Megamendung. Dipastikan mereka adalah perampok yang sering mengganggu rakyat dan melakukan kejahatan.
Namun Kawilarang juga berduka. Dari pihak TNI, seorang prajurit anak buah Ibrahim Adjie gugur saat penyergapan.
Advertisement
Taruna Akmil Apes, Orang Pakai Baju Lusuh Dikira Pembantu, Tahunya Jenderal TNI!
Sekitar 18 Jam yang laluDi Mata Anak Buah Saat Perang, Soeharto Seolah Kebal Peluru, Benarkah?
Sekitar 19 Jam yang laluMayor TNI Temukan Harta Karun Tentara Jepang di Bogor, Isinya Emas Permata
Sekitar 1 Hari yang laluTerungkap, Tukang Rokok di Depan Rumah Menteri Pertahanan Ternyata Intel
Sekitar 3 Hari yang laluSosok Pengkhianat Terbesar China, Satu Negara Hancur Karena Serakah & Mesum
Sekitar 3 Hari yang laluKisah Lucu Paspampres Refleks Lari Mengawal R-1, Lupa Sedang Nikahkan Anak
Sekitar 4 Hari yang laluTak Mau Hadiri HUT PKI, Jenderal Yani 'Gerilya' ke Jawa Barat, Ini Alasannya
Sekitar 4 Hari yang laluMisi Rahasia Pilot Jet Tempur Rusia Bantu TNI Mengebom Militer Belanda
Sekitar 5 Hari yang laluPulang Tugas dari Kongo, Pasukan TNI Borong Rolex & Jam Swiss 10 Koper
Sekitar 6 Hari yang laluBung Karno Ingin Baju yang Dipakai Jenderal Yani, ini Komentar Soeharto
Sekitar 6 Hari yang laluPerwira TNI Bertaruh Nyawa Jadi Umpan Sniper Saat Kawal Presiden ke Bosnia
Sekitar 1 Minggu yang laluPrajurit TNI Ketakutan Sudah Pensiun Dicari Jenderal, Endingnya Salut Banget
Sekitar 1 Minggu yang laluJenderal TNI Tolak Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Alasannya Lucu
Sekitar 1 Minggu yang laluRumor Ada Marinir Sediakan Ikan di Bawah Kapal Saat Soeharto Memancing
Sekitar 1 Minggu yang laluMahfud MD Jawab Tudingan Pemerintah Lambat Selesaikan Kasus Hukum
Sekitar 5 Jam yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 7 Jam yang laluKompolnas soal Ancaman Pidana Penyebar Video WNA Nakal: Itu Ajak Warga Jaga Kantibmas
Sekitar 9 Jam yang laluVIDEO: Kapolda Pastikan Mario Dandy Tersangka Pencabulan AG, Hukuman Makin Berat
Sekitar 12 Jam yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 7 Jam yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 5 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 5 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 1 Hari yang laluVaksin Influenza pada Ibu Hamil Bisa Berikan Kekebalan Tubuh pada Janin
Sekitar 4 Hari yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami