Merdeka.com - Karena aktivitas politiknya di era pemerintah militer Jepang, Bung Karno sempat diincar militer Inggris untuk dibawa ke pengadilan penjahat perang. Situasi yang membuatnya pergi ke Sukanagara.
Oleh: Hendi Jo
Cianjur, awal Oktober 1945. Suara telepon berdering di rumah tokoh pemuda sekaligus pengusaha Hasjim Ning pagi itu. Ketika diangkat ternyata dari Bupati Cianjur, Mohammad Jasin.
Dia meminta Hasjim untuk datang secepatnya pendopo kabupaten. Ada seorang penting dari pusat yang mau bertemu dengannya, kata Jasin.
Sekitar jam tujuh pagi, Hasjim tiba di pendopo. Di sana, dia sudah ditunggu oleh Bupati Jasin dan Menteri Dalam Negeri R.A.A. Wiranatakusumah, yang juga seorang aristokrat Priangan.
Kepada Hasjim, Menteri Wiranatakusumah menyampaikan situasi Jakarta yang tidak menentu. Banyak desas-desus yang sulit dilacak kebenarannya. Termasuk rumor yang mengatakan bahwa pihak Inggris tengah mengincar Presiden Sukarno untuk kesalahannya yang pernah bekerjasama dengan pihak pemerintah militer Jepang.
"Inggris memang memiliki rencana akan menghadapkan Bung Karno ke meja pengadilan atas tuduhan sebagai penjahat perang," ungkap sejarawan Rushdy Hoesein.
Sukarno memang pernah beberapa kali akan dihabisi oleh pasukan KNIL. Terakhir mobil yang biasa ditumpangi olehnya ditabrak oleh sebuah truk militer sehingga menyebabkan sopir pribadinya terluka parah.
"Mereka mengira aku berada di dalam mobil," ujar Sukarno.
Demi keamanan presiden, kabinet menyepakati Wiranata menjadi pengatur pengungsian Sukarno ke Cianjur. Atas bantuan dari Hasjim Ning, maka diputuskan jika Bung Karno dan keluarganya akan dititipkan di Pesantren Al Basyariah di Kampung Cikiruh, Sukanagara di Cianjur Selatan.
Singkat cerita, dengan diantar oleh Hasjim sendiri, pada suatu malam sesudah magrib, sampailah Bung Karno, Fatmawati dan Guntur di Pesantren Al Basyariah. Mereka ditempatkan di suatu rumah tersendiri dengan dijaga oleh Muntoyo, sopir sekaligus anggota Polisi Istimewa yang menjadi pengawal Bung Karno.
"Sebelum saya kembali ke Cianjur, saya serahkan sepucuk senapan mesin ringan kepada Muntoyo sekaligus secara kilat mengajarkan penggunaannya," ujar Hasjim.
Advertisement
Sukarno memang pernah beberapa kali akan dihabisi oleh pasukan KNIL. Terakhir mobil yang biasa ditumpangi olehnya ditabrak oleh sebuah truk militer sehingga menyebabkan sopir pribadinya terluka parah.
"Mereka mengira aku berada di dalam mobil," ujar Sukarno.
Demi keamanan presiden, kabinet menyepakati Wiranata menjadi pengatur pengungsian Sukarno ke Cianjur. Atas bantuan dari Hasjim Ning, maka diputuskan jika Bung Karno dan keluarganya akan dititipkan di Pesantren Al Basyariah di Kampung Cikiruh, Sukanagara di Cianjur Selatan.
Singkat cerita, dengan diantar oleh Hasjim sendiri, pada suatu malam sesudah magrib, sampailah Bung Karno, Fatmawati dan Guntur di Pesantren Al Basyariah.
Mereka ditempatkan di suatu rumah tersendiri dengan dijaga oleh Muntoyo, sopir sekaligus anggota Polisi Istimewa yang menjadi pengawal Bung Karno.
"Sebelum saya kembali ke Cianjur, saya serahkan sepucuk senapan mesin ringan kepada Muntoyo sekaligus secara kilat mengajarkan penggunaannya," ujar Hasjim.
Kepada Ajengan Achmad, tak lupa Hasjim juga memberikan sejumlah uang untuk bekal hidup Bung Karno sekeluarga selama di Sukanagara. Kendati awalnya ditolak, namun Hasjim tak urung bisa menyampaikan uang itu lewat istri sang kiai.
"Uang ini untuk persiapan saja. Siapa tahu Bung Karno akan lama di sini dan akan banyak tamu yang datang," kata Hasjim.
"Baiklah, Nak. Terimakasih," jawab istri Ajengan itu.
Setelah beberapa hari Bung Karno sekeluarga tinggal di Sukanagara, Hasjim Ning ditelepon oleh pamannya, Wakil Presiden Mohammad Hatta. Dia meminta Hasjim agar segera membawa Sukarno sekeluarga ke Istana Bogor karena Hatta dan Sutan Sjahrir sudah mendapat kepastian dari pihak Inggris.
Maka diboyonglah Sukarno sekeluarga ke Istana Bogor. Di sana Presiden Sukarno lantas melakukan diskusi dengan Hatta dan dua utusan Sutan Sjahrir yakni Soedjatmoko dan Soedarpo Sastrosatomo. Rupanya dari Sjahrir, didapatkan berita baik bahwa Sekutu tak bermaksud menangkap Bung Karno.
Sukarno yang tadinya akan tinggal sementara di Bogor lantas memutuskan untuk kembali ke Jakarta.
Advertisement
Mayor TNI Temukan Harta Karun Tentara Jepang di Bogor, Isinya Emas Permata
Sekitar 21 Jam yang laluTerungkap, Tukang Rokok di Depan Rumah Menteri Pertahanan Ternyata Intel
Sekitar 2 Hari yang laluSosok Pengkhianat Terbesar China, Satu Negara Hancur Karena Serakah & Mesum
Sekitar 2 Hari yang laluKisah Lucu Paspampres Refleks Lari Mengawal R-1, Lupa Sedang Nikahkan Anak
Sekitar 3 Hari yang laluTak Mau Hadiri HUT PKI, Jenderal Yani 'Gerilya' ke Jawa Barat, Ini Alasannya
Sekitar 3 Hari yang laluMisi Rahasia Pilot Jet Tempur Rusia Bantu TNI Mengebom Militer Belanda
Sekitar 4 Hari yang laluPulang Tugas dari Kongo, Pasukan TNI Borong Rolex & Jam Swiss 10 Koper
Sekitar 5 Hari yang laluBung Karno Ingin Baju yang Dipakai Jenderal Yani, ini Komentar Soeharto
Sekitar 5 Hari yang laluPerwira TNI Bertaruh Nyawa Jadi Umpan Sniper Saat Kawal Presiden ke Bosnia
Sekitar 6 Hari yang laluPrajurit TNI Ketakutan Sudah Pensiun Dicari Jenderal, Endingnya Salut Banget
Sekitar 6 Hari yang laluJenderal TNI Tolak Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Alasannya Lucu
Sekitar 6 Hari yang laluRumor Ada Marinir Sediakan Ikan di Bawah Kapal Saat Soeharto Memancing
Sekitar 1 Minggu yang laluPatung Dewi Kwan Im di Istana Bogor Mau Ditukar 2 Sedan Mercy Antipeluru
Sekitar 1 Minggu yang laluMarkas Laskar Wanita Hancur Lebur Dibom Inggris Usai Tukang Cendol Lewat
Sekitar 1 Minggu yang laluTak Cuma Komandan Pasukan HUT RI Istana, Polisi Penjual Pecel Ayam juga Pasukan PBB
Sekitar 2 Hari yang laluTuruti Keinginan Anak, Bapak Ini Nekat Cegat Mobil Patroli Polisi di Pingir Jalan
Sekitar 2 Hari yang laluIni Jenderal Polisi Pendiri Brimob, Pernah Protes Pengangkatan Kapolri dan Diasingkan
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Perintah Mahfud! Kapolda Gerak Penahanan Wanita Korban KDRT Ditangguhkan
Sekitar 2 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 6 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 6 Hari yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 7 Jam yang laluVaksin Influenza pada Ibu Hamil Bisa Berikan Kekebalan Tubuh pada Janin
Sekitar 3 Hari yang laluKalah dari Persebaya, Bali United Tak Agendakan Uji Coba Lagi Sebelum Melawan PSM
Sekitar 6 Jam yang laluCari Suasana Baru, Persib Lanjutkan TC di Yogyakarta
Sekitar 8 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami