Merdeka.com - Di tengah perang yang mencekam, selalu saja ada pengalaman-pengalaman konyol yang mengundang tawa.
Penulis: Hendi Jo
Cianjur, 1946. Sebagai anggota laskar Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI), siang itu Raden Makmur (kelahiran 1930) ditugaskan komandannya memeriksa setiap penumpang yang baru saja turun dari kereta api di Stasiun Salajambe. Dengan bambu runcing di tangan, dia menjaga pintu peron bersama beberapa kawannya.
Bukan hanya menggeledah barang bawaan setiap penumpang, mereka pun akan mengurus orang yang tidak meneriakan kata 'merdeka' . Jika perlu, mereka akan memukulnya.
Tersebutlah seorang remaja kampung buta huruf. Dia tidak melakukan kewajiban tersebut. Akibatnya, dia digelandang dan ditampar keras oleh Makmur.
"Kang salah saya apa?!" protes sang remaja kampung dalam bahasa Sunda.
"Kamu tidak mengucapkan 'merdeka', tahu!" teriak Makmur sambil memelototkan matanya.
"Merdeka itu apa?" tanya sang remaja lagi.
Sekonyong-konyong ditanya demikian, Makmur kebingungan. Dia lantas menanyakan kepada kawan-kawannya. Semua menggeleng.
"Apa Kang, itu merdeka?"
"Ahhhh! Saya juga tidak tahu! Pokoknya saya diperintahkan komandan begitu ya harus begitu! Kamu jangan melawan saya!" ujar Makmur, pura-pura marah.
Puluhan kilometer dari tempat Cianjur, remaja-remaja seusia Makmur juga bertempur dengan gagah berani melawan tentara Inggris yang terdiri dari pasukan bule, Gurkha (Nepal) dan India (Sikh, Hindustan dan Pakistan). Tetapi ada kalanya, permusuhan itu tiba-tiba harus berkompromi karena rasa lapar.
Seperti yang dialami Aleh (kelahiran 1928), seorang eks anggota Angkatan Pemoeda Indonesia (API). Suatu hari saat mereka tengah berjaga-jaga di batas demarkasi (saat ini di rel kereta api Jalan Sumatera), dua tentara BIA (British India Army) mendekati mereka sambil membawa bendera putih. Ketika sudah dekat terjadilah dialog dalam bahasa isyarat dan 'bahasa Inggris gaya Bandung' saat itu.
Salah seorang serdadu BIA itu menyatakan keinginannya untuk mendapatkan seekor ayam dan akan membelinya dengan harga mahal. Tentunya dia menyatakan itu dalam bahasa isyarat tangan yang melukiskan kepala seekor ayam yang sedang mematuk makanan. Aleh dan kawan-kawannya cepat paham.
"Oh kokok (bunyi ayam dalam bahasa Sunda). Okelah! I kokok you Tommygun (jenis senjata yang biasa dibawa tentara Inggris)," ujar Aleh.
Maka berlangsunglah tawar menawar dalam 'bahasa tarzan' dengan kesepakatan akhir: seekor ayam ditukar dengan beberapa granat tangan dan keju.
Advertisement
Soal 'bahasa Inggris gaya Bandung' itu juga disebutkan dalam buku Saya Pilih Mengungsi: Pengorbanan Rakyat Bandung untuk Kedaulatan karya Ratnayu Sitaresmi, Aan Abdurachman, Ristadi Widodo dan Ummy Latifah Widodo.
Dari pengalaman seorang bekas pejuang Bandung bernama Suparyadi. Mereka mengisahkan tentang upaya-upaya para pejuang Bandung meyakinkan para serdadu BIA asal India yang beragama Islam (sekarang Pakistan) untuk tidak memerangi bangsa Indonesia.
"You muslim, I muslim, teretet no!" teriak remaja tanggung Bandung itu.
Kata 'teretet' tidak asing di kalangan anak-anak Priangan. Itu biasanya ramai diteriakan dalam momen perang-perangan untuk menirukan suara tembakan senjata beneran. Laiknya kata 'dor' dalam bahasa Indonesia atau 'bang' dalam bahasa Inggris.
[noe]Teladan Langka Istri Jenderal Kopassus Hidup Sederhana, Tak Malu Jualan di Rumah
Sekitar 7 Jam yang laluKolonel TNI Garang di Lapangan, Soal Rokok Takut Ketahuan Ibu
Sekitar 8 Jam yang laluPengawalan Soeharto Agar Tak Diculik Tjakrabirawa: Panser & Jip Berpeluncur Granat
Sekitar 1 Hari yang laluCemeti Misterius di Pinggang Soeharto, Tak Pernah Lepas Saat Perang
Sekitar 3 Hari yang laluPrajurit Andjing NICA Ditembak Mati Kawan Sendiri Karena Bebaskan Ayah Komandan TNI
Sekitar 4 Hari yang laluKisah Lucu Anak Presiden Main Perang-Perangan di Istana, Bikin TNI Se-DKI Panik
Sekitar 5 Hari yang laluPresiden Sukarno Ungkap Hadiah Paling Seram dari Gadis Cantik, ini Isinya
Sekitar 5 Hari yang laluLanggar Pantangan Bicara Cabul, Prajurit TNI Tewas di Medan Perang
Sekitar 6 Hari yang laluKisah Lucu Kasal, Kasau & Kapolri Ngumpet Merokok, Takut Sama Panglima
Sekitar 6 Hari yang laluTaruna Akmil Apes, Orang Pakai Baju Lusuh Dikira Pembantu, Tahunya Jenderal TNI!
Sekitar 1 Minggu yang laluDi Mata Anak Buah Saat Perang, Soeharto Seolah Kebal Peluru, Benarkah?
Sekitar 1 Minggu yang laluMayor TNI Temukan Harta Karun Tentara Jepang di Bogor, Isinya Emas Permata
Sekitar 1 Minggu yang laluTerungkap, Tukang Rokok di Depan Rumah Menteri Pertahanan Ternyata Intel
Sekitar 1 Minggu yang laluSosok Pengkhianat Terbesar China, Satu Negara Hancur Karena Serakah & Mesum
Sekitar 1 Minggu yang laluDengar Curhat Ala Jenderal Polisi Kawan Kapolri, Santai Sambil Santap Bakmi Godog
Sekitar 1 Jam yang laluCurhat Anggota Brimob Tak Terima Dimutasi, Padahal Sudah Bantu Cari Dana Rp650 Juta
Sekitar 1 Jam yang laluKehebohan Para Napi Goyang Dangdut sama Polisi, Ucapan Perwira Polri Ngena Banget
Sekitar 1 Jam yang laluPeras Buronan WN Kanada di Bali, 2 Anggota Mabes Polri Diperiksa Propam
Sekitar 3 Jam yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 3 Hari yang laluPesan Manis Sang Jenderal dan Istri dari Balik Jeruji di Hari Ultah Anak Perempuannya
Sekitar 3 Hari yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 5 Hari yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 3 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 1 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluMinta Pasokan Serum dan Vaksin Antirabies, Viktor Laiskodat Telepon Menkes
Sekitar 3 Hari yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 5 Hari yang laluGabung Dewa United, Henhen Herdiana Ikut Doakan Persib Bisa Sukses di Liga 1 2023 / 2024
Sekitar 3 Jam yang laluLiga 1: Manajemen Madura United Curhat Susahnya Daratkan Pemain Baru
Sekitar 4 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami