Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Nasib Industri Layar Tancap yang Meredup

Nasib Industri Layar Tancap yang Meredup

Bisnis Layar Tancap

merdeka.com
Geser ke atas untuk membaca
Maverick tracker for readpage-cover
Nasib Industri Layar Tancap yang Meredup

Sebelum masa pandemi, industri layar tancap memang perlahan mulai redup. Bioskop modern telah menyingkirkan keberadaannya sebagai alternatif hiburan warga yang berada di kota ataupun kampung-kampung.

Nasib Industri Layar Tancap yang Meredup

Di masa emasnya, layar tancap merupakan ajang bergengsi bagi orang yang bisa menyuguhkannya untuk warga saat menggelar hajatan di desa.

Nasib Industri Layar Tancap yang Meredup

Bicara soal industri layar tancap tidak lepas dari keberadaan peralatan dan film seluloid 35mm yang menjadi nadi pertunjukan layar tancap.

Nasib Industri Layar Tancap yang Meredup

Seperti salah satu keluarga yang menyediakan alat dan film seluloid 35mm untuk pergelaran layar tancap, Adul (29) yang melanjutkan usaha orang tua nya sejak puluhan tahun lalu ini.

Nasib Industri Layar Tancap yang Meredup

Adul mengaku saat ini usahanya sedang istirahat, karena kondisi pandemi dan sebagian alat mereka yang ''ngadat'' alias rusak.

Nasib Industri Layar Tancap yang Meredup

Biasanya Adul dan ayahnya menyewakan peralatan dan film seluloid 35mm untuk layar tancap dengan harga Rp50 ribu sampai Rp200 ribu saja.

Nasib Industri Layar Tancap yang Meredup

Selama pandemi, order penyewaan untuk layar tancap terjun bebas hingga menurun 90 persen. Pemberlakuan kebijakan selama Covid-19 sungguh sangat menampar usaha mereka.

Nasib Industri Layar Tancap yang Meredup

Saat ini Adul dan ayahnya hanya bisa merawat peralatan dan film seluloid 35mm di gudang rumah mereka. Sambil sesekali saat alat bisa digunakan mereka menggelar layar tancap untuk menghibur warga di lingkungan mereka saja.