Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Popok Baby Happy Ajak Masyarakat Bangkit Jawab Tantangan Keluarga di Era New Normal

Popok Baby Happy Ajak Masyarakat Bangkit Jawab Tantangan Keluarga di Era New Normal Ilustrasi orangtua dan anak. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Baby Happy, popok sekali pakai dari Wings Care hari ini menggelar webinar Bangkit & Menghebat di Era New Normal (Kesehatan, Parenting dan Pendidikan) sebagai bagian dari rangkaian program CSR Baby Happy, Keluarga Happy.

Program ini merupakan bentuk kepedulian Baby Happy terhadap situasi masyarakat di Indonesia yang tengah beradaptasi dengan kebijakan pola hidup normal baru di mana masyarakat dapat melakukan aktivitas normal, namun dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Situasi tersebut memberikan dampak yang beragam, baik di sektor ekonomi dan kualitas hidup masyarakat. Terlebih bagi keluarga dengan anak. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki strategi dalam menghadapi tantangan yang ada, khususnya dalam lingkup keluarga.

Julie Widyawati selaku Marketing Manager Baby Happy (Wings Group Indonesia) mengatakan, "Popok Baby Happy memahami kebutuhan keluarga Indonesia khususnya anak batita yang harus tetap terpenuhi meskipun masih di masa sulit seperti saat ini. Melalui program webinar series dalam kampanye Baby Happy, Keluarga Happy, kami berharap orangtua khususnya para Ibu dapat lebih mengetahui peran dirinya demi menjaga ketahanan keluarga serta pentingnya memperhatikan kesehatan anak dan imunisasi di masa pandemi."

"Selain itu, kami juga berharap materi yang disampaikan oleh para narasumber dapat menginspirasi keluarga Indonesia untuk menerapkan pola asuh yang lebih baik demi tumbuh kembang anak yang optimal di tengah keterbatasan masa pandemi," imbuhnya.

Lebih lanjut, Julie menambahkan bahwa dalam pendampingan ini popok Baby Happy turut menggandeng beberapa partner termasuk Ketua PKK dan kepala pemerintahan setempat sebagai narasumber. Seperti halnya Atalia Praratya Kamil selaku Ketua Penggerak PKK Jawa Barat yang dalam kesempatan ini membawakan edukasi berupa tips untuk menjadi wanita tangguh dalam menjalani hari-hari masa pandemi Covid-19.

Airin Rachmi Diany selaku Walikota Tangerang Selatan yang membagikan program pemerintah yang tengah dijalankan demi menguatkan peran wanita dalam keluarga di tengah pandemi Covid-19 ini, terlebih dalam hal pengasuhan dan pendampingan balita.

Menjadi Guru Bagi Anak di Rumah

Tidak hanya membahas mengenai pendampingan anak-anak dalam kegiatan sehari-hari, Popok Baby Happy juga menyoroti pentingnya pendidikan bagi anak usia dini. Prof. Dr. Ir. Netti Herawati, M.Si selaku Guru Besar Bidang Gizi dan Pangan & Pakar PAUD dari Himpaudi menyebutkan bahwa setiap manusia lahir ke dunia dengan seluruh sel otak yang jumlahnya bisa mencapai lebih dari 100 triliun sel tergantung dari kualitas kehamilan, namun hal ini baru dapat berfungsi hanya dengan stimulasi.

"Para orang tua khususnya Ibu harus memahami bahwa usia 0-2 tahun merupakan masa krusial pada anak karena apabila sel otaknya tidak tersambung atau terstimulasi dengan baik maka terjadilah fase penghapusan sel otak atau yang lebih dikenal dengan istilah use it or loose it. Hal ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas stimulasi karena setiap detik terjadi 1,684 juta sambungan sel otak. Sedangkan, untuk kualitas stimulasi terkait pada aspek perkembangan atas apa saja yang distimulasikan pada anak dengan cara yang tepat atau tidak," tambah Prof. Netti.

Lebih lanjut, Prof. Netti membagikan tentang beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua demi keberhasilan keberlangsungan pendidikan anak usia dini. Menurutnya, anak sedari dini harus dilatih berpikir kritis atau critical thinking', ini disebabkan karena terlalu banyaknya informasi yang masuk di era digital seperti sekarang, sehingga anak terlatih untuk memilah informasi mana yang berguna, mana yang tidak. Selain itu anak juga harus dilatih untuk berpikir kreatif dan mengembangkan kemampuan kognitif agar memiliki daya juang lebih, terlebih di era pandemi seperti ini.

Selain nutrisi, orang tua diimbau untuk tidak lupa memberikan nutrisi hati kepada anak agar anak tidak memiliki trauma atau luka masa kecil yang bisa dibawa hingga dewasa nanti. Para orang tua terutama Ibu pun harus paham pola komunikasi yang baik dan benar dengan anak karena itu juga merupakan aspek stimulasi yang penting pada anak usia dini.

"Jangan takut untuk mulai mendaftarkan anak pada fasilitas pendidikan sejak usia 2 tahun, sedini mungkin agar dapat mengembangkan karakter dan life skill. Guru dapat membuat rencana kegiatan pembelajaran, orang tua dapat mengimplementasikan rencana kegiatan dari rumah," jelas Prof. Netti.

Anak Sehat, Keluarga Bahagia

Baru-baru ini dalam jurnal JAMA Pediatrics disebutkan bahwa anak-anak di bawah 5 tahun atau balita dapat membawa materi genetik Covid-19 10 hingga 100 kali lebih tinggi dalam nasofaring mereka dibandingkan anak yang lebih tua dan orang dewasa. Selain itu, anak-anak juga ternyata memiliki resiko komplikasi yang lebih besar bila terpapar Covid-19, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kronis bawaan, seperti penyakit imun atau obesitas.

Melihat kondisi tersebut, tentunya para orang tua perlu ekstra hati-hati dalam memerhatikan kondisi kesehatan keluarga terutama anak-anak di masa pandemi ini. Dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A yang merupakan Dokter Spesialis Anak RS Hermina Jatinegara pada kesempatan ini menyampaikan bahwa menjaga kesehatan anak terbaik adalah dengan memberikan nutrisi adekuat agar mencapai status gizi yang baik sehingga daya tahan tubuh dapat terpacu secara optimal.

"Pandemi Covid-19 membuat masyarakat harus lebih aware dengan urusan kesehatan jiwa raga seluruh anggota keluarga, khususnya anak-anak yang daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa. Untuk itu diperlukan nutrisi adekuat yang mencukupi kebutuhan zat gizi yang diperlukan anak sehari-hari. Satu lagi yang penting yaitu imunisasi. Jangan sampai karena anak tidak divaksin, begitu pandemi selesai, maka muncul wabah infeksi lain yang seharusnya bisa dicegah oleh imunisasi. Jangan lupa untuk cek rekomendasi vaksinasi anak usia 0-18 tahun yang telah diperbaharui tahun 2020 lalu oleh IDAI," jelas Dr. Kanya.

Lebih lanjut Dr. Kanya menjelaskan, pada masa awal pandemi ketika kita harus beraktivitas di rumah saja termasuk bersekolah dan bekerja, jumlah pasien dan kunjungan ke poli anak sangat jauh berkurang. Di sisi lain, jumlah pasien sehat yang datang untuk diimunisasi jauh meningkat. Orang tua tidak perlu khawatir pergi ke fasilitas kesehatan untuk mengimunisasi anaknya, karena faskes pada umumnya telah membedakan lokasi dan waktu untuk pasien sehat dan pasien sakit, dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Bagi orang tua yang masih harus keluar rumah untuk bekerja, jangan lupa untuk terus menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti melepas sepatu di luar rumah, meletakkan barang bawaan di wadah terbuka, masuk kamar mandi, lepas pakaian dan masker kain lalu segera rendam dengan sabun cuci. Setelah itu, segera bersihkan diri dengan mandi, keramas, sikat gigi, berkumur, dan cuci hidung.

Setali tiga uang dengan pernyataan sebelumnya, Dude Harlino, Brand Ambassador Baby Happy juga membagikan pengalaman tentang pentingnya kekompakan orangtua dalam menghadapi semua tantangan yang ada di masa pandemi ini, termasuk tantangan dalam menjaga dan mendidik anak.

"Bagi saya, urusan rumah tangga dan mengurus anak tidak hanya menjadi urusan Ibu. Para Ayah di rumah pun harus turut andil mendukung pekerjaan rumah tangga bersama Ibu, termasuk bila harus perlu mengganti popok si bayi. Dengan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja, kita jadi lebih memanfaatkan waktu lowong untuk quality time bersama keluarga."

"Saya sangat salut dan mengapresiasi Baby Happy yang tidak berhenti untuk mengingatkan peran ayah dalam parenting, sejak beberapa tahun lalu. Itu selalu saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Saya juga terus memerhatikan jadwal imunisasi anak agar tidak menciptakan wabah penyakit baru. Jangan takut untuk pergi ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan, yang penting lakukan protokol kesehatan yang ketat," jelas Dude.

Setelah webinar pertama ini, Baby Happy akan melanjutkan rangkaian programnya ke Tangerang Selatan, Bogor dan berakhir di Jakarta pada April mendatang. Tidak hanya memberikan pendampingan melalui program edukasi ini, Baby Happy juga menyalurkan bantuan secara langsung berupa popok bayi kepada pemerintahan dan partner setempat.

Jangan lupa, lengkapi kebutuhan bayi Anda di era new normal dengan Baby Happy yang bisa didapatkan di minimarket, supermarket atau e-commerce kesayangan Anda. Cek keseruan kegiatan ini melalui akun instagram official @babyhappydiapers. Yuk, ciptakan momen #FunWithDad dengan si Kecil dan lengkapi kebahagiaan Keluarga Anda!

(mdk/tsr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kondisi Terbaru Kiki Amalia Setelah Melahirkan Anak Pertama di Usia 42 Tahun, Ucap Syukur Bisa Melahirkan Secara Normal
Kondisi Terbaru Kiki Amalia Setelah Melahirkan Anak Pertama di Usia 42 Tahun, Ucap Syukur Bisa Melahirkan Secara Normal

Kiki Amalia melahirkan anak pertamanya pada 28 Februari 2024. Proses kelahiran sang buah hati berlangsung dengan alami, tanpa melalui tahap operasi.

Baca Selengkapnya
Kata-kata Buat Anak Laki-laki, Penuh Nasehat Bijak dan Inspirasi Kehidupan
Kata-kata Buat Anak Laki-laki, Penuh Nasehat Bijak dan Inspirasi Kehidupan

Merdeka.com merangkum tentang kata-kata buat anak laki-laki yang penuh nasehat bijak dan inspirasi kehidupan.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil
Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil

Anak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik. Dampaknya pun bisa memengaruhi perkembangannya

Baca Selengkapnya
Penelitian Sebut Krisis Kesuburan Bikin Populasi Dunia Anjlok pada 2100, Tapi Wilayah ini Tetap Produktif Lahirkan Bayi
Penelitian Sebut Krisis Kesuburan Bikin Populasi Dunia Anjlok pada 2100, Tapi Wilayah ini Tetap Produktif Lahirkan Bayi

Sebuah penelitian memperingatkan tingkat kesuburan di hampir setiap negara akan terlalu rendah untuk menopang populasi mereka pada akhir abad ini.

Baca Selengkapnya
Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.

Baca Selengkapnya
Populasi di Dunia Kian Bertambah, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata
Populasi di Dunia Kian Bertambah, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata

Krisis pangan di dunia menjadi isi utama seiring bertambahnya populasi manusia.

Baca Selengkapnya
Dampak Membiarkan Bayi Menangis Terlalu Lama, Bisa Pengaruhi Kesehatan Mentalnya
Dampak Membiarkan Bayi Menangis Terlalu Lama, Bisa Pengaruhi Kesehatan Mentalnya

Dampak membiarkan bayi menangis terlalu lama mungkin memang tidak terlihat langsung, namun bisa menjadi buruk jika kebiasaan ini tidak diperbaiki.

Baca Selengkapnya
Detik-detik Momen Mengharukan Kelahiran Anak Pertama Nopek Novian yang Dipanggil 'Samson Sang Bayi Kuat'
Detik-detik Momen Mengharukan Kelahiran Anak Pertama Nopek Novian yang Dipanggil 'Samson Sang Bayi Kuat'

Intip yuk foto-foto momen kelahiran anak pertama Nopek Novian yang dijuluki 'Samson' Bayi kuat

Baca Selengkapnya