Abon khas Bandung yang digemari para meneer Belanda
Merdeka.com - Pasar Kosambi sudah beroperasi sejak zaman Belanda. Tidak heran jika para pedagangnya banyak mewarisi usaha orangtua, salah satunya Abon Ibu Achmad yang dirintis sejak 1942. Di zaman sebelum kemerdekaan itu, banyak meneer Belanda membeli abon di kios abon lokal ini. Hingga kini, anak cucu para meneer tersebut masih suka membeli produk Abon Ibu Achmad.
Kios Abon Ibu Achmad menempati lantai dasar Pasar Kosambi, tidak jauh dari blok pedagang daging dan sayuran. Usaha abon ini mulai dirintis oleh pasangan suami istri Anna Kusumah dan Achmad Adipoera. Kini usaha tersebut diteruskan anak mereka, Nenden, 47 tahun.
Nenden menuturkan, orangtuanya mulai membuat abon hasil eksperimen dari membuat gepuk, yaitu daging yang dimasak dengan cara ditumbuk-tumbuk agar teksturnya lembut. Cara membuat abon mirip seperti membuat gepuk, daging ditumbuk lebih ekstrem lagi hingga tinggal berupa serat-serat seperti sabut. Di masa lalu abon disebut sawud.
Sejak 2010, Abon Ibu Achmad biasa mengikuti pameran kuliner di Belanda. Dalam sekali pameran, abon yang dikirim ke Belanda sampai dua kuintal dengan harga EUR 7 per dua ons-nya.
Menurut Nenden, banyak orang Belanda menjadi pelanggan tetap. Ia menduga, orang-orang Belanda itu merupakan anak cucu dari para meneer yang dulu menjadi pelanggan abon dari orangtuanya.
"Sampai sekarang mungkin anak cucu mereka tahu dengan Abon Ibu Achmad. Karena dulu kan ibu banyak pelanggan Belanda hingga dia fasih bahasa Belanda," kata Nenden bercerita kepada Merdeka Bandung, baru-baru ini.
Nenden meneruskan usaha orang tuanya sejak 2003. Ibu dua anak ini kemudian mengembangkan produknya seperti abon ayam dan ikan dengan rasa beragam, abon manis, pedas dan sedang. Abon yang paling digemari pelanggan adalah abon sapi rasa sedang.
Abon ini dijual mulai Rp 300 ribu per kilogramnya. Selain abon, kios ini memproduksi kornet, paru goreng, dendeng dan serundeng. Produknya tersebar di berbagai rumah makan, cafe dan hotel di Bandung.
Nenden juga membuka cabang di Jalan Kalijati Raya Nomor 2 Antapani Bandung. Ia mempekerjakan Iima pegawai yang digaji antara 1,5 juta rupiah sampai Rp 3 juta rupiah per bulan.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sadis! Ayah di Muara Baru Banting Anak hingga Tewas, Pelaku Dikenal Tempramen dan Pecandu Narkoba
Bocah di Muara Baru, Jakarta Utara tewas dibanting sang ayah Usmanto (43).
Baca SelengkapnyaMomen Letda Kinan Anak Mayjen Kunto Bertemu Orangtua di Tempat Dinas, Cium Tangan lalu Dipeluk dan Dicium Hangat
Berikut momen Letda Kinan anak Mayjen Kunto Arief saat bertemu orangtua di tempat dinas.
Baca SelengkapnyaMomen Jenderal Dudung Eks Kasad 'Narik' Becak, Penumpangnya Sosok Tak Sembarangan
Begini momen keseruan Jenderal Dudung Abdurachman bareng sang cucu dengan naik becak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Momen Bahagia Dua Ajudan Dudung Abdurachman Ulang Tahun, Dirayakan Langsung Sama Sang Jenderal
Eks Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman merayakan ultah dua ajudannya dengan menyiapkan kejutan.
Baca SelengkapnyaMomen Bintang 1 TNI Adik Jenderal Non Akpol Suapi Ibunya Makan 'Surga Kami di Telapak Kaki Ibu'
Ada momen menarik dari sosok jenderal bintang 1 TNI adik dari jenderal non Akpol dengan sang ibunda.
Baca SelengkapnyaAyah di Aceh Utara Tega Perkosa Anak Tirinya Berusia 8 Tahun
Pengakuan pelaku telah memperkosa korban dua kali di dua lokasi berbeda
Baca SelengkapnyaMomen Ibu-ibu Heboh saat Lihat Anggota TNI Terjun Payung, Aksinya Curi Perhatian Warganet
Ibu ini terus berteriak pada rombongan TNI yang sedang terjun payung ini.
Baca SelengkapnyaMomen Haru Ayah Gantikan Putrinya Wisuda di UIN Raden Intan Lampung, Sang Anak Berpulang karena Sakit
Sejak nama putrinya, Wanda Tri Agustini dipanggil, ayahnya tampak berjalan mewakili putrinya wisuda dengan langkah yang berat.
Baca SelengkapnyaPenuh Haru! Nenek Asal Kebumen Ini Sempat Hilang selama 46 Tahun, Kini Bisa Bertemu Lagi dengan Anaknya
Nenek Satikem sempat "dibuang" oleh majikannya ke panti jompo di Bangka Belitung
Baca Selengkapnya