Tribun, pintu masuk, dan dinding Stadion Kanjuruhan menjadi saksi bisu tragedi maut yang menewaskan ratusan orang selepas laga Arema FC vs Persebaya pada 1 Oktober 2022 malam.

Peristiwa ini bermula saat dua orang suporter memaksa masuk lapangan untuk mendatangi para pemain Arema FC. Aksi tersebut memicu suporter lain untuk ikut turun dari tribun.

Masifnya suporter masuk lapangan membuat aparat kewalahan. Aparat kemudian menembakkan gas air mata ke arah kerumunan suporter di lapangan dan ke arah tribun.

Situasi kerusuhan semakin mencekam. Tembakan gas air mata membuat para suporter panik. Mereka bergegas mencari jalan keluar dari tribun stadion.

Sayangnya, pintu yang harus mereka lalui tak cukup lebar. Terlebih akses yang mereka lalui adalah tangga menurun.

Desak-desakan pun tak terhindarkan. Banyak dari suporter Arema yang jatuh dan terinjak injak.

Hampir di setiap jengkal pada pintu keluar tribun Stadion Kanjuruhan, ada korban suporter yang tergeletak.

Ini adalah pintu 13 Stadion Kanjuruhan. Dinding roster di sebelahnya tampak jebol. Pintu 13 ini disebut sebagai salah satu titik dengan korban paling banyak.

Tak hanya pintu 13, korban juga bergeletakan di pintu 10, 11, 12, dan lorong stadion.

Sejumlah pasang sepatu tak bertuan tampak berserakan di salah satu pintu Stadion Kanjuruhan.