Aktivitas imigran pencari suaka saat berada di penampungan sementara di Kalideres, Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Hingga saat ini tercatat sebanyak 332 jiwa imigran pencari suaka dari 4 negara, yakni Afghanistan, Pakistan, Irak, dan Somalia menjalani hidup seadanya di penampungan tersebut.

Sebuah Alquran terpajang di ventilasi salah satu kamar imigran. Mereka berada di penampungan itu sejak diungsikan oleh Pemprov DKI Jakarta pada Juli 2019 lalu.

Seorang anak imigran sedang dimandikan oleh ibunya di penampungan. Menurut pimpinan imigran, sejak akhir Agustus 2019 Pemprov DKI telah menyetop bantuan logistik dan listrik ke penampungan.

Saat ini mereka hanya mendapat bantuan dari warga sekitar seperti makanan, baju bekas, dan air mineral karena di lokasi penampungan sumber air tidak dapat diminum akibat payau.

Untuk listrik, mereka secara swadaya atau patungan membayar tagihan. Itu pun listrik hanya digunakan untuk mengisi baterai telepon selular lantaran dayanya tidak cukup untuk penerangan gedung.

Lebih parahnya, listrik di penampungan ini menyala pada jam tertentu, seperti mulai pukul 06.00-09.00 WIB dan 17.00-20.00 WIB.

Mereka berharap pemerintah lebih memperhatikan para imigran pencari suaka dan memberikan tempat tinggal yang layak.

Seorang imigran perempuan menjaga bayinya di bilik kamarnya dengan kondisi atap jebol.

Aktivitas imigran pencari suaka saat menjemur pakaian di penampungan sementara di Kalideres.

Seorang imigran perempuan menjaga bayinya di bilik kamarnya dengan kondisi atap jebol.

Seorang imigran tengah menelpon kerabat.

Seorang imigran usai menggunakan WC buatan yang hanya tertutup terpal.

Sebuah papan berisi imbauan aktivitas para imigran terpampang di pagar penampungan sementara di Kalideres, Jakarta, Rabu (18/12/2019).