Merdeka.com - Pasca 17 Agustus 1945, berita mengenai proklamasi menyebar ke seluruh Indonesia. Di Padang, Sumatera Barat, para siswa Tju Gakko menurunkan bendera Jepang di sekolah. Lalu digantikan bendera merah putih.
Awaloedin Djamin adalah siswa Tju Gakko yang cukup berperan pada permulaan revolusi di Sumatera Barat. Para siswa Tju Gakko memiliki markas sendiri di Pasar Gadang. Meski proklamasi kemerdekaan telah dikumandangkan, kedatangan sekutu dan Belanda akan menjadi ancaman.
Dalam menghadapi ancaman dari sekutu dan Belanda, beberapa mantan siswa Tju Gakko mendapat tugas menyamar sebagai kuli di pelabuhan. Misi mereka, mengamati jika ada tentara Belanda yang ikut.
"Saya menganggap diri saya sudah seperti spion (intel) yang bertugas untuk negara," kenang Awaloedin Djamin yang kemudian menjadi Kepala Polisi Republik Indonesia. Seperti diceritakannya dalam Awaloedin Djamin: Pengalaman Seorang Perwira Polri.
Selain bertugas menjadi mata-mata, mereka juga diberi tugas untuk menjaga rumah-rumah tokoh republik. Mereka dilengkapi senjata tajam. Ketika telah selesai bertugas para siswa akan berkumpul di markas, yakni gedung Vrij Metselarij yang terletak di jalan utama Kota Padang.
"Kami membawa belati dan senjata tajam lainnya," ungkap Awaloedin Djamin.
Untuk menambah kepercayaan diri, para pemuda termasuk Awaloedin Djamin ingin mempelajari ilmu kebal. Keyakinan para pemuda mengenai ilmu kebal sempat menguat setelah sang guru melakukan pembuktian di depan mata mereka.
"Kami berguru pada seseorang yang katanya dapat membuat kami kebal peluru dan senjata tajam," kenang Awaloedin Djamin.
Ketika ingin mempelajari ilmu kebal, para pemuda diberikan banyak syarat. Harus membawa ayam putih, benang tujuh warna, bunga, dan sejumlah uang. Dari beberapa syarat tersebut, Awaloedin Djamin tidak mampu untuk memenuhinya. Sehingga Awaloedin gagal mendapatkan ilmu kebal dari sang guru.
Ternyata ada temannya yang sudah memenuhi syarat itu, justru ragu. Para pemuda itu tidak yakin keampuhan ilmu kebal.
"Teman-teman yang memenuhi persyaratan sang guru menurut saya sama saja dengan saya, yaitu kurang begitu yakin akan keampuhan atau kekebalan diri mereka," kenang Awaloedin Djamin.
Advertisement
Jenderal Polisi Awaloedin Djamin lahir di Padang, Sumatera Barat pada 26 September 1927. Awaloedin awalnya memulai studi sebagai mahasiswa ekonomi pada tahun 1949-1950.
Awaloedin kemudian memilih untuk mengabdi kepada negara melalui Korps Bhayangkara dengan mengikuti pendidikan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus pada tahun 1955.
Dia kemudian mengikuti program Graduate School of Public and International Affair di Universitas Pittsburg, AS dan meraih gelar doktor dari School of Public Administration, Universitas California Selatan Pada tahun 1963.
Kemudian, dia menjabat sebagai lektor luar biasa di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 1964. Setelah itu, karier Awaloedin beralih ke pembantu presiden menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja Kabinet Ampera (1966) dan Deputi Pangkat Urusan Khusus (1968) ketika Kapolri Hoegeng Iman Santoso masih bertugas.
Dua tahun kemudian Awaloedin menjadi ditunjuk sebagai Direktur Lembaga Administrasi Negara (LAN). Sebelum memimpin Polri, ia lebih dulu menduduki posisi Duta Besar untuk Jerman Barat periode tahun 1976-1978.
Pada tahun 1978, Awaloeddin Jamin dilantik sebagai Kepala Kepolisian RI, di tengah kondisi keamanan di Tanah Air yang tidak menentu.
Setelah mempelajari situasi dengan seksama, jenderal lulusan Ilmu Administrasi ini mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka meningkatkan sistem keamanan di masyarakat, beliau jaga berperan besar dalam pembentukan Satuan Pengamanan (Satpam).
Masukan serta pemikiran pria yang dikenal sebagai 'Bapak Satpam' ini selalu dituangkan dalam berbagai kesempatan termasuk dalam seminar, dialog, simposium, makalah dan buku yang diterbitkannya.
Dalam semasa hidupnya, Awaloedin menerima sejumlah penghargaan sebagai tanda jasanya, seperti Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara, dan Bintang Mahaputra Adipradana.
Kemudian, penghargaan lain yang juga diterima Awaloedin, yakni Satya Lencana Perang Kemerdekaan (I dan II), Satya Lencana Karya Bhakti, Satya Lencana Yana Utama, Satya Lencana Panca Warsa, Satya Lancana Peringkat Perjuangan Kemerdekaan RI, dan Satya Lencana Penegak Veteran Pejuang Kemerdekaan RI.
Tak hanya penghargaan dalam negeri, Awaloedin juga pernah menerima Das Gross Rreuz dari jerman Barat dan The Philipine Legion of Honor dari Pemerintah Filipina.
Korps Bhayangkara pun berduka dengan berpulangnya Jenderal Polisi Awaloedin Djamin yang tutup usia pada usia 91 tahun pada Kamis 31 Januari 2019, pukul 14.45 WIB setelah dirawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
Reporter Magang: Muhamad Fachri Rifki
[noe]Bom Belanda Jatuh 3 Meter dari Lokasi Prajurit TNI Salat, Ajaib Tak Meledak
Sekitar 3 Jam yang laluToeti Amir Kartabrata, Pejuang Perempuan di Garis Depan Front Bandung Selatan
Sekitar 4 Jam yang laluDipecat Pasukan Elite, Algojo Belanda Paling Kejam Banting Setir Jadi Tukang Sayur
Sekitar 5 Jam yang laluKapolri Singgung Pengakuan Israel Sangat Berharga dan Sikap Dingin Wapres
Sekitar 1 Hari yang laluKisah Kedekatan Panglima Besar Soedirman dengan Anak Buah
Sekitar 1 Hari yang laluSukarno Ceritakan Detik-Detik Proklamasi Dramatis, Bung Hatta Bilang 'Biasa Saja'
Sekitar 1 Hari yang laluKisah Ajudan Presiden, Incar Gadis Austria Malah Ketemu Noni Belanda Kelahiran Klaten
Sekitar 2 Hari yang laluDikira Serdadu Jepang, Seorang Kadet Akademi Militer Gugur dengan Kepala Terpenggal
Sekitar 2 Hari yang laluTolak Tawaran Hidup Enak Setelah Disiksa Jepang, K'Tut Tantri: Aku Merasa Menang!
Sekitar 3 Hari yang laluSepasang Suami Istri yang Membuat Jenderal Soedirman Terharu dan Menitikkan Air Mata
Sekitar 3 Hari yang laluDiserang Mendadak saat Subuh, Pasukan Akademi Militer Kocar-Kacir
Sekitar 3 Hari yang laluSosok Tentara & Isi Surat yang Berhasil Rayu Panglima Besar Soedirman Turun Gunung
Sekitar 4 Hari yang laluMoestopo: Pejuang Nyentrik dengan Deretan Gelar Terpanjang, Pencetus Tentara Rahasia
Sekitar 4 Hari yang laluKisah Tragis Pejuang Perempuan Indonesia Berhadapan dengan Serdadu Belanda
Sekitar 5 Hari yang laluPesan Religius Irjen Polri Lulusan Terbaik ke Anggota 'Ngejar Dunia Tak Ada Habisnya'
Sekitar 49 Menit yang laluSegini Besaran Gaji Polisi Sempat Disentil Jokowi soal Hidup Hedon
Sekitar 3 Jam yang laluKisah Bripka Joko 23 Tahun Gali Kubur di Samarinda, Dulu Cari Uang Sekarang Buat Amal
Sekitar 4 Jam yang laluKompolnas Nilai Belum Ada Ketegasan dalam Penindakan Kasus Suap Calon Bintara
Sekitar 15 Jam yang laluVIDEO: Mahfud Duga Sambo Tak Akan Dieksekusi Mati, Hukuman Jadi Seumur Hidup
Sekitar 2 Hari yang laluTeddy Minahasa 'Boyong' Ahli Forensik Pernah Bela Eliezer Sebagai Saksi Meringankan
Sekitar 6 Hari yang lalu10 Tas Mewah Istri Para Pejabat Indonesia, Mulai Sambo sampai Rafael Alun
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Ferdy Sambo Berlutut dan Mengemis Minta Ampun ke Bharada E?
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 1 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 1 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 3 Minggu yang laluBRI Liga 1: Ramadan Datang, Aidil Sharin Pastikan Aktivitas Persikabo 1973 Berjalan Normal
Sekitar 35 Menit yang laluBRI Liga 1: Arema FC Hadapi Borneo FC Modal Kekompakan Tim
Sekitar 1 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami