Meski Hatinya Pernah Terluka, Inggit Garnasih Tetap Bela Sukarno: Lelananging Jagad

Rabu, 15 Maret 2023 07:06 Reporter : Merdeka
Meski Hatinya Pernah Terluka, Inggit Garnasih Tetap Bela Sukarno: Lelananging Jagad Inggit Garnasih. Buku Perempuan dalam Hidup Soekarno©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Rasa cinta Inggit Garnasih kepada Sukarno tak luntur meskipun hatinya sudah disakiti. Inggit masih membela Sukarno hingga masa tuanya.

Rasa cinta dan kasih seolah masih tertanam di lubuk hatinya. Foto sang mantan suami masih terpampang di dinding kamarnya.

Keberadaan foto ini seolah tak menggambarkan luka yang pernah dirasakan dulu saat Bung Besar meninggalkannya. Kepribadian dan pemikiran Bung Besar masih tertanam jelas di hati Inggit.

"Di kamar kecil dan sederhana milik Ibu Inggit terpanjang sebuah foto Bung Karno tersenyum manis, dan sebuah teropong dan perangkat makan sirih serta sebuah pispot," tutur Mahbub Djunaidi saat datang mewawancarai Inggit, seperti tertulis dalam buku Bung Karno antara Mitos dan Demitologi.

2 dari 4 halaman

Inggit Membela Sukarno

Wawancara Inggit dengan Mahbub Djunaidi itu dilakukan pada tahun 1980, saat usia Inggit 92 tahun. Wawancara itu dilakukan untuk menanyakan pada Inggit terkait kabar adanya surat dari Sukarno yang meminta ampun dan menyerahkan kepada Belanda. Persoalan yang saat ini diperdebatkan.

"Itu mah pamali buat si Kus (panggilan Sukarno) minta ampun segala macam kepada Belanda. Aneh, baru sekarang ini dengar si Kus menulis surat aneh-aneh begitu. Mengeluh pun si Kus tidak pernah. Ibu besuk ke penjara Sukamiskin seminggu sekali," ucap Inggit penuh keyakinan.

Inggit ada di pihak Sukarno. Dia meyakini, mantan suaminya itu bukan orang rendahan yang mau tunduk pada penjajah. Inggit tak yakin soal kebenaran surat itu.

"Tidak percaya, tidak percaya sama sekali tidak. Kusno itu lelaki kanglanging jagad (Lelananging Jagad). Itu omongan aneh, baru sekarang ibu dengar," tegas Inggit.

Dalam mitologi Jawa, Lelananging Jagad merupakan sebutan untuk pria sangat tampan, sakti, berwibawa serta sekaligus memiliki sifat satria. Dalam kisah pewayangan, sebutan ini melekat dalam diri Arjuna.

3 dari 4 halaman

Hati Inggit yang Tersakiti

Pernyataan Inggit yang masih membela Sukarno meskipun telah disakiti, memberi pesan ke publik mengenai kebesaran cintanya pada sang mantan suami. Inggit adalah salah satu istri Sukarno yang hatinya pernah terluka dalam.

Saat itu, Bengkulu menjadi mimpi buruk bagi Inggit. Di kota ini, hatinya dipatahkan oleh laki-laki yang paling dicintai. Inggit merasa hatinya hancur manakala Bung Besar menyatakan keinginan memiliki keturunan.

Saat itulah air matanya mengalir deras. Kesedihannya terpaksa disembunyikan. Inggit sadar permintaan suaminya tak mungkin dia wujudkan.

"Oh Gusti Allah aku harus kuat menahan tekanan yang ku derita, nasibku, maduku. Allahuakbar," kata Inggit dalam hati.

Kesedihan itu Inggit simpan rapat-rapat sendiri tanpa bercerita kepada siapapun. Karena Omi, anak angkatnya yang biasa menjadi tempatnya berkeluh kesah, tidak berada di sampingnya saat itu.

4 dari 4 halaman

Kesedihan Makin Dalam

Tak disangka kesedihan kembali menghampiri Inggit. Sukarno kembali mengutarakan keinginannya memiliki keturunan. Ada permintaan lain yang disampaikan.

Permintaan yang membuat hati Inggit semakin hancur. Sukarno mengutarakan keinginannya menikahi Fatmawati. Seorang gadis yang selama ini disayangi seperti anak kandungnya sendiri.

Inggit tidak menyangka. Koesno-nya tega melakukan itu padanya. Sukarno tetap bersikeras menikahi Fatmawati tanpa meninggalkan Inggit. Tentu saja keinginan itu sangat ditentang Inggit.

Pada akhirnya Sukarno menceraikan Inggit demi untuk menikahi Fatmawati. Sukarno lupa bahwa Inggit yang telah menemaninya melalui berbagai masa sulit.

Reporter Magang: Ita Rosyanti

[noe]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini