Merdeka.com - Setelah tiga belas tahun bergerilya, Dr. Soumokil tertangkap di Pulau Seram. Menyerah, tanpa melakukan perlawanan.
Oleh Hendi Jo
Letnan Jenderal (Purn) Himawan Soetanto masih ingat peristiwa itu. Pada suatu hari di tahun 1975, saat menjadi Panglima Kodam Siliwangi, dia menyematkan Bintang Sakti di dada Letnan Dua (Purn) Ruchiat, eks komandan Kompi II Batalyon 320 Brigade Infanteri 15 Tirtayasa, Banten. Momen penyematan penghargaan tertinggi itu sangat berkesan baginya.
“Sejak dia berhasil menangkap gembong Republik Maluku Selatan (RMS) pada 1963, baru dua belas tahun kemudian Siliwangi memberikan penghargaan kepadanya,” ungkap Himawan dalam suatu wawancara pada 1999.
Perburuan Dr. Christian Robert Steven Soumokil termasuk salah satu perburuan tokoh pemberontak paling lama sepanjang sejarah Indonesia. Memproklamasikan RMS pada 25 April 1950, Soumokil baru bisa diringkus tiga belas tahun kemudian.
Meskipun kekuatan RMS secara militer berhasil dihancurkan pada akhir 1950, namun para sisa-sisa pengikutnya tak henti melakukan gerilya di hutan-hutan Maluku selatan, terutama di Pulau Seram. Termasuk Soumokil, orang yang dianggap sebagai presiden RMS.
Pemerintah Republik Indonesia kemudian meminta TNI untuk menangkap Soumokil secepatnya. Maka pada 10 Mei 1963, Markas Besar TNI di Jakarta mengirimkan Brigade Infanteri 15 Tirtayasa Kodam Siliwangi pimpinan Letnan Kolonel Musa Natakusumah (terdiri dari Batalyon 310, Batalyon 315 dan Batalyon 320) untuk melaksanakan tugas tersebut.
Namun hingga operasi bulan ke-6 di November, Soumokil tidak juga tertangkap. Tak ada cara lain, Musa lalu menugaskan Peleton Cadangan pimpinan Pelda Rukhiyat S. dari Batalyon 320 untuk menjadi tim pemburu khusus Soumokil.
Mereka bergerak pada akhir 29 November 1963 dari markas menuju Komplek H. Asinepe. Besoknya seluruh wilayah disisir anak buah Rukhiyat. Pada saat melaksanakan penyisiran, anak buah Rukhiyat menyaksikan ada asap mengepul ke udara. Namun ketika titik itu didekati, tak ada tanda-tanda pengikut Soumokil berada di wilayah tersebut.
Saat pasukan tengah bersiap tidur, pada sekira pukul 21.00, terdengar ada orang menebang pohon (pukul-pukul sagu). Jarak antara mereka dengan sumber suara diperkirakan hanya 600 meter saja. Penyelidikan pun dilakukan oleh satu regu pasukan pimpinan Sersan Dua M. Suratman.
Karena melakukan gerak pengintaian yang senyap dan perlahan, Regu Suratman baru mendekati sasaran sekira pukul 01.00.
"Ketika sudah dapat diyakini bahwa mereka itu gerombolan, maka Suratman memerintahkan pasukannya untuk menunggu orang-orang itu tertidur," ungkap buku Siliwangi dari Masa ke Masa Edisi III (disusun Dinas Sejarah Kodam Siliwangi).
Barulah empat jam kemudian, Regu Suratman melakukan penyergapan. Tak ada perlawanan dari anak buah Soumokil. Mereka langsung menyerah. Dari lima anggota gerombolan yang tertangkap disita senjata api jenis Lee Enfield dan Owen Gun.
Advertisement
Selanjutnya para tawanan dibawa ke bivak pasukan induk. Setelah mendapat keterangan penting, Rukhiyat memutuskan untuk memimpin sendiri peletonnya menyergap posisi Soumokil.
Maka pada 1 Desember 1963, bersama 12 anak buahnya (tujuh orang ditinggalkan di bivak untuk menjaga para tawanan), sang komandan peleton bergerak menuju tempat persembunyian Soumokil.
Karena sulitnya medan yang dipenuhi batu karang dan keadaan malam yang gelap gulita disertai hujan, maka pasukan Rukhiyat baru tiba di jarak sekira 50 meter menjelang sasaran pada 2 Desember 1963 pukul 03.00. Situasi di gubuk persembunyian Soumokil sendiri tidak memperlihatkan kegiatan yang mencurigakan.
Setelah mengatur posisi pengepungan, dengan berbekal sepucuk pistol dan kawalan dua prajuritnya, Rukhiyat secara hati-hati menyelinap ke gubuk. Di dalam nampak sekelompok orang tengah tidur pulas. Sang komandan peleton tidak lantas membangunkan mereka. Ditunggunya para anggota RMS itu mulai terbangun.
Pukul 05.00, sebagian dari anak buah Soumokil mulai terbangun. Begitu tahu bahwa di sekitar terdapat pasukan TNI yang sedang siap siaga, tanpa banyak pertimbangan mereka pun langsung menyerah. Soumokil berhasil ditangkap tanpa mengeluarkan sebutir peluru pun.
Sore harinya, gembong RMS itu dibawa dengan perahu ke Pantai Sawai. Di sana, Rukhiyat menyerahkan Soumokil kepada komandan kompi-nya, yang kemudian membawanya ke komandan Batalyon 320, Mayor Enjo Martadisastra.
Satu tahun kemudian, Tokoh RMS ini kemudian diadili dan dijatuhi hukuman mati.
[ian]Duet Maut Perwira Polri & TNI Kompak Berantas Judi & Korupsi di Medan
Sekitar 21 Jam yang laluPrajurit TNI Catut Nama Jenderal Saat Kenalan dengan Wanita Cantik, Endingnya Kocak
Sekitar 22 Jam yang laluAjudan Asam Urat Jelang HUT-RI, Sampai Presiden & Ibu Negara Ulek Sendiri Obatnya
Sekitar 1 Hari yang laluJenderal TNI Tanya Prajurit Sudah Pernah Cium Pacar? Jawabannya Bikin Ketawa
Sekitar 1 Hari yang laluSoleh Lemas, Dititipi Keranjang Telur Bebek Ternyata Isinya Granat Dicat Biru
Sekitar 2 Hari yang laluJenderal Mantan Ajudan Soeharto Dicopot, Sampai Tak Diberi Meja Usai Reformasi
Sekitar 2 Hari yang laluTeladan Langka Istri Jenderal Kopassus Hidup Sederhana, Tak Malu Jualan di Rumah
Sekitar 3 Hari yang laluKolonel TNI Garang di Lapangan, Soal Rokok Takut Ketahuan Ibu
Sekitar 3 Hari yang laluPengawalan Soeharto Agar Tak Diculik Tjakrabirawa: Panser & Jip Berpeluncur Granat
Sekitar 4 Hari yang laluCemeti Misterius di Pinggang Soeharto, Tak Pernah Lepas Saat Perang
Sekitar 6 Hari yang laluPrajurit Andjing NICA Ditembak Mati Kawan Sendiri Karena Bebaskan Ayah Komandan TNI
Sekitar 1 Minggu yang laluKisah Lucu Anak Presiden Main Perang-Perangan di Istana, Bikin TNI Se-DKI Panik
Sekitar 1 Minggu yang laluPresiden Sukarno Ungkap Hadiah Paling Seram dari Gadis Cantik, ini Isinya
Sekitar 1 Minggu yang laluLanggar Pantangan Bicara Cabul, Prajurit TNI Tewas di Medan Perang
Sekitar 1 Minggu yang laluJual Miras Oplosan, 2 Warga di Tasikmalaya Terancam Penjara 15 Tahun
Sekitar 5 Jam yang laluJangan Tertipu, Begini Cara Membedakan Oli Asli dan Palsu
Sekitar 9 Jam yang laluBikin Oli Abal-Abal, Komplotan Ini Cuan Rp6,5 Miliar Sebulan
Sekitar 11 Jam yang laluBikin Geleng Kepala, Pria Ini Ikut Seleksi Brimob karena Salah Pencet saat Buka Web
Sekitar 13 Jam yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 6 Hari yang laluPesan Manis Sang Jenderal dan Istri dari Balik Jeruji di Hari Ultah Anak Perempuannya
Sekitar 6 Hari yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 6 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 2 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluMinta Pasokan Serum dan Vaksin Antirabies, Viktor Laiskodat Telepon Menkes
Sekitar 1 Minggu yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 1 Minggu yang laluManajemen Persib Sebut Jumlah Sponsor Tim untuk Liga 1 2023 / 2024 Alami Penurunan
Sekitar 9 Menit yang laluAdvertisement
Advertisement
Darynaufal Mulyaman, S.S., M.Si
Lecturer at Department of International Relations - FISIPOL UKIMeningkatkan Kemajuan ASEAN dalam 50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Korea
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami