Merdeka.com - Sekutu marah besar di Bandung. Para pimpinan tentara Indonesia di Jawa Barat dianggap tidak kooperatif dan melakukan pembangkangan.
Penulis: Hendi Jo
Suatu hari di bulan Maret 1946. Panglima Komandemen Jawa Barat Jenderal Mayor Didi Kartasasmita dan Panglima Divisi III Kolonel A.H. Nasution dipanggil Perdana Menteri Sutan Sjahrir ke Jakarta.
Dalam pertemuan yang dilakukannya secara terpisah itu, Sjahrir menyatakan agar Tentara Repoeblik Indonesia (TRI) di Jawa Barat bersikap taktis dan tidak menghambur-hamburkan kekuatan untuk melawan Inggris yang sebenarnya bukan musuh Republik Indonesia.
"Kerjakan saja. TRI kita adalah modal yang harus dipelihara, jangan sampai hancur dahulu. Harus kita bangun untuk kelak melawan NICA," ujar Sjahrir seperti dikutip A.H. Nasution dalam Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid III: Diplomasi Sambil Bertempur.
Selesai menghadap Sjahrir, Jenderal Mayor Didi dan Mayor Achmad Sukarmawidjaja bertolak kembali ke Bandung menggunakan pesawat Inggris. Begitu mendarat di Lapangan Terbang Andir, Didi ingat mereka dijemput seorang ajudan dari Jenderal Mayor D.C. Hawthorn (Komandan Pasukan Sekutu di Jawa) bernama Letnan Kolonel van der Post.
Sebelum bertemu Hawthorn, van der Post sengaja mengajak Didi dan Achmad berkeliling kota Bandung. Mereka berdua diperlihatkan bagaimana akibat serangan-serangan mortir TRI terhadap pemukiman sipil dan betapa kuatnya angkatan perang Sekutu di Bandung.
"Nah, Jenderal, coba pasukan anda disuruh untuk mundur dari Bandung," ujar Post.
Alih-alih merasa ciut, Didi malah mengatakan jika permintaan Post itu sangat mustahil dilakukannya. Dia membayangkan akan kehilangan muka para prajurit TRI jika harus mengikuti permintaan Inggris itu.
"Tidak bisa. Saya tidak bisa menyuruh mereka mundur dari Kota Bandung," jawab Didi seperti diungkapkan dalam otobiografinya, Didi Kartasasmita, Pengabdian Bagi Kemerdekaan (disusun oleh Tatang Sumarsono).
Advertisement
Post terperangah mendengar sikap kepala batu Didi itu. Beberapa saat kemudian, dia melaporkan sikap Didi itu kepada Hawthorn. Bukan main marahnya jenderal terkemuka Inggris tersebut. Itu dibuktikan dengan sikapnya yang tidak ramah ketika bertemu Didi: melengos saat diajak bersalaman.
"Dari beberapa arsip yang kemudian saya baca, Hawthorn malah memerintahkan anak buahnya menangkap saya setelah itu," ungkap Didi.
Sjahrir juga dikabarkan kecewa berat dengan penolakan yang dilakukan Didi. Rupanya dengan mengindahkan permintaan Sekutu, dia berharap ada kemenangan politik yang berhasil diraihnya. Namun Didi tidak sepakat dengan pandangan itu. Menurutnya, kemenangan politik itu tidak sepadan dengan pengorbanan militer yang harus dialami TRI.
"Kalau kita mundur begitu saja, pasti kita dicemooh dunia," ujar Didi.
Sikap Didi itu rupanya setali tiga uang dengan keinginan MBT (Markas Besar Tentara) di Yogyakarta. Ketika Nasution baru tiba (sepulang dari Jakarta) di Markas Divisi III, dia disodori 'kawat dari Yogya' yang memerintahkan TRI di Bandung tidak memilih jalur kompromi.
"Tiap sejengkal tumpah darah harus dipertahankan," demikian bunyi kawat yang diduga merupakan pesan langsung Panglima Besar Soedirman sendiri.
Kawat dari Yogya itu membuat kepala Nasution semakin pusing. Dia lantas mengumpulkan para komandan resimen untuk secepatnya membuat keputusan. Sementara itu di jalanan kota Bandung pertempuran kecil-kecilan dan pengadangan terhadap konvoi-konvoi Sekutu sudah mulai terjadi.
Advertisement
Cemeti Misterius di Pinggang Soeharto, Tak Pernah Lepas Saat Perang
Sekitar 18 Jam yang laluPrajurit Andjing NICA Ditembak Mati Kawan Sendiri Karena Bebaskan Ayah Komandan TNI
Sekitar 1 Hari yang laluKisah Lucu Anak Presiden Main Perang-Perangan di Istana, Bikin TNI Se-DKI Panik
Sekitar 2 Hari yang laluPresiden Sukarno Ungkap Hadiah Paling Seram dari Gadis Cantik, ini Isinya
Sekitar 2 Hari yang laluLanggar Pantangan Bicara Cabul, Prajurit TNI Tewas di Medan Perang
Sekitar 3 Hari yang laluKisah Lucu Kasal, Kasau & Kapolri Ngumpet Merokok, Takut Sama Panglima
Sekitar 3 Hari yang laluTaruna Akmil Apes, Orang Pakai Baju Lusuh Dikira Pembantu, Tahunya Jenderal TNI!
Sekitar 4 Hari yang laluDi Mata Anak Buah Saat Perang, Soeharto Seolah Kebal Peluru, Benarkah?
Sekitar 4 Hari yang laluMayor TNI Temukan Harta Karun Tentara Jepang di Bogor, Isinya Emas Permata
Sekitar 5 Hari yang laluTerungkap, Tukang Rokok di Depan Rumah Menteri Pertahanan Ternyata Intel
Sekitar 1 Minggu yang laluSosok Pengkhianat Terbesar China, Satu Negara Hancur Karena Serakah & Mesum
Sekitar 1 Minggu yang laluKisah Lucu Paspampres Refleks Lari Mengawal RI-1, Lupa Sedang Nikahkan Anak
Sekitar 1 Minggu yang laluTak Mau Hadiri HUT PKI, Jenderal Yani 'Gerilya' ke Jawa Barat, Ini Alasannya
Sekitar 1 Minggu yang laluMisi Rahasia Pilot Jet Tempur Rusia Bantu TNI Mengebom Militer Belanda
Sekitar 1 Minggu yang laluABG 16 Tahun Diperkosa 11 Orang, Polri: Harus Ditangani Sampai Tuntas
Sekitar 6 Jam yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Kronologi Polisi Tangkap Teroris KKB Papua Penembak Brimob
Sekitar 1 Hari yang laluMinim Bukti, Polisi Pelaku Persetubuhan Anak di Parimo Sulteng Belum Jadi Tersangka
Sekitar 1 Hari yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 17 Jam yang laluPesan Manis Sang Jenderal dan Istri dari Balik Jeruji di Hari Ultah Anak Perempuannya
Sekitar 18 Jam yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 3 Hari yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 4 Hari yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 17 Jam yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 1 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluMinta Pasokan Serum dan Vaksin Antirabies, Viktor Laiskodat Telepon Menkes
Sekitar 1 Hari yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 3 Hari yang laluSkuad Persib Dijadwalkan Jalani Tes Medis Sebelum Arungi Liga 1 2023 / 2024
Sekitar 5 Jam yang laluLiga 1: Berkandang Sementara di Stadion Dipta, Arema FC Harap Ada Dukungan Suporter
Sekitar 8 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami