Merdeka.com - Diburu bertahun-tahun, salah satu gembong DI/TII Sulawesi itu akhirnya menemui ajal ditangan seorang kopral.
Penulis: Hendi Jo
Selasa, 2 Februari 1965. Unit pasukan para dari Peleton I Kompi D Yon 330/Kujang I pimpinan Peltu Umar Sumarsana bergerak senyap di sekitar Sungai Lasolo. Diam-diam mereka berhasil mengidentifikasi posisi persembunyian pasukan DI/TII pimpinan Kahar Muzakar yang masuk dalam wilayah Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Keberadaan Kahar dipastikan dengan terdengarnya alunan lagu pop Malaysia 'Terkenang Masa Nan Lalu' dari sebuah radio transistor di salah satu dari delapan gubuk milik pemberontak yang berada tepat dekat sungai.
"Sebelum peleton berangkat, memang telah diberi penjelasan bahwa satu-satunya radio yang ada di hutan itu adalah milik Kahar Muzakar," ungkap buku Siliwangi dari Masa ke Masa Edisi ke-3 karya Dinas Sejarah Kodam Siliwangi.
Begitu aba-aba penyergapan dikeluarkan Peltu Umar, pertempuran seru pun terjadi. Saat tengah gencar-gencarnya serangan dari anak-anak Kodam Siliwangi itu, tetiba Kahar muncul dari gubuk nomor lima. Maksud hati akan melarikan diri, namun keburu diketahui oleh Kopral Dua Ili Sadeli.
Tadinya Kopral Ili akan meringkus hidup-hidup sang gembong pemberontak. Namun menyaksikan sang target yang sudah diburu bertahun-tahun itu tengah menggenggam sebuah granat tangan, maka dia langsung mendor tubuh Kahar.
"Tanpa mau ambil risiko, Kopda Ili langsung melepaskan tembakan-tembakan ke arah dada Kahar Muzakar hingga menyebabkannya tewas seketika," demikian menurut Siliwangi dari Masa ke Masa.
Advertisement
Jasad Kahar kemudian dibawa ke Makassar. Beraneka macam respon dari masyarakat Sulawesi Selatan termasuk yang tidak mempercayai bahwa jasad yang berpetimati itu adalah Kahar Muzakar.
Menurut sejarawan Universitas Hassanuddin, A.Suriadi Mappangara, ketidakyakinan itu sejatinya wajar-wajar saja. Beberapa waktu sebelum Insiden Sungai Lasolo, Kahar pernah menyampaikan pesan kepada orang-orang terdekatnya bahwa dia akan pergi jauh.
"Jadi dia pernah bilang: jangan cari saya…" ujar Mappangara.
Hingga kini, kata Mappangara, masih banyak orang Sulawesi Selatan yang tak meyakini bahwa orang yang ditembak Kopda Ili di tepi Sungai Lasolo itu adalah Kahar Muzakar. Salah satu sebabnya: ketidakjelasan makam Kahar hingga kini.
"Orang-orang bertanya-tanya jika memang dia sudah meninggal di mana makamnya. Terlebih beberapa waktu lalu pernah beredar isu bahwa Kahar masih hidup dan kini tinggal di Filipina Selatan," kata Mappangara.
Pihak Siliwangi sendiri sangat menyangkal anggapan itu. Menurut Kopda Ili Sadeli dia sangat yakin jika orang yang ditembaknya adalah Kahar setelah mengaku telah puluhan kali meneliti foto Kahar yang dibekalkan oleh atasannya kepada setiap anggota Peleton I. Sebuah klaim yang dipercaya oleh sejarawan Anhar Gonggong.
"Saya sependapat dengan Pak Ili, kepada saya, Ibu Corrie Von Stenus (salah satu istri Kahar Muzakar) juga mengakui bahwa yang tertembak di Sungai Lasolo itu ya suaminya," ujar Anhar.
Kematian Kahar sempat menjadi berita yang menggegerkan di jagad media Indonesia. TVRI yang saat itu mengirimkan Hendro Subroto, salah satu wartawan perang andalannya, menyiarkan secara eksklusif proses evakuasi jasad Kahar dari tepi Sungai Lasolo ke Makassar. Termasuk penayangan secara dekat jasad Kahar Muzakar.
Presiden Sukarno yang sangat mengenal Kahar, menguatkan pendapat Ili dan Siliwangi. Dia meyakini jika jenazah yang dia lihat lewat tayangan TVRI itu adalah Kahar Muzakar, orang yang dulu semasa era revolusi termasuk pernah dekat dengannya.
"Ya tak salah lagi. Saya tahu pasti, itu Kahar," ujar Sukarno, seperti dikutip jurnalis Hendro Subroto dalam bukunya Perjalanan Seorang Wartawan Perang.
Advertisement
Kelintang Perunggu, Alat Musik Peperangan Melawan Penjajah Kini Terancam Punah
Sekitar 6 Hari yang laluLolos dari Jebakan Gerilyawan Permesta, KKo AL Berhasil Keluar dari Gunung Wiau
Sekitar 2 Minggu yang laluMundur dari TNI, Jenderal Didi Kartasasmita Menjadi Pegawai Negara Pasundan
Sekitar 2 Minggu yang laluTak Akur dengan Pemerintah Pusat, Jenderal Mayor Didi Kartasasmita Mundur dari TNI
Sekitar 2 Minggu yang laluDidi Kartasasmita, Khianati Ratu Belanda Demi Republik Indonesia
Sekitar 2 Minggu yang laluTentara Belanda Takut Penyakit Pes, Pejuang Indonesia Teror Kirim 10 Karung Tikus
Sekitar 2 Minggu yang laluKegetiran Masyarakat Jawa Barat di Era Gerombolan DI/TII Merajalela
Sekitar 2 Minggu yang laluAkibat Disergap Tentara Belanda, Tuanku Imam Bonjol Terluka Parah
Sekitar 2 Minggu yang laluKisah Bung Karno dan Sopirnya: Dari Ditinggal Ngopi Sampai Dikepung Tentara Belanda
Sekitar 2 Minggu yang laluBung Karno Sering Ngutang pada Arief Sopir Taksi Langganannya
Sekitar 2 Minggu yang laluGerah dengan Aksi Letnan Princen, Militer Belanda Bentuk Unit Khusus
Sekitar 3 Minggu yang laluPasukan Letnan Princen Serang Pos Pao An Tui, Hidung Tentara Hilang Kena Peluru
Sekitar 3 Minggu yang laluKetika Pimpinan KNIL Tutup Mata Atas Kebiadaban Kapten Westerling
Sekitar 3 Minggu yang laluBarutunggul, Neraka Tentara Belanda di Dataran Tinggi Ciwidey
Sekitar 3 Minggu yang laluBuntut Kasat Narkoba Karawang Ditangkap, Kompolnas: Dalami Keterlibatan Polisi Lain
Sekitar 13 Jam yang lalu117 Polisi di Sumsel Ditilang, Ada yang Terobos Rambu hingga Pakai Knalpot Bising
Sekitar 1 Hari yang laluSepi Job, Persatuan Dukun Laporkan Pesulap Merah, Ini kata Brigjen Pol Krishna Murti
Sekitar 1 Hari yang laluKabar Terbaru Polwan Cantik Nina Oktoviana, Raih Penghargaan Tertinggi PBB di Afrika
Sekitar 1 Hari yang laluIPW Ungkap Pengaruh Irjen Ferdy Sambo: Buktinya 35 Personel Polri Langgar Kode Etik
Sekitar 2 Jam yang laluPPATK Lapor Bareskrim soal Transaksi Rp200 Juta dari Rekening Brigadir J usai Tewas
Sekitar 9 Jam yang laluHasil Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J Diumumkan Pekan Depan
Sekitar 17 Jam yang laluPujian Terakhir Istri Ferdy Sambo ke Brigadir J
Sekitar 22 Jam yang laluIPW Ungkap Pengaruh Irjen Ferdy Sambo: Buktinya 35 Personel Polri Langgar Kode Etik
Sekitar 2 Jam yang lalu770 Nyala Lilin untuk Brigadir J
Sekitar 6 Jam yang laluPPATK Lapor Bareskrim soal Transaksi Rp200 Juta dari Rekening Brigadir J usai Tewas
Sekitar 9 Jam yang laluReaksi Pengacara Baru Bharada E Dilaporkan Deolipa Terkait Pencemaran Nama Baik
Sekitar 15 Jam yang laluIPW Ungkap Pengaruh Irjen Ferdy Sambo: Buktinya 35 Personel Polri Langgar Kode Etik
Sekitar 2 Jam yang laluPPATK Lapor Bareskrim soal Transaksi Rp200 Juta dari Rekening Brigadir J usai Tewas
Sekitar 9 Jam yang laluReaksi Pengacara Baru Bharada E Dilaporkan Deolipa Terkait Pencemaran Nama Baik
Sekitar 15 Jam yang laluCEK FAKTA: Hoaks Direktur Jenderal WHO Adalah Bapak Antivaksin Sedunia
Sekitar 2 Hari yang laluVaksin Cacar Monyet akan Diproduksi Selama 24 Jam karena Tingginya Permintaan
Sekitar 3 Minggu yang laluCerita 17 Agustus ala Dimas Fani, Kiper PSS yang Bangga Jadi Anggota Paskibra
Sekitar 5 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Sandiaga Salahuddin Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami