Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kerugian Ekonomi Akibat Kemacetan Jakarta

Kerugian Ekonomi Akibat Kemacetan Jakarta

Kemacetan Jakarta

merdeka.com
Geser ke atas untuk membaca
Maverick tracker for readpage-cover
Kerugian Ekonomi Akibat Kemacetan Jakarta

Kendaraan saat terjebak kemacetan di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (2/7). Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebut kerugian ekonomi akibat kemacetan di Ibu Kota berdasarkan data tahun 2013 sebesar Rp 65 triliun per tahun, sedangkan pada 2019 mendekati Rp 100 triliun.

Kerugian Ekonomi Akibat Kemacetan Jakarta

Kendaraan saat terjebak kemacetan di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (2/7). Kerugian ini disebabkan oleh sistem publik transportasi masih tertinggal jauh dibandingkan kebutuhan masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi.

Kerugian Ekonomi Akibat Kemacetan Jakarta

Kendaraan saat terjebak kemacetan di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (2/7). Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebut kerugian ekonomi akibat kemacetan di Ibu Kota berdasarkan data tahun 2013 sebesar Rp 65 triliun per tahun, sedangkan pada 2019 mendekati Rp 100 triliun.

Kerugian Ekonomi Akibat Kemacetan Jakarta

Kendaraan saat terjebak kemacetan di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (2/7). Kerugian ini disebabkan oleh sistem publik transportasi masih tertinggal jauh dibandingkan kebutuhan masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi.

Kerugian Ekonomi Akibat Kemacetan Jakarta

Kendaraan saat terjebak kemacetan di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (2/7). Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebut kerugian ekonomi akibat kemacetan di Ibu Kota berdasarkan data tahun 2013 sebesar Rp 65 triliun per tahun, sedangkan pada 2019 mendekati Rp 100 triliun.

Kerugian Ekonomi Akibat Kemacetan Jakarta

Kendaraan saat terjebak kemacetan di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (2/7). Kerugian ini disebabkan oleh sistem publik transportasi masih tertinggal jauh dibandingkan kebutuhan masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi.