Menurut beberapa ahli sejarah, peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim AS terjadi di Kota Urfa atau Ur, wilayah Mesopotamia yang sekarang masuk wilayah Turki. Di sini terdapat banyak sekali peninggalan sejarah. Termasuk tempat kelahiran, tiang gantung hingga tempat dibakarnya Nabi Ibrahim AS.

Kisah Nabi Ibrahim AS tentu sudah tidak asing di telinga umat Islam. Nabi Ibrahim dengan kecerdikannya paham bahwa berhala bukanlah Tuhan dan langsung merencanakan sesuatu pada Raja Namrud beserta pengikutnya. Pada suatu hari Raja Namrud melakukan perjalanan keluar kota bersama sebagian besar pengikutnya selama beberapa hari. Wilayah kekuasaan Namrud pun nyaris kosong.

Nabi Ibrahim kemudian masuk dan menghancurkan semua berhala yang ada di wilayah Namrud. Semua patung-patung dihancurkan, meski dia tahu itu adalah buatan ayahnya sendiri. Namun, Nabi Ibrahim AS hanya menyisakan satu berhala yang tidak dirusaknya yaitu berhala yang paling besar.

Nabi AS lantas meletakkan kapak yang dipakai untuk menghancurkan patung-patung lainnya di pangkuan berhala satu-satunya yang tak dirusaknya. Hal itu dilakukan untuk bisa menyadarkan Raja Namrud dan pengikutnya jika berhala, Tuhan yang selama ini disembah tidak dapat melihat, mendengar dan bergerak.

Namun, Raja Namrud semakin murka. Ia memerintahkan para tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan seberat-beratnya. Nabi Ibrahim dihukum mati dengan jalan dibakar hidup-hidup. Menyaksikan proses pembakaran itu, Raja Namrud dan para pengikutnya tertawa dengan penuh kepuasan. Mereka mengira, Nabi Ibrahim telah hancur menjadi abu bersama api itu.

Namun, mereka begitu terkejutnya melihat api yang menyala dahsyat tiba-tiba padam. Nabi tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran dengan selamat tanpa luka sedikit pun. Sejak saat itu, pengikut Namrud berpaling dan menjadi umat Nabi Ibrahim untuk terus lurus ke jalan Allah SWT. Foto ini adalah lokasi yang dipercaya menjadi tempat dibakarnya Nabi Ibrahim AS.

Ini merupakan tiang tempat Nabi Ibrahim AS digantung dan dilempar ke api oleh Raja Namrud. Nabi Ibrahim saat itu diikat pada tiang, digantung dan dilempar ke tumpukan kayu bakar.

Diketahui pada zaman itu, penduduk Raja Namrud diwajibkan untuk membawa kayu bakar. Mirisnya, barang siapa yang menentang dan tidak mendukung untuk membunuh Nabi Ibrahim AS akan dibunuh oleh Raja Namrud.