Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Mantan Kapolri Sempat Tertarik Belajar Ilmu Kebal

Cerita Mantan Kapolri Sempat Tertarik Belajar Ilmu Kebal Jenderal Polisi Awaloedin Djamin. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Pasca 17 Agustus 1945, berita mengenai proklamasi menyebar ke seluruh Indonesia. Di Padang, Sumatera Barat, para siswa Tju Gakko menurunkan bendera Jepang di sekolah. Lalu digantikan bendera merah putih.

Awaloedin Djamin adalah siswa Tju Gakko yang cukup berperan pada permulaan revolusi di Sumatera Barat. Para siswa Tju Gakko memiliki markas sendiri di Pasar Gadang. Meski proklamasi kemerdekaan telah dikumandangkan, kedatangan sekutu dan Belanda akan menjadi ancaman.

Dalam menghadapi ancaman dari sekutu dan Belanda, beberapa mantan siswa Tju Gakko mendapat tugas menyamar sebagai kuli di pelabuhan. Misi mereka, mengamati jika ada tentara Belanda yang ikut.

"Saya menganggap diri saya sudah seperti spion (intel) yang bertugas untuk negara," kenang Awaloedin Djamin yang kemudian menjadi Kepala Polisi Republik Indonesia. Seperti diceritakannya dalam Awaloedin Djamin: Pengalaman Seorang Perwira Polri.

Selain bertugas menjadi mata-mata, mereka juga diberi tugas untuk menjaga rumah-rumah tokoh republik. Mereka dilengkapi senjata tajam. Ketika telah selesai bertugas para siswa akan berkumpul di markas, yakni gedung Vrij Metselarij yang terletak di jalan utama Kota Padang.

"Kami membawa belati dan senjata tajam lainnya," ungkap Awaloedin Djamin.

Ilmu Kebal

Untuk menambah kepercayaan diri, para pemuda termasuk Awaloedin Djamin ingin mempelajari ilmu kebal. Keyakinan para pemuda mengenai ilmu kebal sempat menguat setelah sang guru melakukan pembuktian di depan mata mereka.

"Kami berguru pada seseorang yang katanya dapat membuat kami kebal peluru dan senjata tajam," kenang Awaloedin Djamin.

Ketika ingin mempelajari ilmu kebal, para pemuda diberikan banyak syarat. Harus membawa ayam putih, benang tujuh warna, bunga, dan sejumlah uang. Dari beberapa syarat tersebut, Awaloedin Djamin tidak mampu untuk memenuhinya. Sehingga Awaloedin gagal mendapatkan ilmu kebal dari sang guru.

Ternyata ada temannya yang sudah memenuhi syarat itu, justru ragu. Para pemuda itu tidak yakin keampuhan ilmu kebal.

"Teman-teman yang memenuhi persyaratan sang guru menurut saya sama saja dengan saya, yaitu kurang begitu yakin akan keampuhan atau kekebalan diri mereka," kenang Awaloedin Djamin.

Profil Jenderal Polisi Awaloedin Djamin

Jenderal Polisi Awaloedin Djamin lahir di Padang, Sumatera Barat pada 26 September 1927. Awaloedin awalnya memulai studi sebagai mahasiswa ekonomi pada tahun 1949-1950.

Awaloedin kemudian memilih untuk mengabdi kepada negara melalui Korps Bhayangkara dengan mengikuti pendidikan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus pada tahun 1955.

Dia kemudian mengikuti program Graduate School of Public and International Affair di Universitas Pittsburg, AS dan meraih gelar doktor dari School of Public Administration, Universitas California Selatan Pada tahun 1963.

Kemudian, dia menjabat sebagai lektor luar biasa di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 1964. Setelah itu, karier Awaloedin beralih ke pembantu presiden menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja Kabinet Ampera (1966) dan Deputi Pangkat Urusan Khusus (1968) ketika Kapolri Hoegeng Iman Santoso masih bertugas.

Dua tahun kemudian Awaloedin menjadi ditunjuk sebagai Direktur Lembaga Administrasi Negara (LAN). Sebelum memimpin Polri, ia lebih dulu menduduki posisi Duta Besar untuk Jerman Barat periode tahun 1976-1978.

Pada tahun 1978, Awaloeddin Jamin dilantik sebagai Kepala Kepolisian RI, di tengah kondisi keamanan di Tanah Air yang tidak menentu.

Setelah mempelajari situasi dengan seksama, jenderal lulusan Ilmu Administrasi ini mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka meningkatkan sistem keamanan di masyarakat, beliau jaga berperan besar dalam pembentukan Satuan Pengamanan (Satpam).

Masukan serta pemikiran pria yang dikenal sebagai 'Bapak Satpam' ini selalu dituangkan dalam berbagai kesempatan termasuk dalam seminar, dialog, simposium, makalah dan buku yang diterbitkannya.

Dalam semasa hidupnya, Awaloedin menerima sejumlah penghargaan sebagai tanda jasanya, seperti Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara, dan Bintang Mahaputra Adipradana.

Kemudian, penghargaan lain yang juga diterima Awaloedin, yakni Satya Lencana Perang Kemerdekaan (I dan II), Satya Lencana Karya Bhakti, Satya Lencana Yana Utama, Satya Lencana Panca Warsa, Satya Lancana Peringkat Perjuangan Kemerdekaan RI, dan Satya Lencana Penegak Veteran Pejuang Kemerdekaan RI.

 

Tak hanya penghargaan dalam negeri, Awaloedin juga pernah menerima Das Gross Rreuz dari jerman Barat dan The Philipine Legion of Honor dari Pemerintah Filipina.

Korps Bhayangkara pun berduka dengan berpulangnya Jenderal Polisi Awaloedin Djamin yang tutup usia pada usia 91 tahun pada Kamis 31 Januari 2019, pukul 14.45 WIB setelah dirawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.

Reporter Magang: Muhamad Fachri Rifki

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Para Anak Kembar di Akmil & Akpol, Sosoknya Calon Jenderal Masa Depan di TNI-Polri

Para Anak Kembar di Akmil & Akpol, Sosoknya Calon Jenderal Masa Depan di TNI-Polri

Para anak kembar ini sama-sama lolos seleksi dan menjadi taruna di Akmil dan Akpol. Mereka pun menjalani pendidikan bersama dengan kembarannya.

Baca Selengkapnya
Kecerdasan Buatan Kini Dimanfaatkan untuk Belajar Mengaji, Begini Kisah di Balik Pembuatannya

Kecerdasan Buatan Kini Dimanfaatkan untuk Belajar Mengaji, Begini Kisah di Balik Pembuatannya

Dengan AI, kegiatan belajar mengaji yang umumnya mewajibkan pendampingan guru secara langsung atau tatap muka, kini bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun.

Baca Selengkapnya
10 Cerita Lucu Kartun untuk Anak, Menghibur dan Edukatif

10 Cerita Lucu Kartun untuk Anak, Menghibur dan Edukatif

Cerita lucu kartun mampu membawa anak-anak ke dalam petualangan yang penuh kegembiraan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Bawadiman Djoyodigdo Mertua R.A. Kartini, Konon Punya Ilmu Khusus dan Tak Bisa Dimakamkan dengan Cara Biasa

Mengenal Bawadiman Djoyodigdo Mertua R.A. Kartini, Konon Punya Ilmu Khusus dan Tak Bisa Dimakamkan dengan Cara Biasa

Menurut penuturan juru kunci makam, jenazah Djojodigdo bisa hidup kembali jika menyentuh tanah

Baca Selengkapnya
Cerita Seorang Ibu Mengaku Tak Bisa Besarkan Anak & Harus Belajar dari Nol, Meski Lulus Kuliah IPK Nyaris Sempurna

Cerita Seorang Ibu Mengaku Tak Bisa Besarkan Anak & Harus Belajar dari Nol, Meski Lulus Kuliah IPK Nyaris Sempurna

Berikut cerita seorang Ibu yang mengaku harus belajar lagi dari nol meski lulusan IPK nyaris sempurna.

Baca Selengkapnya
8 Cara Mengatasi Anak Malas Belajar, Panduan Penting untuk Orang Tua

8 Cara Mengatasi Anak Malas Belajar, Panduan Penting untuk Orang Tua

Mengatasi anak yang malas belajar memerlukan pemahaman mengenai penyebab yang mendasarinya.

Baca Selengkapnya
Cara Menggambar untuk Pemula, Ikuti Langkah-Langkahnya Berikut Ini

Cara Menggambar untuk Pemula, Ikuti Langkah-Langkahnya Berikut Ini

Menggambar adalah kegiatan kreatif yang dapat dinikmati oleh siapa saja, termasuk Anda yang masih pemula.

Baca Selengkapnya
Mengupas Mitos Orang Bunian, Makhluk Bertubuh Pendek yang Dipercaya Tinggal di Kaki Gunung Kerinci

Mengupas Mitos Orang Bunian, Makhluk Bertubuh Pendek yang Dipercaya Tinggal di Kaki Gunung Kerinci

Keberadaan Orang Bunian ini menjadi sebuah pertanyaan besar dan memantik orang-orang untuk melakukan penelitian untuk membuktikan keberadaan mereka.

Baca Selengkapnya
Jangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya

Jangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya

Kenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.

Baca Selengkapnya