Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Pantang Menyerah, Bocah Difabel Pergi Sekolah Berbekal Satu Kaki dan Tongkat Bambu

Pantang Menyerah, Bocah Difabel Pergi Sekolah Berbekal Satu Kaki dan Tongkat Bambu

Kupang

merdeka.com
Geser ke atas untuk membaca
Maverick tracker for readpage-cover
Pantang Menyerah, Bocah Difabel Pergi Sekolah Berbekal Satu Kaki dan Tongkat Bambu

Stenly Yesi Ndun (7) merupakan anak berkebutuhan khusus yang tinggal bersama kakek dan neneknya di Desa Tuapanaf, Kecamatan Takari.

Pantang Menyerah, Bocah Difabel Pergi Sekolah Berbekal Satu Kaki dan Tongkat Bambu

Sejak berumur tiga tahun, Yesi dan saudari kembarnya bernama Stela Ndun sudah ditinggal oleh ayah dan ibunya. Orang tua kandung mereka merantau ke Kalimantan sebagai buruh sawit.

Pantang Menyerah, Bocah Difabel Pergi Sekolah Berbekal Satu Kaki dan Tongkat Bambu

Meski jauh dari perhatian orang tua ditambah kondisinya yang terbatas, Yesi tetap semangat ke sekolah. Dia menggunakan tongkat bambu yang dibuat seadanya oleh sang nenek. Dengan satu kaki dan ditopang bambu, Yesi berjalan menempuh jarak kurang lebih satu kilometer untuk mencapai sekolah.

Pantang Menyerah, Bocah Difabel Pergi Sekolah Berbekal Satu Kaki dan Tongkat Bambu

Bocah kelas 1 Sekolah Dasar Negeri Bijaesahan ini bermimpi mempunyai kaki palsu.

Pantang Menyerah, Bocah Difabel Pergi Sekolah Berbekal Satu Kaki dan Tongkat Bambu

Kondisi fisiknya yang tak sempurna, tak membuat Yessi minder dalam pergaulan di lingkungan rumah maupun sekolah. Dia bahkan diperlakukan khusus di sekolahnya.

Pantang Menyerah, Bocah Difabel Pergi Sekolah Berbekal Satu Kaki dan Tongkat Bambu

Di rumah berdinding bebak, Yesi dan tiga saudara kandungnya hidup bersama kakek dan neneknya. Selain Yessi dan tiga saudaranya, ada empat cucu lain yang hidup bersama pasutri lansia ini.