Merdeka.com - Pada Agustus 1892, si Pitung bersama rekannya tertangkap setelah menerima uang 'keamanan' sebesar 50 ringgit dari kepala desa Kebayoran. Namun, mereka berhasil melarikan diri dengan misterius pada tahun 1893 dari penjara Desa Meester Cornelis.
Menurut hasil penyelidikan polisi, pelarian tersebut dibantu oleh empat sipir yang bertugas tapi mereka menyangkalnya, ada juga yang mengaku memberi gancu kepada para tahanan itu. Akhirnya diketahui bahwa para buronan itu menggunakan talang untuk memanjat tembok.
Si Pitung berhasil kabur dan hal ini menjadi perbincangan masyarakat Batavia. Ada dugaan bahwa mereka mengenakan pakaian perempuan saat naik kapal pos Prancis. Dua orang polisi diutus ke atas kapal dengan menyamar sebagai warga sipil tapi tidak berhasil menemukan si Pitung. Imbalan untuk menangkap si Pitung dan Dji-ih semakin besar hingga mencapai 400 gulden.
Pelarian si Pitung dan kawanannya juga menjadi masalah bagi Gubernur Jenderal Hindia-Belanda kala itu. Untuk tindak kejahatannya, Pitung dijatuhi hukuman mati. Namun, mereka mengajukan permohonan grasi. Ketika grasi sedang diproses, mereka justru melarikan diri. Dalam proses grasi tersebut, diketahui nama asli si Pitung dari tanda dangan dokumen tersebut, yakni Salihoen.
Setelah menjadi buron, Pitung sibuk melakukan aksi pembalasan terhadap pada polisi dengan merampok lebih banyak rumah. Menurut catatan Hindia Olanda 15 Agustus 1893, Dji-ih berhasil tertangkap ketika mengunjungi rumah kenalannya di Kebayoran. Ketika itu, Dji-ih yang sedang sakit dilaporkan oleh seseorang ke demang Kebayoran.
Sementara itu, kisah pengejaran Pitung diceritakan dalam Arsip Karesidenan Tangerang (20 September 1893). Dalam catatan tersebut dijelaskan bahwa Pitung dikejar oleh Schout bernama Hinne dan Jaksa Moedjimi. Pada Agustus 1893, Pitung sempat merobohkan anak buah Moedjimi, tetapi tak lama setelahnya Pitung berhasil tertangkap.
Pada Oktober 1893, Pitung berhasil dilumpuhkan. Penangkapan tersebut dilakukan oleh Schout Hinne yang mendengar laporan dari seseorang yang mengatakan bahwa Pitung sedang berada di Kampung Bambu (yang terletak di antara Tanjong Priok dan Meester Cornelis.
Ketika dilakukan pengejaran, ada penyidik yang melaporkan bahwa Pitung sedang menuju kuburan di Tanah Abang. Menurut koran berbahasa Belanda, si Pitung dipancing ke Meester Cornelis oleh anak buah Hinne. Hinne dan para pembantunya mengepung kuburan Tanah Abang.
Para pembantu Hinne, memberi tanda mengenai si Pitung yang memakai celana pendek dan menyandang sarung revolver berpola. Lalu, terjadi baku tembak, si Pitung berlari ke arah Hinne yang tengah menjebaknya. Meskipun Hinne sempat tidak mengenali Pitung, tetapi penangkapan pun berhasil dilakukan.
Advertisement
Sebelum kematiannya, Pitung sempat meminta tuak dan es. Menurut koran berbahasa Belanda, permintaan itu dituruti, tapi menurut koran berbahasa melayu, permintaan tersebut tidak dituruti. Baru setelah itu, keluarga Pitung datang meminta jenazah si Pitung untuk dimakamkan di Kampung Baru.
Koran berbahasa melayu bercerita lebih jauh lagi dengan menjelaskan bagaimana si Pitung memotong rambutnya pada Minggu sore di Pasar Senen. Pernyataan tersebut dihubungkan dengan peristiwa penembakan. Karena menurut keyakinan beberapa versi cerita si Pitung, kekuatan Pitung hilang ketika dia memotong rambutnya.
Schout Hinne pun mendapat penghargaan sebagai 'Broeder van de Nederlandse Leeuw'. Karena berhasil menangkap si Pitung. Hinne bahkan mendapat promosi jabatan. Sementata itu, kuburan si Pitung dijaga oleh para tentara untuk menghindari masyarakat yang berziarah ke kuburan tersebut.
