Cara Qadha Puasa Bertahun-Tahun Menurut Pendapat Ulama, Serta Waktu yang Tepat untuk Melakukannya
Bagi yang memiliki qadha puasa sejak beberapa tahun lalu dan belum dibayar hingga sekarang, ini cara dan waktu yang tepat untuk melakukannya.

Qadha puasa adalah puasa yang dilakukan untuk mengganti kewajiban puasa Ramadan yang terlewat karena alasan tertentu. Alasan ini bisa berupa sakit, haid, nifas, perjalanan, kehamilan, menyusui, atau hal-hal lain yang sesuai dengan syariat Islam.
Pelaksanaan qadha puasa memiliki fleksibilitas waktu, seperti disampaikan dalam hadis, "Qadha (puasa) Ramadhan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan." (HR. Daruquthni).
-
Kapan waktu tepat untuk mengqadha puasa Ramadhan? Namun, perlu diingat bahwa membayar utang puasa Ramadhan adalah wajib dan sebaiknya didahulukan. Jika seseorang baru teringat atau baru bisa mengqadha puasa Ramadhan bertepatan dengan hari Arafah, maka disarankan untuk segera melakukannya pada hari tersebut.
-
Kapan waktu yang tepat untuk mengerjakan puasa Qadha? Puasa qadha dapat dilakukan kapan saja setelah bulan Ramadhan berakhir, hingga bulan Sya'ban tahun berikutnya.
-
Kapan waktu yang tepat untuk menjalankan puasa qadha? Menurut pandangan Mazhab Syafi'i, puasa qadha harus dilakukan secepatnya setelah bulan Ramadan berakhir, namun masih diperbolehkan untuk menundanya hingga menjelang Ramadan berikutnya, asalkan tidak dilakukan secara berlebihan.
-
Kapan puasa Qadha dilakukan? Puasa qadha harus dilaksanakan setelah Ramadhan berakhir.
-
Kapan waktu yang tepat untuk qadha puasa? Qadha puasa Ramadhan dapat dilakukan kapan saja. Baiknya disegerakan karena khawatir lupa. Qadha puasa Ramadhan dilakukan sejumlah hari yang ditinggalkan.
-
Apa itu puasa Qadha? Namun, tidak jarang sebagian dari kita memiliki kewajiban puasa yang tertinggal akibat halangan syar'i seperti sakit atau perjalanan jauh.
Universitas Muhammadiyah Surabaya menjelaskan bahwa qadha puasa dapat dilakukan kapan saja tanpa batasan waktu tertentu. Namun, disarankan agar pelaksanaannya dilakukan sebelum Ramadan berikutnya untuk menjaga tanggung jawab ibadah tersebut.
Penyebab Harus Qadha Puasa Bertahun-Tahun
Ada beberapa situasi yang menyebabkan seorang muslim harus menunda qadha puasa hingga bertahun-tahun. Berikut di antaranya:
1. Penyakit Kronis
Orang dengan penyakit kronis seperti kanker atau diabetes sering kali tidak mampu menjalankan puasa. Jika perawatannya memakan waktu lama, mereka harus menunda qadha puasa hingga kondisi kesehatan membaik.
2. Kehamilan dan Menyusui
Wanita hamil atau menyusui diperbolehkan tidak berpuasa jika dikhawatirkan akan membahayakan kesehatan diri atau bayinya. Jika masa kehamilan dan menyusui berlangsung selama beberapa tahun, qadha puasa baru bisa dilakukan setelah kondisi memungkinkan.
3. Kehilangan Kesadaran
Orang yang mengalami kecelakaan atau sakit berat hingga kehilangan kesadaran dalam waktu lama juga perlu menunda qadha puasanya.
4. Kesalahan dalam Berpuasa
Terkadang seseorang secara tidak sengaja melanggar aturan puasa, seperti makan atau minum tanpa sadar. Jika hal ini terjadi selama beberapa tahun, qadha puasa harus dilakukan untuk menggantinya.

Pendapat Para Ulama tentang Qadha Puasa Bertahun-Tahun
Pendapat tentang qadha puasa bertahun-tahun didukung oleh ulama mazhab al-Hanafiyah dan asy-Syafi’iyah.
- Mazhab al-Hanafiyah
Dalam kitab Tabiyin Al-Haqaiq Syarh Kanzu Ad-Daqaiq oleh Az-Zaila’I, disebutkan bahwa seseorang yang belum membayar utang puasanya hingga Ramadan berikutnya hanya diwajibkan untuk berpuasa qadha setelah Ramadan tersebut berlalu. Tidak ada kewajiban membayar fidyah karena qadha adalah kewajiban yang lapang waktunya.
- Mazhab asy-Syafi’iyah
Berbeda dengan mazhab Hanafiyah, mazhab Syafi’iyah mengharuskan pembayaran fidyah selain qadha jika utang puasa belum dilunasi hingga Ramadan berikutnya. Dalam kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab oleh An-Nawawi, fidyah berupa satu mud makanan diwajibkan untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan.

Tata Cara Qadha Puasa Bertahun-Tahun
1. Waktu Pelaksanaan
Qadha puasa dapat dilakukan kapan saja, tetapi makruh hukumnya mendahulukan puasa sunnah sebelum qadha. Sebagai contoh, puasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis, Syawal, atau Ayyamul Bidh sebaiknya dilaksanakan setelah kewajiban qadha selesai.
2. Jumlah Hari Puasa yang Diganti
Qadha puasa wajib dilakukan sesuai dengan jumlah hari puasa yang ditinggalkan. Jika seseorang tidak yakin berapa hari yang terlewat, maka dianjurkan untuk memilih jumlah hari maksimal sebagai langkah kehati-hatian.
3. Menggabungkan Qadha dan Puasa Sunnah
Dalam beberapa kondisi, qadha puasa dapat digabungkan dengan puasa sunnah. Syeikh Zainuddin Al-Malibari dalam kitab Fathul Mu’in menjelaskan bahwa hal ini sah dilakukan dan tetap memperoleh pahala dari kedua niat tersebut.
4. Niat Membayar Qadha Puasa Ramadan
Berikut adalah doa niat ganti puasa ramadhan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah swt.
Qadha puasa bertahun-tahun adalah solusi bagi umat Islam yang memiliki utang puasa Ramadan dalam jumlah banyak. Hal ini dapat dilakukan dengan cara yang fleksibel, baik berurutan maupun terpisah, sesuai dengan kondisi masing-masing individu.
Sebaiknya, qadha puasa dilaksanakan sesegera mungkin agar tidak menjadi beban di kemudian hari. Sebagaimana disebutkan oleh Imam Abu Hanifah, "Kewajiban meng-qadha puasa Ramadhan adalah kewajiban yang lapang waktunya tanpa ada batasan tertentu."