Nama Jabal Nur tercetus sejak Rasul SAW menyatakan bahwa dirinya menerima wahyu pertama berupa surah Al Alaq. Sebagai surah pertama dalam Alquran. Gunung tersebut dinamakan "Jabal-al-Nur" hingga sekarang. Jabal dalam bahasa Arab artinya gunung, sedangkan "Nuur" atau "Nur" berarti cahaya atau penerangan.

Untuk mendaki Jabal Nur, kini sudah disediakan tangga berbatu. Berbeda dengan masa Nabi SAW, yang masih dengan bebatuan asli dan cukup licin.

Baru setengah perjalanan menuju puncak, pemandangan kota tampak begitu indah serta tangga batu yang berkelok. Gunung ini memiliki ketinggian mencapai 2.106 kaki atau sekira 642 meter.

Sesampainya di puncak gunung Jabal Nur. Kondisinya sudah diratakan, agar bisa digunakan untuk beribadah salat.

Di sisi yang berbeda, masih di sekitaran puncak gunung Jabal Nur. Terdapat sejumlah jemaah sedang salat.

Dari puncak gunung, akan terlihat goa Hira yang berada tak jauh. Harus melewati sejumlah anak tangga lagi dan menyusuri lorong sempit.

Goa Hira berukuran sekira 1,75 hasta atau sekitar 78,75 centimeter saja. Untuk masuk ke goa Hira begitu susah karena kondisi jalan yang terlalu sempit dan cukup terjal.

Kondisi dalam goa Hira. Diperlukan penerangan dari tambahan untuk bisa melihat dalam gelap. Setiap orang yang ingin masuk harus bergantian. Modelnya seperti lorong yang tembus di kedua sisi.

Ketika keluar dari goa Hira, disuguhkan pemandangan kota yang begitu indah. Dihiasi dengan lampu pijar yang mulai menyala saat senja.