Reporter Magang: Muhammad Rigan Agus Setiawan
[noe]Perlakuan Pasukan Elite Belanda dan Andjing NICA Bikin Pasukan Siliwangi Emosi
Sekitar 13 Jam yang laluCerita Alex Kawilarang Versus Perwira Tentara Elite Belanda
Sekitar 1 Hari yang laluHikayat Depok: Mulai dari Belanda Depok Hingga Punya Presiden Sendiri
Sekitar 1 Hari yang laluCerita Kepanikan Tentara Belanda dan Helm Bertulis Nama Wanita yang Bikin Sedih
Sekitar 2 Hari yang laluDikepung Massa Masyumi di Malang, DN Aidit Akhirnya Minta Maaf
Sekitar 3 Hari yang laluDinas Rahasia Israel di Balik Penumpasan Partai Komunis Indonesia
Sekitar 5 Hari yang laluDulu Jualan Air Minum di Stasiun, Tak Disangka Akhirnya Jadi Jenderal TNI
Sekitar 6 Hari yang laluJejak Etnis Tionghoa dan Tragedi Kanso di Ranah Minang
Sekitar 6 Hari yang laluPresiden Soeharto Berkali-Kali Tahan Promosi Try Sutrisno, Apa Penyebabnya?
Sekitar 1 Minggu yang laluRumah Guntur Sukarnoputra Pernah Dikunjungi Alien
Sekitar 1 Minggu yang laluGara-Gara Salah Beli Pangkat, Letnan Kolonel Disangka Letnan Jenderal TNI
Sekitar 1 Minggu yang laluDihujani Tembakan Hingga Terpojok di Jurang, Prajurit APRA Berwajah Garang Menyerah
Sekitar 1 Minggu yang laluKetika Menhankam Menolak Restoran Italia, Pilih Makan Soto di Pinggir Jalan
Sekitar 1 Minggu yang laluBambang Soeprapto dan Polisi Istimewa dalam Perang Lima Hari di Semarang
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Sopir Angkot Cabul Lancang ke Perempuan Dicari Polisi!
Sekitar 2 Jam yang laluVIDEO: Anggota Provos Lapor Kasus Tanah ke Polda Metro, Malah Diminta Rp 100 Juta
Sekitar 3 Jam yang laluVIDEO: Anggota Provos Bripka Madih Ngamuk Depan Perumahan Elite, ini Penyebabnya
Sekitar 3 Jam yang laluVIDEO: Terungkap Sosok Eks Polisi Penabrak Mahasiswa UI, Mantan Kapolsek & Mau Nyaleg
Sekitar 3 Jam yang laluRaut Bharada E Sampaikan Pembelaan Terakhir Jelang Sidang Vonis
Sekitar 1 Jam yang laluSidang Vonis Bharada E Digelar pada 15 Februari 2023
Sekitar 3 Jam yang laluTuntut Bharada E Lebih Berat dari Putri, Jaksa Dinilai Keliru Pahami Hukum Pidana
Sekitar 3 Jam yang laluLIVE STREAMING: Sidang Duplik Richard Eliezer Tanggapi Replik Jaksa
Sekitar 3 Jam yang laluVIDEO: Wajah Tegang Eliezer di Sidang, Sempatkan Lempar Senyum Manis Sapa Pendukung
Sekitar 1 Jam yang laluSidang Vonis Bharada E Digelar pada 15 Februari 2023
Sekitar 3 Jam yang laluTuntut Bharada E Lebih Berat dari Putri, Jaksa Dinilai Keliru Pahami Hukum Pidana
Sekitar 3 Jam yang laluSidang Vonis Putri Candrawathi Digelar pada 13 Februari 2023
Sekitar 5 Jam yang laluRaut Bharada E Sampaikan Pembelaan Terakhir Jelang Sidang Vonis
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Wajah Tegang Eliezer di Sidang, Sempatkan Lempar Senyum Manis Sapa Pendukung
Sekitar 1 Jam yang laluSidang Vonis Bharada E Digelar pada 15 Februari 2023
Sekitar 3 Jam yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 3 Hari yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 1 Minggu yang laluBRI Liga 1: Persis Resmi Datangkan Satu Bek Baru untuk Atasi Krisis Lini Pertahanan
Sekitar 1 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami