Merdeka.com - Menjelang peristiwa lautan api, Bandung bukan saja dipertahankan kaum Adam semata, tapi juga oleh kaum Hawa yang memiliki mental pemberani.
Oleh: Hendi Jo
Bandung, 6 Desember 1945. Pertempuran di Lengkong berlangsung sengit dan berdarah. Dengan menyertakan kendaraan-kendaraan perang seperti tank Sherman, militer Inggris seolah ingin meratakan wilayah yang dikenal sebagai basis para pejuang Indonesia tersebut.
"Pasukan Inggris juga menggunakan pesawat B-25 dan Mustang untuk menghabisi kedudukan kami," kenang Asikin Rachman, eks pejuang dari Hizboellah.
Karena kondisi kekuatan yang tidak seimbang, banyak korban dari pihak Indonesia berjatuhan. Mereka lantas dikirim ke garis belakang. Upi Suyar masih ingat bagaimana rintihan dan teriakan kesakitan terdengar di gedung penampungan para korban pertempuran di dekat Lengkong.
Ada di antara mereka yang dengan terbata-bata malah ingin menyampaikan pesan terakhir.
Seorang pejuang muda yang baru saja menghembuskan napas terakhir dibawa ke Pos Palang Merah. Sewaktu diperiksa oleh Upi, dari sakunya ditemukan sebungkus kecil garam dan cabai rawit.
"Terharu sekali kami, karena walaupun hanya dengan bekal itu, dia rela berjuang," ungkap Upi Suyar seperti dikutip oleh R.J. Rusady W dalam Tiada Berita dari Bandung Timur, 1945-1947.
Para perempuan muda seperti Upi banyak bertebaran saat itu di palagan Bandung. Mereka adalah anggota Palang Merah yang dikoordinasi oleh batalyon-batalyon TKR (Tentara Keselamatan Rakjat) dan laskar-laskar. Salah satunya adalah unit palang merah yang dibentuk oleh Lasjkar Wanita Indonesia (Laswi).
Ketika Cicadas dibombardir Inggris seminggu setelah Pertempuran Lengkong, wilayah terpadat di Bandung itu bisa dikatakan rata dengan tanah. Akibat pemboman itu, Markas TKR Cicadas dan Gedung Komite Nasional Indonesia Daerah Cicadas hancur berantakan.
Berpuluh-puluh rumah penduduk hancur lebur dan banyak rakyat yang tewas terkena reruntuhan bangunan.
"Usai pemboman itu, sebuah lubang besar menganga muncul di tengah jalan besar," kenang Asikin.
Nyaris berjam-jam, orang-orang tak berani keluar dari persembunyiannya. Barulah pada sore hari, rakyat dan para pejuang bergotong royong mengamankan mayat-mayat yang berserakan dan mencari jasad-jasad yang masih tertimbun reruntuhan.
Hingga malam hari, pencarian terus dilakukan dengan menggunakan penerangan senter dan obor.
Menurut Irna HN Hadi Soewito dalam Lahirnya Kelasykaran Wanita dan Wirawati Catur Panca, pihak LASWI mengirimkan dua regu palang merah dan dua regu tenaga dapur umum untuk menolong korban di Cicadas.
Salah satunya adalah Euis Sa'ariah alias Sartje, yang juga ikut mengangkut mayat korban pemboman dari puing-puing reruntuhan.
"Kondisi mereka sudah banyak yang membusuk. Sampai-sampai (setelah mengangkut mayat-mayat itu), saya tidak bisa makan," ungkap Sartje.
Advertisement
Sartje masih beruntung saat itu tidak ikut terkena hantaman bom pesawat tempur Inggris. Namun ketika bertugas di Majalaya pada Agustus 1946, dia tidak bisa mengelak dari ketentuan takdir.
Ceritanya, suatu siang entah datang dari mana tiba-tiba muncul seorang penjual cendol di depan Markas Laswi di Majalaya. Tak lama setelah tukang cendol itu pergi, sekonyong-konyong pesawat Inggris muncul dan membombardir tempat tersebut.
Salah satu teman Sartje bernama Toeti yang saat itu sedang tidur-tiduran sontak meloncat dan menerobos kepulan asap untuk mencari jalan keluar. Begitu di luar, dia melihat Saartje dengan kepala berdarah-darah tengah berteriak histeris.
"Asrama Laswi kena! Asrama Laswi kena!".
Toeti cepat memburu Sartje. Dia membopong sahabatnya itu ke tempat yang aman dan langsung meminta palang merah menanganinya. Dalam peristiwa itu, Markas LASWI hancur lebur rata dengan tanah.
Empat anggota LASWI tewas, masing-masing adalah Siti Murwani, Siti Fatimah, Lala dan Ida Mursida. Sementara sepuluh orang lainnya luka-luka termasuk Saartje.
"Sampai sekarang pendengaran dia tidak normal lagi, gendang telinganya pecah," kata Toeti ketika saya mewawancarainya pada 2011.
[ian]Setelah Tak Jadi Presiden, Soeharto Menangis Lihat Rakyat Antre Beli Minyak
Sekitar 2 Jam yang laluDuet Maut Perwira Polri & TNI Kompak Berantas Judi & Korupsi di Medan
Sekitar 1 Hari yang laluPrajurit TNI Catut Nama Jenderal Saat Kenalan dengan Wanita Cantik, Endingnya Kocak
Sekitar 1 Hari yang laluAjudan Asam Urat Jelang HUT-RI, Sampai Presiden & Ibu Negara Ulek Sendiri Obatnya
Sekitar 2 Hari yang laluJenderal TNI Tanya Prajurit Sudah Pernah Cium Pacar? Jawabannya Bikin Ketawa
Sekitar 2 Hari yang laluSoleh Lemas, Dititipi Keranjang Telur Bebek Ternyata Isinya Granat Dicat Biru
Sekitar 3 Hari yang laluJenderal Mantan Ajudan Soeharto Dicopot, Sampai Tak Diberi Meja Usai Reformasi
Sekitar 3 Hari yang laluTeladan Langka Istri Jenderal Kopassus Hidup Sederhana, Tak Malu Jualan di Rumah
Sekitar 4 Hari yang laluKolonel TNI Garang di Lapangan, Soal Rokok Takut Ketahuan Ibu
Sekitar 4 Hari yang laluPengawalan Soeharto Agar Tak Diculik Tjakrabirawa: Panser & Jip Berpeluncur Granat
Sekitar 5 Hari yang laluCemeti Misterius di Pinggang Soeharto, Tak Pernah Lepas Saat Perang
Sekitar 1 Minggu yang laluPrajurit Andjing NICA Ditembak Mati Kawan Sendiri Karena Bebaskan Ayah Komandan TNI
Sekitar 1 Minggu yang laluKisah Lucu Anak Presiden Main Perang-Perangan di Istana, Bikin TNI Se-DKI Panik
Sekitar 1 Minggu yang laluPresiden Sukarno Ungkap Hadiah Paling Seram dari Gadis Cantik, ini Isinya
Sekitar 1 Minggu yang laluJual Miras Oplosan, 2 Warga di Tasikmalaya Terancam Penjara 15 Tahun
Sekitar 8 Jam yang laluJangan Tertipu, Begini Cara Membedakan Oli Asli dan Palsu
Sekitar 13 Jam yang laluBikin Oli Abal-Abal, Komplotan Ini Cuan Rp6,5 Miliar Sebulan
Sekitar 15 Jam yang laluBikin Geleng Kepala, Pria Ini Ikut Seleksi Brimob karena Salah Pencet saat Buka Web
Sekitar 17 Jam yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 1 Minggu yang laluPesan Manis Sang Jenderal dan Istri dari Balik Jeruji di Hari Ultah Anak Perempuannya
Sekitar 1 Minggu yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 1 Minggu yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 2 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluMinta Pasokan Serum dan Vaksin Antirabies, Viktor Laiskodat Telepon Menkes
Sekitar 1 Minggu yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 1 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Darynaufal Mulyaman, S.S., M.Si
Lecturer at Department of International Relations - FISIPOL UKIMeningkatkan Kemajuan ASEAN dalam 50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Korea
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami