Cara Lucu Presiden RI Beli Bra Untuk Istri di Amerika
Bagaimana cara sang presiden memilih ukuran yang pas sesuai pesanan?

Bagaimana caranya memilih ukuran yang pas sesuai pesanan?

Cara Lucu Presiden RI Beli Bra di Amerika Serikat

Tahun 1956, Presiden Sukarno Pertama Kali Mengunjungi Amerika Serikat
Setelah melakukan berbagai pertemuan kenegaraan, Bung Karno juga mengunjungi toko serba ada di negeri Paman Sam tersebut.

Presiden Sukarno ingat, salah satu istrinya sda yang minta dibelikan Bra atau BH.
Di sini mulai timbul aneka peristiwa lucu.
Sukarno Ditemani Nyonya Eric Johnson, istri dari raja film Holywood Pergi ke Toko
Tapi rupanya Bung Karno mengaku tidak mengerti bagaimana menyebut BH dalam Bahasa Inggris.
"Bolehkah kulihat salah satu dari mangkuk daging yang terbuat dari satin hitam itu?" kata Sukarno pada penjaga toko.

Nyonya Johnson Yang Mengantar Sukarno Langsung 'Salting'.
"Kasihan Nyonya Johnson. Wajahnya menjadi merah. Bayangkan aku menyebut benda itu mangkok daging," ujar Sukarno.
Penjaga toko memberikan beberapa ukuran yang berbeda. Namun, Sukarno lupa ukuran bra pesanan Istrinya. Dia punya ide sendiri.

Masalah Lain Muncul, Bagaimana Memilih Ukuran yang Tepat?
Sukarno Meminta Nyonya Johnson memanggil Semua Pramuniaga Wanita di Toko Itu.
Walau dengan wajah merah karena malu, Nyonya Johnson menuruti juga permintaan Sang Presiden.
Presiden Sukarno meminta semuanya berbaris. Diamat-amatinya para pramuniaga itu satu per satu dengan cermat.

"Bukan.. Yang ini Juga Bukan..." Sukarno Mengamati Mereka.
Akhirnya di depan seorang pramuniaga, Presiden Sukarno berhenti.
"Ya! Engkau pas sekali. Aku akan membeli BH sesuai ukuranmu," ujar Soekarno.

Ternyata Memang Ukuran Bra Yang Dipilih Oleh Bung Karno Tepat Sesuai Ukuran Istrinya.
Ada lagi Kisah Lainnya saat Presiden Menghadiri Acara dengan Artis Holywood.
Berkat Eric Johnson, Soekarno sempat menemui para artis top Holywood saat itu. Salah satunya adalah Jayne Mansfield artis seksi Holywood.
"Kuingat Jayne Mansfield memakai baju beludru yang ketat dan tampak dengan sangat-sangat jelas, ia tidak menggunakan apa-apa di balik baju itu.
Belakangan tali pengikatnya putus. Aku diberi tahu kejadian itu sering dialaminya," kenang Bung Karno.