Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mundur dari TNI, Jenderal Didi Kartasasmita Menjadi Pegawai Negara Pasundan

Mundur dari TNI, Jenderal Didi Kartasasmita Menjadi Pegawai Negara Pasundan Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo bersama Jenderal Major Didi Kartasasmita. IPPHOS©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Lepas dari profesinya sebagai anggota TNI, Didi Kartasasmita mengabdikan dirinya di Departemen Kesehatan Negara Pasundan. Menolak disebut sebagai tukang seberang.

Penulis: Hendi Jo

Kadung kecewa terhadap para politisi republik yang terlalu dalam mengotak-atik urusan tentara, pada 9 Februari 1948 Jenderal Mayor Didi Kartasasmita mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Sukarno, dengan tembusan kepada Menteri Pertahanan, Panglima Besar TNI dan Kepala Staf Angkatan Perang.

"Saya sendiri yang mengantarkannya langsung ke kantor presiden di Yogyakarta," ungkap Didi dalam otobiografinya, Pengabdian bagi Kemerdekaan (disusun oleh Tatang Soemarsono).

Permohonan itu tak pernah diterima oleh Presiden Sukarno. Bahkan dalam surat jawabannya pada 15 Maret 1948, Presiden Sukarno secara resmi menolak permintaan itu dengan alasan Didi masih dibutuhkan untuk pertahanan negara.

Lima Surat Tak Ditanggapi

Untuk lebih meyakinkan Didi, Presiden Sukarno malah pernah mengutus Kolonel T.B. Simatupang untuk mengurungkan niatnya dengan alasan dia akan dijadikan salah satu delegasi khusus ke Amerika Serikat. Alih-alih merasa tersanjung dengan ajakan itu, Didi malah sudah terlanjur mutung.

"Ketika dulu saya membentuk tentara, saya lakukan demi pengabdian. Karena itu kalau pun hari ini saya akan mundur, tak ada seorang pun yang bisa menghalangi saya," jawabnya kepada Simatupang.

Hingga lima kali melayangkan surat pengunduran diri, permohonan Didi untuk keluar dari TNI tak pernah digubris oleh pemerintah RI. Merasa tidak ditanggapi serius, dalam surat permohonan pengunduran dirinya yang keenam pada 24 Juni 1948, Didi melontarkan 'ancaman'. Jika sampai 1 Juli 1948 dia tidak mendapatkan jawaban jelas, maka selepas waktu itu dia menyatakan diri bukan sebagai anggota TNI lagi.

Demi Bertahan Hidup

Ternyata baru pada 31 Juli 1948, Didi menerima surat balasan dari pemerintah: permohonan pengunduran dirinya dari TNI dikabulkan. Dia diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri dalam pangkat kolonel, bukan sebagai jenderal mayor.

"Entah apa yang menjadi dasar pertimbangan pemerintah menurunkan pangkat saya. Tapi saya tidak peduli soal itu" kata Didi.

Usai mundur dari TNI, Didi memutuskan pulang ke Bandung. Namun saat singgah di Purwokerto, militer Belanda menangkapnya dan langsung mengirimkan Didi ke Jakarta. Setelah beberapa bulan ditahan, dia dilepaskan atas jaminan langsung dari Letnan Jenderal S.H. Spoor. Menurut sejarawan J.A. de Moor, Panglima KNIL itu sangat bergembira begitu tahu Didi telah keluar dari TNI.

"Dalam suratnya kepada Kepala Staf Umum Tentara Kerajaan Belanda Jenderal H.J. Kruls, Spoor memuji dirinya sendiri yang telah berhasil mengusir salah satu 'bajingan' itu dari meja perundingan yaitu Mayor Jenderal Raden Didi Kartasasmita…" ungkap de Moor dalam bukunya, Jenderal Spoor, Kejayaan dan Tragedi Panglima Tentara Belanda Terakhir di Indonesia.

Usai dibebaskan, Didi pulang ke Bandung. Sesampai di tanah kelahirannya itu, beberapa kali dia dibujuk untuk bergabung dengan militer Belanda dan Batalyon Pertahanan Negara Pasundan. Namun ajakan itu ditampiknya secara halus. Seterusnya dia hidup sebagai seorang sipil dan bekerja di lingkungan Kementerian Kesehatan Negara Pasundan.

"Itu saya lakukan untuk sekadar bertahan hidup," ujar Didi.

'Saya Mencintai RI'

TNI tentu saja berang dengan keputusan Didi. Secara terbuka, Nasution sendiri pernah menyebut Didi sebagai “tukang menyebrang” dan orang yang pro federalisme.

"Penyeberangan-penyeberangan terakhir seperti dilakukan Didi Kartasasmita cs. tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap pemerintahan RI,” ungkap Nasution dalam Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid 9.

Untuk yang kedua kali, Didi menampik bahwa dia telah melakukan pengkhianatan terhadap RI. Jika mau, katanya, selepas dari tahanan Belanda dia bisa saja bergabung kembali dengan KNIL atau menerima tawaran menjadi Komandan Batalyon Pertahanan Negara Pasundan.

"Tapi itu tak pernah dilakukan karena saya masih mencintai Republik Indonesia," ujarnya.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jenderal Maruli Simanjuntak Doktrin Ratusan Prajurit TNI: Jangan Berpikir Mau Kaya

Jenderal Maruli Simanjuntak Doktrin Ratusan Prajurit TNI: Jangan Berpikir Mau Kaya

Pesan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) di hadapan ratusan prajuritnya

Baca Selengkapnya
29 Kata-kata Ucapan Selamat Hari Kostrad TNI AD, Penuh Makna Mendalam

29 Kata-kata Ucapan Selamat Hari Kostrad TNI AD, Penuh Makna Mendalam

Hari Kostrad memperingati berdirinya Komando Strategis Angkatan Darat pada tanggal 6 Maret 1961, yang kemudian menjadi bagian penting dalam pertahanan negara.

Baca Selengkapnya
Pemuda Asal Ambon 10 Kali Tes Akhirnya Jadi Tamtama, Kolonel TNI Sampai Kaget 'Kamu Enggak Ada Kerjaan Lain? Enggak Bosan?'

Pemuda Asal Ambon 10 Kali Tes Akhirnya Jadi Tamtama, Kolonel TNI Sampai Kaget 'Kamu Enggak Ada Kerjaan Lain? Enggak Bosan?'

Tak kenal menyerah, sosok anggota TNI ini mengaku sempat gagal 10 kali sebelum akhirnya menjadi abdi negara.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pesan Tegas Jenderal TNI ke Prajurit Jelang Pemilu 2024

Pesan Tegas Jenderal TNI ke Prajurit Jelang Pemilu 2024

Kasad meminta jika ada prajurit yang tidak netral untuk segera melaporkan ke institusi TNI.

Baca Selengkapnya
Diduga Sakit Hati, Sekuriti Basarnas Mamuju Tikam Rekan Kerja 32 Kali

Diduga Sakit Hati, Sekuriti Basarnas Mamuju Tikam Rekan Kerja 32 Kali

Polisi menyebut, ada dua motif pelaku hingga nekat menikam korban sampai 32 kali. Apa itu?

Baca Selengkapnya
Jenderal TNI Bintang 4 Mutasi 61 Perwira, Salah Satunya Kadispenau

Jenderal TNI Bintang 4 Mutasi 61 Perwira, Salah Satunya Kadispenau

Kadispenau kini dijabat Marsekal Pertama TNI Bambang Juniar Djatmiko.

Baca Selengkapnya
Panglima TNI Kedatangan Tamu Juniornya yang Kini Jabat Menteri, Sosoknya Gagah Gak Ada Obat

Panglima TNI Kedatangan Tamu Juniornya yang Kini Jabat Menteri, Sosoknya Gagah Gak Ada Obat

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto kedatangan tamu menteri. Ini sosoknya sampai disorot warganet.

Baca Selengkapnya
Komandan Terjun Langsung, Begini Patroli Pasukan TNI AU Amankan Aset Tanah Negara

Komandan Terjun Langsung, Begini Patroli Pasukan TNI AU Amankan Aset Tanah Negara

Berikut potret Komandan terjun langsung saat patroli pasukan TNI AU amankan aset tanah negara.

Baca Selengkapnya
Anggota TNI Bersenjata Disiram Air saat Melintas, Ternyata Punya Makna Mendalam

Anggota TNI Bersenjata Disiram Air saat Melintas, Ternyata Punya Makna Mendalam

Berikut momen tak terduga prajurit TNI bersenjata disiram air warga saat melintas.

Baca Selengkapnya