Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Khawatir Ditangkap Tentara Inggris, Presiden RI Mengungsi ke Pesantren

Khawatir Ditangkap Tentara Inggris, Presiden RI Mengungsi ke Pesantren Bung Karno dan Fatmawati. ©2022 Yayasan Bung Karno

Merdeka.com - Karena aktivitas politiknya di era pemerintah militer Jepang, Bung Karno sempat diincar militer Inggris untuk dibawa ke pengadilan penjahat perang. Situasi yang membuatnya pergi ke Sukanagara.

Oleh: Hendi Jo

Cianjur, awal Oktober 1945. Suara telepon berdering di rumah tokoh pemuda sekaligus pengusaha Hasjim Ning pagi itu. Ketika diangkat ternyata dari Bupati Cianjur, Mohammad Jasin.

Dia meminta Hasjim untuk datang secepatnya pendopo kabupaten. Ada seorang penting dari pusat yang mau bertemu dengannya, kata Jasin.

Sekitar jam tujuh pagi, Hasjim tiba di pendopo. Di sana, dia sudah ditunggu oleh Bupati Jasin dan Menteri Dalam Negeri R.A.A. Wiranatakusumah, yang juga seorang aristokrat Priangan.

Kepada Hasjim, Menteri Wiranatakusumah menyampaikan situasi Jakarta yang tidak menentu. Banyak desas-desus yang sulit dilacak kebenarannya. Termasuk rumor yang mengatakan bahwa pihak Inggris tengah mengincar Presiden Sukarno untuk kesalahannya yang pernah bekerjasama dengan pihak pemerintah militer Jepang.

"Inggris memang memiliki rencana akan menghadapkan Bung Karno ke meja pengadilan atas tuduhan sebagai penjahat perang," ungkap sejarawan Rushdy Hoesein.

Presiden Harus Diungsikan

Sukarno memang pernah beberapa kali akan dihabisi oleh pasukan KNIL. Terakhir mobil yang biasa ditumpangi olehnya ditabrak oleh sebuah truk militer sehingga menyebabkan sopir pribadinya terluka parah.

"Mereka mengira aku berada di dalam mobil," ujar Sukarno.

Demi keamanan presiden, kabinet menyepakati Wiranata menjadi pengatur pengungsian Sukarno ke Cianjur. Atas bantuan dari Hasjim Ning, maka diputuskan jika Bung Karno dan keluarganya akan dititipkan di Pesantren Al Basyariah di Kampung Cikiruh, Sukanagara di Cianjur Selatan.

Singkat cerita, dengan diantar oleh Hasjim sendiri, pada suatu malam sesudah magrib, sampailah Bung Karno, Fatmawati dan Guntur di Pesantren Al Basyariah. Mereka ditempatkan di suatu rumah tersendiri dengan dijaga oleh Muntoyo, sopir sekaligus anggota Polisi Istimewa yang menjadi pengawal Bung Karno.

"Sebelum saya kembali ke Cianjur, saya serahkan sepucuk senapan mesin ringan kepada Muntoyo sekaligus secara kilat mengajarkan penggunaannya," ujar Hasjim.

Dititip di Pesantren Al Basyariah

Sukarno memang pernah beberapa kali akan dihabisi oleh pasukan KNIL. Terakhir mobil yang biasa ditumpangi olehnya ditabrak oleh sebuah truk militer sehingga menyebabkan sopir pribadinya terluka parah.

"Mereka mengira aku berada di dalam mobil," ujar Sukarno.

Demi keamanan presiden, kabinet menyepakati Wiranata menjadi pengatur pengungsian Sukarno ke Cianjur. Atas bantuan dari Hasjim Ning, maka diputuskan jika Bung Karno dan keluarganya akan dititipkan di Pesantren Al Basyariah di Kampung Cikiruh, Sukanagara  di Cianjur Selatan.

Singkat cerita, dengan diantar oleh Hasjim sendiri, pada suatu malam sesudah magrib, sampailah Bung Karno, Fatmawati dan Guntur di Pesantren Al Basyariah.

Mereka ditempatkan di suatu rumah tersendiri dengan dijaga oleh Muntoyo, sopir sekaligus anggota Polisi Istimewa yang menjadi pengawal Bung Karno.

"Sebelum saya kembali ke Cianjur, saya serahkan sepucuk senapan mesin ringan kepada Muntoyo sekaligus secara kilat mengajarkan penggunaannya," ujar Hasjim.

Titip Uang Bekal Hidup Presiden

Kepada Ajengan Achmad, tak lupa Hasjim juga memberikan sejumlah uang untuk bekal hidup Bung Karno sekeluarga selama di Sukanagara. Kendati awalnya ditolak, namun Hasjim tak urung bisa menyampaikan uang itu lewat istri sang kiai.

"Uang ini untuk persiapan saja. Siapa tahu Bung Karno akan lama di sini dan akan banyak tamu yang datang," kata Hasjim.

"Baiklah, Nak. Terimakasih," jawab istri Ajengan itu.

Setelah beberapa hari Bung Karno sekeluarga tinggal di Sukanagara, Hasjim Ning ditelepon oleh pamannya, Wakil Presiden Mohammad Hatta. Dia meminta Hasjim agar segera membawa Sukarno sekeluarga ke Istana Bogor karena Hatta dan Sutan Sjahrir sudah mendapat kepastian dari pihak Inggris.

Maka diboyonglah Sukarno sekeluarga ke Istana Bogor. Di sana Presiden Sukarno lantas melakukan diskusi dengan Hatta dan dua utusan Sutan Sjahrir yakni Soedjatmoko dan Soedarpo Sastrosatomo. Rupanya dari Sjahrir, didapatkan berita baik bahwa Sekutu tak bermaksud menangkap Bung Karno.

Sukarno yang tadinya akan tinggal sementara di Bogor lantas memutuskan untuk kembali ke Jakarta. 

(mdk/ian)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rumah Kuno di Salatiga Ini Jadi Saksi Bisu Pertemuan Pertama Presiden Soekarno dengan Istri Keempatnya, Begini Penampakannya

Rumah Kuno di Salatiga Ini Jadi Saksi Bisu Pertemuan Pertama Presiden Soekarno dengan Istri Keempatnya, Begini Penampakannya

Warga setempat mengaku pernah melihat sesosok menyerupai Bung Karno di rumah tersebut

Baca Selengkapnya
Peristiwa Meninggalnya Marhan Harahap Bikin Paspampres Buka Suara, Letkol TNI Langsung Datangi Keluarga

Peristiwa Meninggalnya Marhan Harahap Bikin Paspampres Buka Suara, Letkol TNI Langsung Datangi Keluarga

Letkol TNI datangi rumah Marhan, warga Labuanbatu yang meninggal dunia usai ditahan petugas keamanan saat kunjungan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Momen Dua Penembak Jitu Meminjam Rumah Warga untuk Pengamanan Presiden RI, Dibanjiri Pujian dari Warganet

Momen Dua Penembak Jitu Meminjam Rumah Warga untuk Pengamanan Presiden RI, Dibanjiri Pujian dari Warganet

Wanita ini didatangi langsung oleh sejumlah penembak jitu guna melakukan prosedur pengamanan Presiden RI.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Istana soal Presiden Jokowi Rutin Bertemu dengan Ketum Parpol dan Tokoh

Penjelasan Istana soal Presiden Jokowi Rutin Bertemu dengan Ketum Parpol dan Tokoh

Sekitar awal Januari, Jokowi mengajak Prabowo yang juga Ketua Umum Gerindra makan malam di sebuah restoran di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Mayjen Kunto Arief Wibowo, Mayor Jenderal TNI yang Punya Garis Keturunan Bangsawan

Mengenal Sosok Mayjen Kunto Arief Wibowo, Mayor Jenderal TNI yang Punya Garis Keturunan Bangsawan

Selain dikenal sebagai putra dari Wakil Presiden Indonesia ke-6 Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Mayjen Kunto Arief Wibowo rupanya punya garis keturunan keluar

Baca Selengkapnya
Ini Kriteria Presiden 2024 Pilihan Istri Gus Dur

Ini Kriteria Presiden 2024 Pilihan Istri Gus Dur

Dalam pertemuan dengan Wapres, para tokoh yang hadir menyampaikan hal-hal terkait pentingnya keutuhan bangsa,.

Baca Selengkapnya
Menilik Rumah Fatmawati di Bengkulu, Jadi Saksi Bisu Kisah Percintaan Bersama Presiden Soekarno

Menilik Rumah Fatmawati di Bengkulu, Jadi Saksi Bisu Kisah Percintaan Bersama Presiden Soekarno

Peninggalan rumah Fatmawati di Bengkulu ini dulunya menjadi saksi bisu pertemuan dirinya dengan Presiden Soekarno saat pengasingan.

Baca Selengkapnya
Ketum ProJo Ungkap Isi Pembicaraan Jokowi dan Relawan di Istana

Ketum ProJo Ungkap Isi Pembicaraan Jokowi dan Relawan di Istana

Budi menyebut relawan memberikan sejumlah masukan kepada Jokowi.

Baca Selengkapnya