Misi Rahasia Wakil Presiden RI: Menyamar dan Minta Dukungan Senjata ke India

Merdeka.com - Kondisi Indonesia tengah genting. Perlu dukungan senjata dari negara lain. Sosok istimewa pun dikirim ke luar negeri dengan cara menyamar.
Kisah ini terjadi tahun 1947. Saat itu RI tengah bersiap menghadapi kemungkinan serangan dari Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia.
Sebuah pesawat Dakota yang dipiloti Patnaik, seorang India mendarat di Bukittinggi. Membawa misi khusus dari Presiden Soekarno di Yogya untuk Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Saat itu hubungan Indonesia dan India sangat erat. Bung Karno meminta Bung Hatta terbang ke India dan menemui Perdana Menteri Jawaharlal Nehru. Menanyakan apakah India bisa membantu Indonesia jika agresi militer Belanda terjadi.
Bung Hatta sendiri adalah sahabat dekat Nehru sejak lama. Keduanya saling mengenal sejak tahun 1927 di Brussels dalam organisasi menentang kolonial.
Menyamar Sebagai Kopilot
Selain surat dari Bung Karno, Patnaik juga membawa pakaian kopilot dan paspor palsu atas nama Abdullah untuk Bung Hatta. Misi ini tidak boleh diketahui mata-mata Belanda.
Tentu saja Bung Hatta tidak benar-benar menerbangkan pesawat selama misi itu.
"Orang yang benar-benar menjadi kopilot adalah Adisutjipto," kenang Bung Hatta dalam memoarnya Untuk Negeriku, Sebuah Otobiografi.
Dari Bukittinggi mereka terbang ke Kuala Lumpur. Di sana mereka menginap semalam di sebuah hotel. Manajer hotel itu kebetulan orang Inggris. Dia sedikit heran kenapa kopilot diberi kamar yang paling bagus?
Abdullah atau Hatta?
Dari Kuala Lumpur, mereka terbang ke Rangoon, Kalkuta lalu ke Delhi. Waktu Bung Hatta tiba di sana, negara itu tengah mengalami masa peralihan kekuasaan dari Inggris ke pemerintah India.
Jawaharlal Nehru telah menjadi Perdana Menteri, tetapi militer masih berada di tangan Inggris dan belum diserahkan.
Nehru tidak tahu Hatta sudah berada di India. Patnaik hanya memberitahukan ada seorang bernama Abdullah dari Indonesia yang akan menyampaikan pesan.
Peristiwa lucu pun terjadi. Saat Nehru keluar dan melihat Bung Hatta dia terkejut dan marah pada Patnaik.
"Mohammad Hatta yang ada di sini, mengapa kau katakan Abdullah yang tidak terkenal yang datang," kata Nehru.
Nehru memeluk Bung Hatta dan saat itulah Patnaik menjelaskan kenapa Hatta datang sebagai Abdullah ke India.
Minta Bantuan Senjata
Dalam pertemuan itu, Bung Hatta menyampaikan maksud kedatangannya. Apakah India bisa mengirimkan senjata untuk membantu perjuangan Republik Indonesia jika Belanda kembali menyerang?
Sayang sekali permintaan itu belum bisa dipenuhi Nehru. Alasannya senjata-senjata masih berada di tangan Inggris. Namun India berjanji akan membantu perjuangan diplomatik Indonesia di dunia internasional.
Nehru berpendapat pukulan Belanda itu akan menguatkan posisi Indonesia di PBB. Negara-negara lain akan bersimpati pada perjuangan Indonesia yang kedaulatannya dilanggar oleh Belanda.
"Sekali pun Republik Indonesia akan menderita, kena pukulan yang hebat, namun Republik Indonesia yang sudah ada tidak dapat dihapus dari peta dunia," kata Nehru.
Bung Hatta bisa menerima penjelasan Nehru. Dia pun yakin perjuangan diplomasi akan memperkuat posisi Indonesia.
Di India, Bung Hatta juga sempat menemui Mahatma Gandhi. Keduanya sempat berdiskusi dan ucapan Gandhi pun kembali menguatkan Hatta.
"Bagaimana pun agresifnya Belanda, Indonesia akan menang," kata Gandhi.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Doa Sholat Tahajud Lengkap Beserta Tata Cara dan Waktu Pengerjaannya
Doa dan tata cara sholat tahajud yang lengkap bisa dipraktikan umat Islam.
Baca Selengkapnya


Panglima TNI Promosikan Jenderal Darah Kopassus Kawan Seangkatan, Kini Pimpin Baret Hijau
Berikut sosok Jenderal berdarah Kopassus yang kini pimpin baret hijau.
Baca Selengkapnya


10 Potret Terbaru Chelsea Islan Ramai Disebut Makin Gemoy, Netizen 'Lagi Hamil?'
Penampilan terbaru Chelsea Islan sukses mencuri perhatian. Tubuhnya kini semakin berisi
Baca Selengkapnya


Penampilan Keren Menteri Jokowi Pergi ke Kebun, Naik Mobil Hardtop Tua Lewati Jalanan Licin
Menteri Yasonna Laoly menikmati akhir pekan di Medan dengan mengendarai mobil hardtop tua sambil mengasah kembali kemampuan menyetirnya.
Baca Selengkapnya


Potret Cantik Dine Mutiara Dampingi Sahrul Gunawan Dinas, Ngaku Simulasi Jadi PNS tapi Nangis Sepanjang Acara
Dulu, banyak yang menganggap Dine Mutiara hanya ingin mencari popularitas lewat suaminya.
Baca Selengkapnya

Momen Ibu Baru Belajar Memasak Nasi, Dedi Mulyadi 'Generasi Sekarang Enggak ada yang Bisa Ngejo'
Terbaru, Kang Dedi memamerkan momen saat istrinya sedang belajar memasak nasi. Penasaran seperti apa momennya?
Baca Selengkapnya

Bumi 'Berdarah', Fenomena Aneh yang Hanya Bisa Dilihat dari Kejauhan
Berikut adalah foto Bumi 'Berdarah' yang diabadikan NASA.
Baca Selengkapnya

Mengurai Awal Mula Muncul Polemik Format Debat Capres-Cawapres
Polemik adanya perubahan format debat capres cawapres kian memanas. Timnas AMIN dengan TKN Prabowo-Gibran saling lempar bola panas.
Baca Selengkapnya

Sejarah 4 Desember 1676: Pecahnya Pertempuran Lund, Perang Paling Berdarah di Skandinavia
Pada 4 Desember 1676, pasukan Swedia dan Denmark terlibat dalam perang yang nantinya dikenang sebagai pertempuran paling berdarah dalam sejarah.
Baca Selengkapnya

Coba Bisnis Ekspedisi, Minim Risiko Hingga Perputaran Uang Cepat
Bisnis ekspedisi bisa memiliki kelebihan tersendiri, salah satunya minim risiko.
Baca Selengkapnya

Proyek IKN Dikritik, Bahlil Balas Sentil Anies Hanya Cocok jadi Gubernur Jakarta
Bahlil menyindir Anies Baswedan yang dianggap lebih cocok maju sebagai Calon Gubernur dari pada maju di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya

Petani Masih Susah, Anies Baswedan Janji Berantas Mafia Pangan Jika Jadi Presiden
Petani Masih Susah, Anies Baswedan Janji Berantas Mafia Pangan Jika Jadi Presiden
Baca Selengkapnya