Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Tradisi Unik Buat si Jomblo di Berbagai Negara, Dari yang Lucu sampai Ngenes

5 Tradisi Unik Buat si Jomblo di Berbagai Negara, Dari yang Lucu sampai Ngenes Tradisi menyiram lajang dengan kayu manis di Denmark. © Imgur

Merdeka.com - Jodoh merupakan perkara rumit. Mungkin hampir semua orang setuju dengan pendapat ini. Dari zaman kuno hingga era digital, sulitnya menemukan pasangan hidup menjadi masalah bagi banyak orang. Ditambah kesibukan yang menyita waktu dan kurangnya kesempatan untuk bersosialisasi, jumlah pria dan wanita lajang di tiap negara pun terus bertambah. Rendahnya jumlah pernikahan bahkan sudah menjadi masalah sosial di China dan Jepang.

Tetapi sebenarnya jomblo bukan masalah sosial baru. Sejak berabad-abad lalu, kesulitan dalam mencari jodoh sudah bikin pusing nenek moyang kita. Seringnya malah dianggap sebagai sesuatu yang memalukan. Karena itulah berkembang berbagai tradisi yang bertujuan untuk membantu si lajang agar enteng jodoh. Ada juga tradisi untuk mempermalukan mereka yang tak kunjung berumah tangga. Berikut ini beberapa di antaranya.

Disiram Bubuk Kayu Manis - Denmark

Denmark punya tradisi unik yang berkaitan dengan jomblo. Mereka yang masih melajang, tak punya pasangan saat usia menginjak 25 tahun akan disiram bubuk kayu manis beramai-ramai. Ini tak ubahnya tradisi lempar telur dan tepung yang dilakukan para pelajar Indonesia saat teman mereka berulangtahun. Jika sampai usia 30 akan mendapatkan nasib lebih sial lagi, yaitu disiram dengan bubuk lada.

Dilansir Mirror, tradisi sudah berumur ratusan tahun. Berkaitan erat dengan para saudagar rempah yang identik dengan status jejaka tua. Mereka terlalu sering bepergian untuk urusan dagang, sehingga tak ada waktu untuk mencari jodoh.

Gokon - Jepang

Dilansir Japan Today, gokon merupakan kepanjangan dari godo konpa yang secara harfiah berarti 'kumpul-kumpul campuran'. Ini merupakan ajang gaul sekaligus mencari jodoh yang sangat umum dilakukan oleh muda-mudi Jepang. Bentuknya seperti kencan buta yang dikemas dalam pesta minum-minum atau karaoke. Biasanya sekumpulan gadis muda akan bertemu dengan para pria yang semuanya masih lajang. Sepanjang malam mereka mencoba saling mengenal dan menjajaki kemungkinan untuk menjalin kedekatan yang lebih jauh.

Sayangnya, gokon bisa menjadi kedok untuk pelecehan seksual. Tak jarang para pria menggunakan cara ini untuk memanfaatkan gadis muda. Menurut survei terhadap 300 wanita yang dilakukan oleh majalah SPA!, sebagian besar mendapatkan pengalaman yang tidak menyenangkan saat gokon. Biasanya wanita-wanita ini dipaksa minum terlalu banyak agar para pria yang hadir leluasa melakukan tindakan tak pantas kepada mereka.

Black Day - Korea Selatan

Bisa dikatakan Black Day merupakan hari raya kaum jomblo di Korea Selatan. Dirayakan tepat dua bulan setelah Valentine's Day dan sebulan setelah White Day. Pada hari ini, mereka yang tak punya pasangan dan tak mendapatkan hadiah saat Valentine dan White Day akan merayakan kesialan mereka dengan pesta.

Para jomblo ini memakai baju serba hitam dan menyantap makanan yang berwarna hitam pekat pula, biasanya jjajangmyeon (mi pasta kedelai hitam) yang bercitarasa agak pahit. Sambil makan dan minum-minum, mereka bebas mengeluhkan kehidupan asmara yang payah sampai hari berganti.

Guanggun Jie - China

Kalau Korea Selatan punya Black Day, di China ada Guanggun Jie atau hari lajang. Secara harfiah, Guanggun Jie berarti hari raya ranting telanjang. Ranting telanjang adalah sebutan untuk para perjaka tua di China. Tetapi tak hanya para pria yang merayakannya. Guanggun Jie dirayakan setiap tanggal 11 November oleh semua warga China yang masih belum beruntung dalam persoalan asmara. Tanggal 11 November dipilih karena menggunakan empat angka 1, menyerupai orang yang sendirian.

Dilansir TIMES, tradisi Guanggun Jie pertama kali dirayakan oleh para mahasiswa di Universitas Nanjing pada tahun 1993. Tradisi ini kemudian mereka bawa sampai lulus dan akhirnya populer hingga ke seluruh China. Belakangan, Guanggun Jie dimanfaatkan oleh industri e-commerce dan berkembang menjadi hari belanja online terbesar di dunia.

Festival Mempelai - Bulgaria

Para pemuda dan pemudi keturunan Rom (gipsi) di Bulgaria yang masih lajang mencari jodoh lewat festival mempelai yang dilangsungkan di Stara Zagora empat kali dalam setahun. Di sini para pemuda Rom dari komunitas Kalaidzhi, keturunan imigran kelas pekerja yang mencari nafkah sebagai pengrajin tembaga bertemu, berdansa, dan mencoba untuk saling memikat, kadang ditemani oleh orangtua masing-masing. Tujuan utama mereka adalah mencari calon suami yang istri.

Biaya pernikahan dan pengaturan finansial setelah menikah juga bisa dibahas selagi berkenalan. Pasalnya, Kalaidzhi merupakan warga dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Bagi mereka, pernikahan yang baik tak cukup hanya dilandasi cinta. Mendapatkan jodoh dengan harga yang pantas juga hal yang sangat penting.

Itulah tradisi dan hari istimewa yang didedikasikan khusus untuk para jomblo. Adakah kebiasaan serupa di daerahmu?

(mdk/tsr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat

Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat

Bodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Digelar Setiap Jelang Tahun Baru Imlek, Begini Serunya Ritual Pao Oen di Kota Solo

Digelar Setiap Jelang Tahun Baru Imlek, Begini Serunya Ritual Pao Oen di Kota Solo

Tradisi itu digelar dengan harapan menyambut tahun baru Imlek dengan jiwa raga yang bersih.

Baca Selengkapnya
Begini Awal Mula Tradisi Mudik Jelang Lebaran di Indonesia, Sudah Ada Sejak Kerajaaan Majapahit

Begini Awal Mula Tradisi Mudik Jelang Lebaran di Indonesia, Sudah Ada Sejak Kerajaaan Majapahit

Tradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Tradisi Adang yang Sakral, Ritual Memasak Warga Serang Sambut Hari Besar Keagamaan

Mengenal Tradisi Adang yang Sakral, Ritual Memasak Warga Serang Sambut Hari Besar Keagamaan

Kabupaten Serang memiliki kearifan lokal yang hampir punah bernama Adang.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Tonggeyamo, Cara Unik Menentukan Tanggal 1 Ramadan ala Masyarakat Gorontalo

Mengenal Tradisi Tonggeyamo, Cara Unik Menentukan Tanggal 1 Ramadan ala Masyarakat Gorontalo

Selain dengan cara melihat hilal untuk menetapkan Bulan Ramadan, di Gorontalo memiliki tradisi yang unik dan berlangsung secara turun-temurun.

Baca Selengkapnya
Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak

Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak

Tradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan

Baca Selengkapnya
Momen Dedi Mulyadi Nyoblos Dikawal Tentara Kerajaan 'Jangan Macam-macam di Sini'

Momen Dedi Mulyadi Nyoblos Dikawal Tentara Kerajaan 'Jangan Macam-macam di Sini'

Bertemu dengan para petugas berpakaian tradisional khas tentara kerajaan, Dedi mengaku kaget.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Mandi Kasai, Tradisi Memandikan Sepasang Kekasih Jelang Menikah dari Lubuk Linggau

Mengenal Mandi Kasai, Tradisi Memandikan Sepasang Kekasih Jelang Menikah dari Lubuk Linggau

Ritual mandi sepasang kekasih menjelang pernikahan ini disaksikan langsung oleh kerabat dan teman mereka.

Baca Selengkapnya