Cerita di Balik Isu Soeharto Ditampar
Merdeka.com - Drama penamparan Soeharto oleh sesepuh Siliwangi Alex Evert Kawilarang kerap mengemuka dalam sejarah sebagai isu legendaris, Benarkah insiden itu pernah terjadi?
Penulis: Hendi Jo
Jika Anda membuka halaman Wikipedia tentang sosok Alex Evert Kawilarang, maka Anda akan menjumpai informasi jika yang bersangkutan pernah melakukan aksi penamparan terhadap Soeharto, yang tak lain adalah mantan presiden Republik Indonesia.
Di kalangan pemerhati sejarah militer Indonesia, kisah itu memang kerap mengemuka dan nyaris menjadi legenda. Terutama saat terjadi aksi menolak kembali pencalonan Jenderal (Purn) Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia periode 1978-1983.
Saya sendiri sempat membaca soal itu dalam sebuah arsip selebaran gelap tahun 1977, berjudul 'Manifesto Mahasiswa ITB atas Kekuasaan Soeharto'.
Kawilarang Tampar Soeharto
Diceritakan suatu hari di tahun 1950, Kolonel Alex Evert Kawilarang (Panglima Operasi Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat untuk Indonesia Timur) menampar Letnan Kolonel Soeharto (Komandan Brigade Garuda Mataram yang tengah ditugaskan di Sulawesi Selatan).
Alasannya, dia tak suka melihat kelakuan pasukan Soeharto yang alih-alih bertempur dengan para pemberontak pimpinan Andi Azis, malah merampoki harta orang-orang Bugis.
Anehnya, Kawilarang dan Soeharto sendiri tak membahas secuilpun kejadian penting itu di buku otobiografi masing-masing. Dalam buku Untuk Sang Merah Putih (disusun oleh Ramadhan KH), Kawilarang malah justru menulis secara positif tentang peran militer Soeharto saat bertugas di Sulawesi Selatan.
Begitu juga dalam buku Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya (disusun oleh G.Dwipayana dan Ramadhan KH), mantan penguasa Orde Baru itu sama sekali tidak menuliskan soal perseteruannya dengan Kawilarang.
Apakah mereka sengaja tidak menceritakan insiden itu demi menghindari perasaan masing-masing? Mungkin saja.
Tahun 1999, saya pernah 'mencegat' Kawilarang di pintu keluar aula Manggala Wanabakti, Jakarta. Sewaktu dia usai mengikuti peluncuran buku Indonesia Memasuki Milenium III: Gagasan dan Pemikiran Edi Sudradjat. Dalam wawancara door stop itu, saya tanyakan soal kasus penamparan tersebut.
"Kamu dapat berita itu dari mana?" tanyanya sambil tertawa lalu ngeloyor pergi begitu saja.
Kesalahan Besar Soeharto
Aloysius Sugianto, eks ajudan Letnan Kolonel Slamet Rijadi memiliki cerita sendiri soal isu itu. Syahdan, Agustus 1950, Aloysius dan Slamet Rijadi sempat bertemu dengan Kawilarang dan Soeharto. Saat pasukan Slamet yang ditugaskan menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) singgah terlebih dahulu di Pelabuhan Makassar.
Waktu itu, Aloysius sempat menyaksikan para prajurit Brigade Garuda Mataram sedang siap-siap pulang ke Jawa lewat Pelabuhan Makassar. Mereka membawa begitu banyak barang yang diduga hasil rampasan perang.
"Yang saya tahu, soal barang-barang itu, Kolonel Kawilarang sempat merasa tidak suka dan menegur keras Pak Harto," ujar eks anggota Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang pernah juga menjadi ajudan Kawilarang.
Jauh sebelumnya, pada 1980-an, Kawilarang pernah bilang kepada jurnalis asal Australia, David Jenkins. Dia memang pernah menegur keras Soeharto, namun tidak sampai melakukan penamparan. Namun seorang saksi anonim yang juga dikutip Jenkins dalam bukunya Suharto and His Generals: Indonesian Military Politics, 1975-1983 (dialihbahasakan menjadi Soeharto & Barisan Jenderal Orba, Rezim Militer Indonesia 1975-1983) menyebut bahwa sejatinya penamparan itu memang terjadi.
Malah disaksikan secara langsung oleh M.Jusuf, seorang perwira Bugis yang kelak menjadi Panglima ABRI di awal-awal Orde Baru berkuasa.
"Kolonel Alex Kawilarang menampar Letnan Kolonel Soeharto karena kesalahan besar yang dibuat oleh pasukan yang dipimpin Soeharto," tulis Jenkins.
Kawilarang Membantah
Dalam majalah Tempo edisi 10 Mei 1999, kepada jurnalis Kelik M. Nugroho, Kawilarang malah terang-terangan menyangkal cerita soal penamparan tersebut. Dia menyebut isu itu baru mengemuka sejak tahun 1970-an dan dia sendiri tak tahu itu berasal dari mana.
"Wah, itu tidak benar. Saya tidak tahu mereka memutarbalikan cerita itu," ujarnya.
Ketika soal ini dikonfirmasikan kepada Letnan Jenderal (Purn) Sajidiman Suryohadiprodjo pada 2019, eks wakil Kepala Staf Angkatan Darat itu malah menganggap cerita tersebut sebagai bualan orang-orang yang hanya bermaksud mencari sensasi saja.
Bagi eks perwira Divisi Siliwangi yang mengenal baik Soeharto dan Kawilarang, di lingkungan Siliwangi sejak dipimpin A.H. Nasution hingga Ibrahim Adjie. Tidak ada ceritanya panglima menampar anak buah. Terlebih orang yang ditampar itu memiliki jabatan yang tidak rendah: komandan brigade.
"Sebagai seorang perwira yang dididik dalam etika Barat, Kawilarang pastinya paham bahwa bersikap agresif secara fisik bukanlah cara yang benar dan bertentangan dengan sopan santun,” ujar Sajidiman.
Sebagai catatan, hubungan pribadi Kawilarang dengan Soeharto sendiri di masa-masa senja terbilang baik. Mereka kerap berkomunikasi dan saling berkabar.
Hadiah dari Soeharto untuk Kawilarang
Ada sebuah cerita dari Letnan Jenderal (Putn) Yogie S. Memet (eks ajudan Soeharto dan mantan gubernur Jawa Barat), saat dirinya memberikan kabar Kawilarang tengah terbaring sakit di Bandung pada awal 1990-an. Soeharto tampak terperanjat
Dalam kesempatan itu, Yogie juga menyatakan kepada Soeharto bahwa sebagai pejuang Perang Kemerdekaan Indonesia, Kawilarang belum mendapatkan Bintang Gerilya. Beberapa hari kemudian, Soeharto pun menganugerahkan Bintang Gerilya kepada Kawilarang saat dia masih terbaring di rumah sakit.
"Kalau tidak sakit, mungkin saya tidak akan mendapatkan itu (Bintang Gerilya)," ujar Kawilarang sambil terbahak.
Bisa dibayangkan jika benar Kawilarang pernah menampar Soeharto, maka hubungan mereka ketika tua tidaklah akan sehangat itu. Alih-alih memberikan Bintang Gerilya, yang ada Soeharto akan mengupayakan kolonel tua itu untuk masuk penjara, seperti yang dilakukannya terhadap Jenderal (Purn) Pranoto Reksosamodra pada 1967.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita Soeharto Menikahi Ibu Tien di Bawah Bayang-Bayang Serangan Udara Belanda di Solo
Tak ada lampu, hanya beberapa lilin karena Solo mesti digelapkan saat malam pernikahan Soeharto.
Baca SelengkapnyaKisah Presiden Soeharto Tak Mau Diistimewakan di Jalan, Rela Mengalah Agar Tak Macet
Sekarang banyak aksi pengemudi pakai sirene minta diistimewakan di jalan tol. Presiden Soeharto punya kisah menarik.
Baca SelengkapnyaPotret Eno Sigit Cucu Presiden Soeharto yang Jarang Tersorot, Dulu Pernah Jadi Penyanyi
Sosok Eno Sigit yang merupakan cucu Presiden Soeharto sempat mencuri perhatian di dunia hiburan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jarang Tersorot, 8 Foto Kebersamaan Anak Presiden Soeharto Yang Hangat Sampai Kakek Nenek
Jarang tersorot, berikut adalah potret kebersamaan enam anak Presiden Soeharto.
Baca SelengkapnyaGolkar 'Hidupkan' Lagi Soeharto Lewat AI Jelang Pemilu 2024, Ini Alasannya
Video Soeharto itu diunggah dalam akun medsos miliknya @erwinaksa.id.
Baca SelengkapnyaTernyata Ibu Tien Soeharto Cuma Mau Diwawancara Pemuda ini, Sosoknya Kini Jadi Capres 2024
Tak disangka, Ibu Tien Soeharto hanya ingin diwawancara oleh pemuda ini. Siapakah dia? Berikut sosoknya.
Baca SelengkapnyaDeretan Potret Kebersamaan Anak Presiden Soeharto yang Jarang Tersorot
Jarang tersorot, berikut adalah potret kebersamaan enam anak Presiden Soeharto.
Baca SelengkapnyaAda di Mana Soeharto Saat Momen Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945?
Ini kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?
Baca SelengkapnyaJarang Terekspose, Video Presiden Soeharto Tiba di Amerika Serikat Tahun 1970 Disambut Langsung Presiden Nixon
Momen Presiden Soeharto lakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS) pasca Bung Karno dilengserkan.
Baca Selengkapnya