Kisah Satu Desa Nyaris 100 Persen Pilih PKI Saat Pemilu, Terungkap Ini Alasannya

Merdeka.com - Pemilihan Umum tahun 1955 adalah Pemilu pertama di Indonesia. Di era demokrasi liberal, masyarakat tak cuma memilih anggota DPR, tetapi juga anggota konstituante yang bertugas menyusun undang-undang dasar.
Pesertanya pun tak hanya dari partai politik, tapi juga ormas dan perseorangan atau calon independen.
Dalam Naskah Sumber Arsip Jejak Demokrasi Pemilu 1955 yang diterbitkan ANRI tercatat, Pemilu 1955 diikuti 39 Partai Politik, 23 Organisasi Massa dan 48 calon perorangan.
Partai Komunis Indonesia termasuk di dalamnya. Saat itu PKI belum menjadi partai terlarang. Partai berlambang palu arit ini tumbuh menjadi salah satu kekuatan politik terbesar di tanah air.
Hampir 100 Persen Pilih PKI
Ada kisah unik soal pemilihan umum pertama ini. Menjelang Pemilu 1955, para perwira polisi lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) disebar untuk melakukan penelitian ke berbagai daerah. Termasuk Komisaris Polisi Awaloedin Djamin yang dikirim ke Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Mereka ditugaskan meneliti kondisi masyarakat sebelum, saat pelaksanaan dan sesudah Pemilu 1955.
Awaloedin menjadikan sebuah desa terpencil sebagai tempat penelitiannya. Kondisi Gunung Kidul saat itu masih memprihatinkan. Kondisinya tandus dan gersang. Desa tersebut hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki dan tidak ada akses untuk kendaraan bermotor.
Karena lokasinya yang terpencil, tak ada satu pun anggota partai politik yang pernah berkunjung apalagi berkampanye di desa itu. Tanda gambar Parpol atau Ormas pun tak pernah terpasang jelang pencoblosan.
"Namun anehnya, saat pemilihan dan suara selesai dihitung, ternyata hampir 100 persen warga desa memilih PKI," kata Awaloedin.
Hal ini ditulis mantan Kapolri tersebut dalam biografinya, Awaloedin Djamin, Pengalaman Perwira Polisi, diterbitkan Pustaka Sinar Harapan 1955.
Alasan di Balik Pilih PKI
Awaloedin tentu heran. Kenapa semua masyarakat bisa memilih PKI. Dia pun bertanya pada beberapa warga desa. Apakah mereka mengetahui apa itu PKI? Bagaimana mereka mengenali lambang PKI dalam kertas suara yang memuat banyak gambar parpol tersebut? Ternyata mereka juga sama sekali tidak paham.
"Semua mengatakan tidak mengetahui apa itu PKI," bebernya.
Lalu kenapa semua bisa memilih PKI? Ternyata ada seorang mantan lurah yang sangat berpengaruh di desa tersebut. Warga yang bingung soal Pemilu pun bertanya pada pria itu, mana yang dicoblos?
Dijawab mantan lurah bahwa rakyat bebas memilih partai apa saja. Namun warga kembali mendesak, gambar apa yang bakal dicoblos olehnya?
"Lurah itu menunjukkan gambar palu arit. Dan… pilihan tersebut menyebar ke seluruh desa."
Jadilah semua warga desa mencari lambang palu arit dalam kertas suara, yang ternyata lambang PKI dan mencoblosnya.
Dalam Pemilu 1955, Partai Nasional Indonesia menjadi urutan pertama. PNI mendapat suara 8.434.653 (22,32 persen) dengan perolehan 57 kursi. Disusul Partai Masyumi yang mendapat suara 7.903.886 (20,92 persen) dengan 57 kursi.
Ketiga, Partai Nahdlatul Ulama (NU) mendapat 6.955.141 suara (18,41 persen) dengan perolehan 45 kursi. Lalu Keempat Partai Komunis Indonesia (PKI) yang mendapat 6.179.914 suara (16,36 persen) dengan perolehan 39 kursi.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


4 Desember 2023 Hari Artileri Nasional! Ingin Tahu Sejarahnya dalam TNI?
Artileri memiliki sejarah penting dalam satuan TNI. Lantas sudah tahukah Anda mengenai sejarahnya?
Baca Selengkapnya


Ribut di Hiburan Solo Organ, Personel TNI Melerainya Malah Kena Bogem Mentah dari Warga
Seorang anggota TNI yang sedang melerai keributan di acara hiburan solo organ tiba-tiba dikeroyok brutal oleh warga yang emosi.
Baca Selengkapnya


Heboh Dikabarkan Hamil Anak Kedua, Begini Penjelasan Lesti Kejora
Kabar bahagia datang dari Lesti Kejora yang dikabarkan sedang mengandung buah hati.
Baca Selengkapnya


Potret Cantik Dine Mutiara Dampingi Sahrul Gunawan Dinas, Ngaku Simulasi Jadi PNS tapi Nangis Sepanjang Acara
Dulu, banyak yang menganggap Dine Mutiara hanya ingin mencari popularitas lewat suaminya.
Baca Selengkapnya


Dibangun dari Hasil Kerja Keras, 10 Potret Rumah Baru Bella Shofie yang Mewah Banget Meski Belum Rampung
Bella Shofie dengan senang hati mengundang netizen untuk melihat rumah barunya yang hampir selesai dibangun.
Baca Selengkapnya

Mengurai Awal Mula Muncul Polemik Format Debat Capres-Cawapres
Polemik adanya perubahan format debat capres cawapres kian memanas. Timnas AMIN dengan TKN Prabowo-Gibran saling lempar bola panas.
Baca Selengkapnya

Sejarah 4 Desember 1676: Pecahnya Pertempuran Lund, Perang Paling Berdarah di Skandinavia
Pada 4 Desember 1676, pasukan Swedia dan Denmark terlibat dalam perang yang nantinya dikenang sebagai pertempuran paling berdarah dalam sejarah.
Baca Selengkapnya

Coba Bisnis Ekspedisi, Minim Risiko Hingga Perputaran Uang Cepat
Bisnis ekspedisi bisa memiliki kelebihan tersendiri, salah satunya minim risiko.
Baca Selengkapnya

Proyek IKN Dikritik, Bahlil Balas Sentil Anies Hanya Cocok jadi Gubernur Jakarta
Bahlil menyindir Anies Baswedan yang dianggap lebih cocok maju sebagai Calon Gubernur dari pada maju di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya

Petani Masih Susah, Anies Baswedan Janji Berantas Mafia Pangan Jika Jadi Presiden
Petani Masih Susah, Anies Baswedan Janji Berantas Mafia Pangan Jika Jadi Presiden
Baca Selengkapnya

Cerita Ganjar Pernah Dibisiki Jokowi Jika Jadi Presiden: Gaspol Soal Pangan
Gibran membocorkan salah satu pesan dari Jokowi jika dirinya menang dalam Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya

Sejarah Kelam di Paris, Tulang Manusia Digiling Jadi Tepung untuk Membuat Roti
Sejarah Kelam di Paris, Tulang Manusia Digiling Jadi Tepung untuk Membuat Roti
Baca Selengkapnya