Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Habib Muhsin Al Attas

Profil Habib Muhsin Al Attas, Berita Terbaru Terkini | Merdeka.com

Al Habib Muhsin bin Umar al Atthas adalah pendiri salah satu pesantren terkenal, Babul Khairat Syaikhut Tarbiyah al-Imamul Washil. Ayahnya, al-Habib Umar bin Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Aqil al-Atthas, berasal dari Hadramaut, Yaman Selatan, yang kemudian berhijrah dan membangun keluarga di Banda Aceh, Indonesia.

Semasa kanak-kanak, Habib Muhsin telah ditinggal wafat ayahnya dan terpaksa bekerja untuk bertahan hidup, meski tanpa meninggalkan majlis dan bangku sekolah. Pada setiap pagi di masa kehidupan belianya, sang Habib berangkat ke madrasah tempatnya menimba ilmu agama. Setiap sore, ia bekerja apa saja untuk menyambung hidup ibunya dan dirinya sendiri.

Mencapai semester kedua dari pendidikan formalnya di IAIN Ar-Raniri Banda Aceh, Habib Muhsin memutuskan untuk mengambil cuti kuliah dan pergi ke Pekalongan, Jawa Tengah. Keberangkatannya sekaligus dimaksudkan untuk mencari dan menziarahi kerabat di kota tersebut seraya memenuhi wasiat sang ayah sebelum meninggal dunia.

Secara mendadak, Habib kelahiran Desa Pedawa, Aceh pada 6 Oktober 1935 ini jatuh sakit ketika berada di Pekalongan. Pada saat yang bersamaan, dan secara kebetulan, ia bertemu dengan Al-Habib Abdul Qadir Bilfaqih, tokoh agama pendiri Ma’had Darul Hadits, Malang. Masih dalam keadaan sakit, Habib Muhsin al Atthas diijazahi al-Habib Abdul Qadir sekaligus menyampaikan permintaan untuk berkunjung ke Malang jika sembuh.

Memenuhi permintaan tersebut, Habib Muhsin berkunjung ke pondok Darul Hadits dan seterusnya menjadi salah seorang pengajar di pesantren tersebut. Selama 6 tahun berada di Malang, Habib Muhsin akhirnya meminta ijin untuk kembali ke Aceh dan melanjutkan kuliahnya yang sempat tertunda lama di IAIN Ar-Raniri.

Empat tahun kemudian, setelah berhasil menyelesaikan studi, Habib Muhsin al Atthas memperoleh tawaran karir di lingkungan Departemen Agama Banda Aceh sebagai guru. Namun, pada saat yang hampir bersamaan, ia juga menerima sepucuk surat dari gurunya sendiri, Habib Abdullah Bilfaqih, yang memintanya kembali ke Malang.

Berdasar petunjuk yang diyakininya setelah istikharah, Habib Muhsin memutuskan kembali ke Malang dan mengajar di Ma’had Darul Hadits. Dua puluh tahun kemudian, Habib Muhsin membeli sebidang tanah di dusun Ngamarto, Lawang, dan membina pondoknya sendiri. Habib Muhsin bin Umar al Atthas tutup usia pada 25 Februari 2006 atau bertepatan dengan 26 Muharram 1427 Hijriah.

Riset dan analisis: Fadhila Eka R. - Mochamad Nasrul Chotib

Profil

  • Nama Lengkap

    Drs. Habib Muhsin Al Attas

  • Alias

    Al Habib Muhsin bin Umar al Atthas

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Desa Pedawa, Idi, Aceh, Indonesia

  • Tanggal Lahir

    1935-10-25

  • Zodiak

    Scorpion

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Ayah

    al-Habib Umar bin Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Aqil al-Atthas

  • Biografi

    Al Habib Muhsin bin Umar al Atthas adalah pendiri salah satu pesantren terkenal, Babul Khairat Syaikhut Tarbiyah al-Imamul Washil. Ayahnya, al-Habib Umar bin Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Aqil al-Atthas, berasal dari Hadramaut, Yaman Selatan, yang kemudian berhijrah dan membangun keluarga di Banda Aceh, Indonesia.

    Semasa kanak-kanak, Habib Muhsin telah ditinggal wafat ayahnya dan terpaksa bekerja untuk bertahan hidup, meski tanpa meninggalkan majlis dan bangku sekolah. Pada setiap pagi di masa kehidupan belianya, sang Habib berangkat ke madrasah tempatnya menimba ilmu agama. Setiap sore, ia bekerja apa saja untuk menyambung hidup ibunya dan dirinya sendiri.

    Mencapai semester kedua dari pendidikan formalnya di IAIN Ar-Raniri Banda Aceh, Habib Muhsin memutuskan untuk mengambil cuti kuliah dan pergi ke Pekalongan, Jawa Tengah. Keberangkatannya sekaligus dimaksudkan untuk mencari dan menziarahi kerabat di kota tersebut seraya memenuhi wasiat sang ayah sebelum meninggal dunia.

    Secara mendadak, Habib kelahiran Desa Pedawa, Aceh pada 6 Oktober 1935 ini jatuh sakit ketika berada di Pekalongan. Pada saat yang bersamaan, dan secara kebetulan, ia bertemu dengan Al-Habib Abdul Qadir Bilfaqih, tokoh agama pendiri Ma’had Darul Hadits, Malang. Masih dalam keadaan sakit, Habib Muhsin al Atthas diijazahi al-Habib Abdul Qadir sekaligus menyampaikan permintaan untuk berkunjung ke Malang jika sembuh.

    Memenuhi permintaan tersebut, Habib Muhsin berkunjung ke pondok Darul Hadits dan seterusnya menjadi salah seorang pengajar di pesantren tersebut. Selama 6 tahun berada di Malang, Habib Muhsin akhirnya meminta ijin untuk kembali ke Aceh dan melanjutkan kuliahnya yang sempat tertunda lama di IAIN Ar-Raniri.

    Empat tahun kemudian, setelah berhasil menyelesaikan studi, Habib Muhsin al Atthas memperoleh tawaran karir di lingkungan Departemen Agama Banda Aceh sebagai guru. Namun, pada saat yang hampir bersamaan, ia juga menerima sepucuk surat dari gurunya sendiri, Habib Abdullah Bilfaqih, yang memintanya kembali ke Malang.

    Berdasar petunjuk yang diyakininya setelah istikharah, Habib Muhsin memutuskan kembali ke Malang dan mengajar di Ma’had Darul Hadits. Dua puluh tahun kemudian, Habib Muhsin membeli sebidang tanah di dusun Ngamarto, Lawang, dan membina pondoknya sendiri. Habib Muhsin bin Umar al Atthas tutup usia pada 25 Februari 2006 atau bertepatan dengan 26 Muharram 1427 Hijriah.

    Riset dan analisis: Fadhila Eka R. - Mochamad Nasrul Chotib

  • Pendidikan

    • IAIN Ar-Raniri, Banda Aceh

  • Karir

    • Pendiri Pondok Pesantren Putri Babul Khairat Syaikhut Tarbiyah al-Imamul Washil

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya