Wilayah lokalisasi tersebut sengaja tidak disampaikan secara rinci. Tapi tepatnya harus melalui Jalan Lintas Sragen Purwodadi menuju ke Utara.

Dibutuhkan perjalanan yang cukup panjang. Bahkan melewati jalanan curam. Termasuk jembatan kayu yang begitu kecil dan hanya bisa dilewati oleh satu kendaraan roda dua, secara bergantian. Jika mengendarai mobil, harus melewati jalan lain.

Wilayah ini terkenal sebagai kawasan prostitusi. Berada di tengah hutan jati dan waduk, membuat lokasi ini sangatlah terpencil dan jauh dari keramaian kota. Perdukuhan di wilayah Gunung Botak ini sebagian besar kondisi jalanan masih berupa tanah dan bebatuan. Sehingga cukup terjal dan licin jika di musim hujan.

Lokasinya yang terpencil, sehingga pengunjung harus melewati hutan jati dan perkebunan warga. Meski begitu, banyak fasilitas yang berusaha dihadirkan, termasuk tempat parkir pengunjung prostitusi seperti di sebelah kanan ini.

Jika dilihat sekilas, mungkin layaknya perkampungan pada umumnya. Tapi jika diperhatikan seksama, akan tampak spanduk bertuliskan 'karaoke', serta ruangan dengan AC. Selain itu, terdapat toko kelontong dan warung makan yang siap melayani pengunjung.

Jika ingin melihat suasana berbeda di kampung ini, harus bertandang di malam hari. Kawasan ini tidak dianjurkan untuk dikunjungi oleh anak-anak di bawah umur. Karena dikhawatirkan akan berdampak negatif.

Kawasan ini berada di sekitaran Tanah milik PT. KAI yang justru dihuni oleh warga. "Jadi tanah ini semua punyanya PJKA, kalau sekarang Kereta Api itu," ujar Haryono warga sekitar.

Kini wilayah tersebut direncanakan akan beralih menjadi lokasi wisata keluarga. Untuk menanggalkan julukan negatif sebelumnya. "Gunung Botak itu asal usulnya dulu kan di sini gunung, ada budaya kearifan lokal. Aslinya dekat masjid sana. Kemungkinan mau jadi Desa Wisata, sudah disediakan kapal, ada tempat untuk bersantai, ada angsa kayuh," terang Haryono.