Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Misi Sukses, Benny Moerdani Dipuji Perdana Menteri Malaysia Sampai Diberi Jam Rolex

Misi Sukses, Benny Moerdani Dipuji Perdana Menteri Malaysia Sampai Diberi Jam Rolex Misi Perdamaian Benny Moerdani di Malaysia. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Pertengahan tahun 1965, berlangsung pertandingan golf rahasia di Bangkok. Setelah bertanding golf, dilakukan pembahasan rencana perdamaian antara Indonesia danMalaysia.

Dalam pertemuan tersebut perwakilan Malaysia adalah Abdul Razak. SedangkanIndonesia diwakili Des Alwi dan juga Benny Moerdani.

"Pertemuan ini kami bikin sangat rahasia, mengingat banyak tokoh-tokoh lain tinggal di hotel yang sama. Kami tentu tak ingin, kontak sepenting ini bocor keluar," kata Des Alwi yang ditulis Julius Pour dalam buku Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan.

Perkenalan Razak dengan Benny membuahkan banyak hal penting. Malaysia menjanjikan akan segera mengatur pembebasan para anggota militer yang tertangkap di Malaysia. Abdul Razak juga terkesan dengan penampilan Benny. Seorang perwira muda yang sangat cocok untuk merintis pembicaraan ke arah perdamaian.

"This is the type of officer I like. You see, just like Benny Moerdani," puji Abdul Razak.

Misi perdamaian yang direncanakan oleh tokoh-tokoh militer ini pada akhirnya terdengar juga oleh Bung Karno. Saat mengetahui bahwa Benny lah yang ditugaskan sebagai Chief Liaison Officer Pemerintah Indonesia di Kuala Lumpur, Bung Karno tak begitu kaget.

"Wah, kalian akan menjadikan Benny diplomat ya?" tutur Bung Karno yang ditulis oleh Julius Pour.

Strategi Mendarat di Malaysia

Pengiriman misi perdamaian Indonesia dan Malaysia ini harus tetap dirahasiakan. Benny selaku Chief Liaison Officer segera merancang skenario. Skenario yang dirancang Benny, pertama menyiarkan berita tentang kedatangan tim perdamaian kepada Malaysia menggunakan radio RRI, berita yang disampaikan dibuat seperti berita keluarga.

"Keluarga Sumolang kepada keluarga Mogot, Bapak dan Ibu Sumolang esok pagi akan menuju Manado." Isi berita yang disiarkan RRI Jakarta ke Malaysia.

Maksud dari berita tersebut adalah memberi kode bahwa pasukan Indonesia akan mendarat ke Malaysia esok harinya.

Skenario kedua, untuk mengelabui media massa Malaysia akan adanya misi rahasia ini, Benny melibatkan Kolonel Sugeng Djarot, atase militer Indonesia di Bangkok, sebagai anggota tim penyambut.

Sugeng Djarot langsung pucat saat Benny memberitahu mereka akan mendarat di Kuala Lumpur. Saat akan mendarat terkejut kembali ketika hanya dia satu-satunya penjemput yang menggunakan seragam TNI lengkap, sedangkan Benny menggunakan pakaian sipil biasa.

"Ben, nek ono opo-opo mengko, iki njur kepiye? (Ben, kalau nanti ada apa-apa lantas bagaimana?)” Tanya Sugeng Djarot panik.

"Nek Bung Karno besuk weruh, sing ditangkep rak yo kono… (yah, kalau Bung Karno besok tahu, yang ditangkap nanti kan anda.)” Jawab Benny bercanda.

"Diancuk…(sialan)," umpat Sugeng Djarot, sambil membalas jabatan tangan dari sejumlah pejabat Malaysia, begitu pesawat Hercules TNI-AU dengan mulus menjejakan roda-rodanya di landasan.

Perwira yang turun dari pesawat ada Laksamana Muda O.B. syaaf, Wakil Panglima I KOLAGA, sebagai pimpinan rombongan. Ada juga Letnan Kolonel Ali Moertopo, Kolonel Yoga Sugomo, Brigadir Jenderal Kemal Idris, Letnan Kolonel Sofyar dan Kolonel Tjokropranolo.

Benny Usulkan Tukar Pesawat untuk Hindari Inggris

Saat pasukan sampai mendarat di Kuala Lumpur, mereka mendapatkan kabar bahwa Tunku Ismail sudah terbang ke Alor Star. Kabar tersebut menimbulkan kepanikan pasukan Indonesia dan juga pejabat Malaysia.

Dengan ketenangan Benny mengusulkan untuk bertukar pesawat, di mana pesawat Hercules mengangkut pejabat Malaysia dan pesawat Fokker Malaysia mengangkut pasukan Indonesia. Hal itu dilakukan untuk menghindari kemarahan Inggris, agar tidak menembak langsung pesawat Indonesia.

Di Alor Star, saat Benny maju untuk memperkenalkan diri, Tunku Ismail langsung tersenyum kepada Benny. Tampaknya, Perdana Menteri Malaysia ini sudah mengetahui latar balakang Benny.

"Oh, so you are the other person…" komentar Tunku Ismail.

Tak disangka Tunku Ismail sangat gembira atas kedatangan pasukan perdamaian dari Indonesia. Tanda kegembiraannya ditandai dengan membagi-bagikan jam tangan Rolex kepada semua yang ada dalam pertemuan tersebut.

Satu bulan setelah pertemuan di Alor Star dengan Tunku Ismail, akhirnya pada tanggal 11 Agustus 1966 ditandatangani piagam Jakarta Accord yang menandai perdamaian antara Indonesia dan Malaysia.

Reporter Magang: Ita Rosyanti

 

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menteri 'Ujung Tombak' Jokowi Kompak Kenakan Busana Hitam saat Nyoblos, Ada Apa?

Menteri 'Ujung Tombak' Jokowi Kompak Kenakan Busana Hitam saat Nyoblos, Ada Apa?

Sri Mulyani diandalkan dalam mengurus keuangan negara, Basuki menjadi tumpuan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur.

Baca Selengkapnya
Jamuan Minggu Malam: NasDem Bilang Jokowi yang Undang, Istana Sebut Surya Paloh yang Minta

Jamuan Minggu Malam: NasDem Bilang Jokowi yang Undang, Istana Sebut Surya Paloh yang Minta

Belum diketahui apa pembicaraan antara Surya dengan Jokowi dalam pertemuan itu.

Baca Selengkapnya
Punya Ratusan Mobil Mewah, Ini Pekerjaan Sultan Ibrahim Iskandar Sebelum Dinobatkan Jadi Raja Malaysia

Punya Ratusan Mobil Mewah, Ini Pekerjaan Sultan Ibrahim Iskandar Sebelum Dinobatkan Jadi Raja Malaysia

Bloomberg pernah menulis bahwa Sultan Ibrahim juga memiliki seperempat saham U Mobile, sebuah provider terbesar di Malaysia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Akui Minta Bertemu Megawati: Namanya Silaturahmi dengan Tokoh Bangsa Itu Sangat Baik

Jokowi Akui Minta Bertemu Megawati: Namanya Silaturahmi dengan Tokoh Bangsa Itu Sangat Baik

Jokowi tak membantah dirinya meminta Sri Sultan HB X untuk menjembatani pertemuan dengan Megawati.

Baca Selengkapnya
Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak, Diplomat Asal Solok yang Perjuangkan Kemerdekaan dari Luar Negeri hingga Dipenjara

Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak, Diplomat Asal Solok yang Perjuangkan Kemerdekaan dari Luar Negeri hingga Dipenjara

Berprofesi sebagai diplomat dan menjadi utusan Jong Sumatranen Bond ini turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari luar negeri bersama tokoh lainnya.

Baca Selengkapnya
Capres Ini Saat Kecil Menangis Dimarahi Ketika Ambil Barang Bapaknya: Biar Cuma Satu, Tapi Ini Punya Negara

Capres Ini Saat Kecil Menangis Dimarahi Ketika Ambil Barang Bapaknya: Biar Cuma Satu, Tapi Ini Punya Negara

"Mati-matian aku berusaha menelan suara tangis. Aku sungguh-sungguh menyesal," ujarnya.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK

Presiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK

Pihak Istana masih menunggu pembuktian atas tuduhan yang disampaikan persidangan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat

Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat

Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat

Baca Selengkapnya
Timnas AMIN Pastikan Anies Baswedan Selamat dari Kecelakaan

Timnas AMIN Pastikan Anies Baswedan Selamat dari Kecelakaan

Rombongan calon presiden 01 Anies Baswedan terlibat kecelakaan beruntun di Sumenep.

Baca Selengkapnya