Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Helen Thomas

Profil Helen Thomas | Merdeka.com

Helen Thomas adalah seorang penulis berkebangsaan Amerika, mantan reporter berita yang juga termasuk anggota White House Press Corps. Helen Thomas lahir di Winchester, Kentucky pada tanggal 4 Agustus 1920. Dia merupakan anak ketujuh dari sepuluh anak pasangan George dengan istrinya Mary Rowady Thomas yang berstatus imigran dari Tripoli, Lebanon. Awalnya Thomas dan keluarganya tinggal di Ellis Island, New York City namun saat usianya menginjak empat tahun, keluarganya mengajaknya pindah ke Detroit, Michigan. Di sana ayahnya membuka usaha sebuah toko kelontong. Selama tinggal di Detroit, Helen dan keluarganya sering sekali menerima perlakuan rasis. Seperti ketika mengisi data diri, Helen dan keluarganya diminta untuk mengisi kolom kewarganegaraan dengan Arab-Amerika padahal sejatinya Helen dan keluarganya sudah menjadi warga negara Amerika sedang Arab merupakan etnis mereka. Tidak hanya itu, selama di sekolah, oleh teman-temannya Helen diberi julukan garlic eater yang merujuk pada Helen yang bukan merupakan Amerika ‘murni’. Untungnya Helen sama sekali tidak terganggu dengan kejadian ini. Helen kemudian menghadiri sekolah umum dan memutuskan untuk menjadi seorang jurnalis ketika dia berada di sekolah tinggi. Setelah itu, Helen lantas mendaftar di Universitas Wayne (sekarang Wayne State University) di Detroit dan menerima gelar sarjana bahasa Inggris pada tahun 1942.

Setelah menyelesaikan studinya, Helen mendapatkan pekerjaan jurnalistiknya yang pertama yakni sebagai copygirl untuk berita di Harian Washington. Helen lantas mendapatkan promosi untuk menjadi reporter pemula namun beberapa bulan kemudian dia dipecat sebagai bagian dari penghematan besar-besaran di koran tersebut. Thomas bergabung dengan United Press pada 1943 dan mulai memberikan laporan dengan topik perempuan untuk layanan kawat radio. Dari sinilah, karir Helen terus meningkat, hingga akhirnya pada tahun 1959, dia ditunjuk untuk menjadi presiden Women National Press Club hingga tahun 1960. Karir jurnalistik Helen mengalami peningkatan signifikan setelah pada bulan Januari 1961 dirinya masuk ke dalam jajaran wartawan untuk gedung putih. Dari sini, Helen mulai mengikuti perjalan tiap-tiap presiden yang memimpin Amerika Serikat. Pekerjaan ini sendiri Helen lakukan hingga enam dekade karirnya.

Pada pertengahan tahun 2010, nama Helen Thomas tiba-tiba menjadi headline news di berbagai media lokal bahkan internasional. Ini setelah komentarnya tentang hubungan Palestina dengan Israel yang dinilai beberapa pihak terlalu tajam. Komentar ini disampaikan Helen saat dia diwawancarai oleh Rabbi David Nesenoff dari RabbiLive.com. Saat menjawab pertanyaan Rabbi David Nesenoff tentang Israel, Thomas mengatakan, "Tell them to get the hell out of Palestine... Remember, these people are occupied, and it's their land, its not German, its not Poland's."  She was then asked where the Israelis should go, to which she replied: "they should go home" to "Poland, Germany." Then, after another question she added, "America and everywhere else". Diam-diam, wawancara tersebut direkam oleh Nesenoff yang kemudian mengunggahnya ke internet. Hal ini kontan saja menimbulkan banyak reaksi dari berbagai masyarakat baik pro maupun kontra. Beberapa pihak yang kontra bahkan secara tidak langsung memberikan punishment pada Helen seperti yang dilakukan oleh Universitas Negeri Wayne yang kemudian mengatakan bahwa mereka tidak lagi akan memberikan Helen Thomas Award, yang diambil dari nama Helen tersebut. Tidak hanya itu, dengan terpaksa Helen mengundurkan diri sebagai ketua wartawan Gedung Putih bahkan semua penghargaan yang ia peroleh selama 60 tahun mengabdi di dunia jurnalistik terancam dilucuti. Bagi beberapa orang yang pro, menilai apa yang dilakukan Helen sudah sangat tepat karena dia telah mengutarakan kebenaran yang sesungguhnya, di mana belum tentu ada orang lain yang berani melakukannya.

Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh

Profil

  • Nama Lengkap

    Helen Thomas

  • Alias

    No Alias

  • Agama

    Kristen

  • Tempat Lahir

    Winchester, Kentucky

  • Tanggal Lahir

    1920-08-04

  • Zodiak

    Leo

  • Warga Negara

    Amerika Serikat

  • Ayah

    George Thomas

  • Ibu

    Mary Rowady Thomas

  • Suami

    Douglas B. Cornell

  • Biografi

    Helen Thomas adalah seorang penulis berkebangsaan Amerika, mantan reporter berita yang juga termasuk anggota White House Press Corps. Helen Thomas lahir di Winchester, Kentucky pada tanggal 4 Agustus 1920. Dia merupakan anak ketujuh dari sepuluh anak pasangan George dengan istrinya Mary Rowady Thomas yang berstatus imigran dari Tripoli, Lebanon. Awalnya Thomas dan keluarganya tinggal di Ellis Island, New York City namun saat usianya menginjak empat tahun, keluarganya mengajaknya pindah ke Detroit, Michigan. Di sana ayahnya membuka usaha sebuah toko kelontong. Selama tinggal di Detroit, Helen dan keluarganya sering sekali menerima perlakuan rasis. Seperti ketika mengisi data diri, Helen dan keluarganya diminta untuk mengisi kolom kewarganegaraan dengan Arab-Amerika padahal sejatinya Helen dan keluarganya sudah menjadi warga negara Amerika sedang Arab merupakan etnis mereka. Tidak hanya itu, selama di sekolah, oleh teman-temannya Helen diberi julukan garlic eater yang merujuk pada Helen yang bukan merupakan Amerika ‘murni’. Untungnya Helen sama sekali tidak terganggu dengan kejadian ini. Helen kemudian menghadiri sekolah umum dan memutuskan untuk menjadi seorang jurnalis ketika dia berada di sekolah tinggi. Setelah itu, Helen lantas mendaftar di Universitas Wayne (sekarang Wayne State University) di Detroit dan menerima gelar sarjana bahasa Inggris pada tahun 1942.

    Setelah menyelesaikan studinya, Helen mendapatkan pekerjaan jurnalistiknya yang pertama yakni sebagai copygirl untuk berita di Harian Washington. Helen lantas mendapatkan promosi untuk menjadi reporter pemula namun beberapa bulan kemudian dia dipecat sebagai bagian dari penghematan besar-besaran di koran tersebut. Thomas bergabung dengan United Press pada 1943 dan mulai memberikan laporan dengan topik perempuan untuk layanan kawat radio. Dari sinilah, karir Helen terus meningkat, hingga akhirnya pada tahun 1959, dia ditunjuk untuk menjadi presiden Women National Press Club hingga tahun 1960. Karir jurnalistik Helen mengalami peningkatan signifikan setelah pada bulan Januari 1961 dirinya masuk ke dalam jajaran wartawan untuk gedung putih. Dari sini, Helen mulai mengikuti perjalan tiap-tiap presiden yang memimpin Amerika Serikat. Pekerjaan ini sendiri Helen lakukan hingga enam dekade karirnya.

    Pada pertengahan tahun 2010, nama Helen Thomas tiba-tiba menjadi headline news di berbagai media lokal bahkan internasional. Ini setelah komentarnya tentang hubungan Palestina dengan Israel yang dinilai beberapa pihak terlalu tajam. Komentar ini disampaikan Helen saat dia diwawancarai oleh Rabbi David Nesenoff dari RabbiLive.com. Saat menjawab pertanyaan Rabbi David Nesenoff tentang Israel, Thomas mengatakan, "Tell them to get the hell out of Palestine... Remember, these people are occupied, and it's their land, its not German, its not Poland's."  She was then asked where the Israelis should go, to which she replied: "they should go home" to "Poland, Germany." Then, after another question she added, "America and everywhere else". Diam-diam, wawancara tersebut direkam oleh Nesenoff yang kemudian mengunggahnya ke internet. Hal ini kontan saja menimbulkan banyak reaksi dari berbagai masyarakat baik pro maupun kontra. Beberapa pihak yang kontra bahkan secara tidak langsung memberikan punishment pada Helen seperti yang dilakukan oleh Universitas Negeri Wayne yang kemudian mengatakan bahwa mereka tidak lagi akan memberikan Helen Thomas Award, yang diambil dari nama Helen tersebut. Tidak hanya itu, dengan terpaksa Helen mengundurkan diri sebagai ketua wartawan Gedung Putih bahkan semua penghargaan yang ia peroleh selama 60 tahun mengabdi di dunia jurnalistik terancam dilucuti. Bagi beberapa orang yang pro, menilai apa yang dilakukan Helen sudah sangat tepat karena dia telah mengutarakan kebenaran yang sesungguhnya, di mana belum tentu ada orang lain yang berani melakukannya.

    Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh

  • Pendidikan

    • Wayne State University (sekarang Wayne University) (B.A., 1942)

  • Karir

  • Penghargaan

    Penghargaan :

    • Lebih dari 30 gelar honorary degrees
    • Masuk ke dalam World Almanac's 25 Most Influential Women in America (1976)
    • William Allen White Foundation Award for Journalistic Merit from the University of Kansas (1986)
    • Al Neuharth Award for Excellence in the Media from the Freedom Forum (1991)
    • Helen Thomas Spirit of Diversity award, Wayne State University (2000)
    • Foremother Award from the National Research Center for Women & Families.
    • Lifetime Achievement Award, Council on American-Islamic Relations (CAIR) (Oktober 2010)
    • Award from the Palestine Liberation Organization's General Mission to the United States (April 2012) 

    Karya buku :

    • Listen Up Mr. President: Everything You Always Wanted Your President to Know and Do. (with co-author Craig Crawford) (Charles Scribner's Sons, 2009) 
    • The Great White House Breakout. (with co-author and illustrator Chip Bok) (Penguin Group, 2008) 
    • Watchdogs of Democracy? : The Waning Washington Press Corps and How It Has Failed the Public (Charles Scribner's Sons, 2006) 
    • Thanks for the Memories, Mr. President : Wit and Wisdom from the Front Row at the White House (Charles Scribner's Sons, 2003) 
    • Front Row at the White House : My Life and Times (Scribner, 2000)
    • Dateline: White House (Macmillan, 1975)

Geser ke atas Berita Selanjutnya