Merdeka.com - Kawasan Ancol masih menjadi tempat favorit masyarakat Jakarta dan luar kota untuk menghabiskan masa liburnya. Di tempat itu terdapat beragam wahana favorit seperti area pantai serta taman hiburan outdoor yang selalu ramai.
Eksistensi Ancol sendiri rupanya sudah berlangsung sejak tahun 1775, di mana kalangan elit Eropa di Batavia, Hindia Belanda, kerap menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat untuk menghabiskan uang dan waktu senggang.
Di masa-masa awal, kawasan Ancol disebut sebagai area rawa yang berbatasan dengan pantai dan kerap terjadi banjir. Lokasi tersebut juga sempat dijadikan daerah peperangan antara pribumi dengan penjajah untuk mempertahankan pelabuhan Sunda Kelapa sebagai pusat perekonomian. Berikut rangkuman kisahnya.
Dalam naskah Sunda Kuna - Carita Parahyangan abad ke-15, mengutip lama Instagram @bercerita.sejarah (27/1), tanah Ancol mulanya merupakan daerah kekuasaan dari Raja Surawisesa (1521 - 1535), pengganti Raja Pajajaran, Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi.
Dikatakan, lokasi tersebut menjadi area medan perang bertanah rawa serta berbatasan dengan Sunda Kelapa serta Tanjung, Wahanten Banten. Beberapa waktu kemudian kongsi dagang VOC dari Eropa mulai masuk, hingga kawasan tersebut berubah menjadi pusat ekonomi dari berbagai tempat.
Peluang ini lantas dimanfaatkan oleh pejabat VOC bernama Jeremias Van Riemsdijk sekitar tahun 1775, untuk dibangun tempat singgah serta penginapan villa yang nyaman. Setelahnya, banyak pihak kaya raya yang berinvestasi di sana salah satunya Gubernur Jenderal Adriaan Valckenier.
Terkait nama Ancol, di buku Asal Usul Nama Tempat di Jakarta (2018) disebut berasal dari tanah rendah berpaya-paya. Alasannya, karena pada saat pasang, air payau dari kali Ancol berbalik ke darat
Jadi Taman Impian
Perkembangan Ancol dari tanah rawa berlumpur menjadi tempat wisata strategis amat pesat. Lokasinya yang dekat pantai banyak dirindukan para warga Belanda dan rekanan VOC dari Eropa untuk singgah dan menghabiskan uang.
Saat itu kawasan pantai menjadi area favorit, dengan pepohonan yang masih rindang dan memenuhi area pasir putih. Hal itu seakan menjadikan Ancol sebagai taman impian. Konon, istilah Taman Impian yang terkenal kini terkenal sebagai slogan berasal dari keadaan tersebut
Momen ramainya Ancol juga disebut sempat diabadikan oleh Perwira Artileri VOC, Johannes Ranch hingga nama pantai di sana dikenal sebagai Slingerland
Sempat Terbengkalai dan Menjadi Sarang Wabah Malaria
Saat pergantian kepemimpinan menjadi Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels sekitar tahun 1808 sampai 1811, perubahan besar-besaran terjadi. Pusat pemerintahan yang mulanya di kawasan Utara Batavia (pusat ekonomi Sunda Kelapa), dipindah menuju New Batavia atau daerah sekitar lapangan banteng.
Alhasil villa-villa mewah, serta fasilitas hiburan lainnya turut dihancurkan dan berubah menjadi tempat terbengkalai yang tidak terawat. Selain itu, di lokasi juga menjadi salah satu sarang mewabahnya penyakit malaria yang menjangkiti wilayah tersebut. Hal itu membuat intensitas kunjungan menjadi berkurang.
Kondisi demikian, disebut berlangsung cukup lama hingga Ancol menjadi kawasan semak belukar dan hutan rawa yang dipenuhi satwa liar seperti monyet.
Dilirik Presiden Soekarno
Mengutip laman korporat.ancol.com, lokasi tersebut mulai dilirik oleh Presiden RI pertama, Ir. Soekarno untuk dijadikan destinasi hiburan bagi masyarakat luas. Disebutkan, dijadikannya Ancol sebagai area wisata usai Soekarno meninjau Disneyland saat kunjungannya ke Amerika tahun 1954.
Pada Desember 1965, Soekarno menunjuk Gubernur DKI Jakarta, Dr. Soemarno Sosroatmodjo menjadi Pelaksana Pembangunan dan Pengembangan Daerah Ancol untuk dijadikan wahana hiburan besar.
Pengembangan proyek Ancol terus berjalan hingga 19 Oktober 1966 dan di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta - Ali Sadikin. Saat itu, seluruh pengerjaan proyek dialihkan ke Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol, yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya PT Pembangunan Jaya.
Saat ini, Ancol telah menjadi kawasan wisata yang terintegrasi dengan beberapa wahana hiburan seperti pantai dan taman, Dunia Fantasi, wisata Atlantis, kolam renang, wisata bawah air (Sea World), Marina, Pasar Seni, hingga Pulau Bidadari.
Advertisement
Disurati Bung Hatta, Presiden Sukarno Bergeming dan Tetap Penjarakan Sjahrir
Sekitar 23 Jam yang laluPenangkapan Sutan Sjahrir dan Isu Jaringan VOC di Balik Rencana Pembunuhan Bung Karno
Sekitar 1 Hari yang laluKematian Jenderal Spoor versi Mayor Bedjo: Tewas dalam Panser
Sekitar 3 Hari yang laluKematian Jenderal Spoor versi Maraden Pangabean, Hingga Bikin Murka Militer Belanda
Sekitar 3 Hari yang laluKisah Presiden Soeharto Menolak Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan dari UI
Sekitar 1 Minggu yang laluTerkesan Kebaikan Laskar Hizbullah, Dua Tentara Inggris Membelot & Bela Indonesia
Sekitar 2 Minggu yang laluGerilya Bela RI di Lereng Semeru, Eks Tentara Jepang Momok Menakutkan Bagi Belanda
Sekitar 2 Minggu yang laluMisteri Penembak Arief Rahman Hakim: Pengawal Presiden atau Polisi Militer Jakarta?
Sekitar 2 Minggu yang laluBalada Prajurit Rusia di Surabaya: Tak Ada Vodka, Spirtus Ditenggak Juga
Sekitar 2 Minggu yang laluKisah Kehidupan Seks Tentara Belanda di Indonesia
Sekitar 2 Minggu yang laluTeror dan Jejak Kekejaman Westerling di Tanah Priangan
Sekitar 2 Minggu yang laluSepak Terjang Jenderal Pendiri Universitas Moestopo Beragama: Tentara dengan 18 Gelar
Sekitar 2 Minggu yang laluKekecewaan Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo Menjelang Kematiannya
Sekitar 2 Minggu yang laluCerita di Balik Keberadaan Makam Raja Sunggal Datuk Badiuzzaman di Cianjur
Sekitar 2 Minggu yang laluJokowi Utus Luhut Bereskan Masalah Minyak Goreng
Sekitar 6 Jam yang laluPedagang Warteg Belum Temukan Minyak Goreng Curah Harga Rp14.000 per Liter
Sekitar 16 Jam yang laluLarangan Sudah Dicabut, Pengusaha Akui Masih Sulit Ekspor CPO dan Minyak Goreng
Sekitar 1 Hari yang laluMinyak Goreng Curah di Cirebon Melimpah, Harga per Liter Rp14.500
Sekitar 2 Hari yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 2 Hari yang laluDemo di Patung Kuda, Buruh dan Mahasiswa Bawa Empat Tuntutan Ini
Sekitar 2 Hari yang laluAlternatif Cara Tahan Kenaikan Harga Pertalite dkk Tanpa Tambah Utang
Sekitar 2 Hari yang laluLangkah Pemerintah Batalkan Rencana Kenaikan Harga BBM Hingga Tarif Listrik Tepat
Sekitar 2 Hari yang laluAda Perang Rusia-Ukraina, Airlangga Harap Ekonomi RI Tetap Terjaga
Sekitar 9 Jam yang laluSri Mulyani: Ekonomi RI di Kuartal I Cukup Baik Dibanding Negara Lain
Sekitar 11 Jam yang laluKondisi Hancur Universitas di Bakhmut Diserang Roket Rusia
Sekitar 12 Jam yang laluKasus Covid-19 Tidak Naik, Wamenkes Sebut 99,6% Masyarakat Sudah Punya Antibodi
Sekitar 8 Jam yang laluWamenkes: Covid-19 di Indonesia Ada di Fase Terkendali
Sekitar 12 Jam yang laluKorea Utara Abaikan Tawaran Bantuan dan Vaksin Covid dari AS
Sekitar 15 Jam yang laluPerkembangan Transportasi dan Infrastruktur Dukung Suksesnya Mudik 2022
Sekitar 14 Jam yang laluMenhub Budi: Pembayaran Santunan Kecelakaan Turun 50 Persen saat Mudik 2022
Sekitar 16 Jam yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 1 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 2 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami