Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Meratapi pandai besi tradisional kian tersisihkan

Meratapi pandai besi tradisional kian tersisihkan

Pandai Besi

merdeka.com
Geser ke atas untuk membaca
Maverick tracker for readpage-cover
Meratapi pandai besi tradisional kian tersisihkan

Seorang pria tengah membuat arit dengan cara tradisional di pandai besi 'Penerimane Pandum' di Jalan Mayjend Sungkono Kedung Kandang, Kota Malang, Sabtu (12/11). Istilah 'hidup segan mati tak mau' menjadi gambaran kondisi pandai besi tradisional saat ini. Bagai mana tidak, dengan peralatan ala kadarnya, pandai besi tradisional ini tak mampu bersaing di tengah era serba modern dan industrialis.

Meratapi pandai besi tradisional kian tersisihkan

Karya-karyanya semakin tertindas dan tersisihkan oleh barang pabrikan yang diproduksi massal, masif dan lebih murah.

Meratapi pandai besi tradisional kian tersisihkan

Seperti yang dialami pandai besi 'Penerimane Pandum'. Dahulu pandai besi milik Mulyadi (54) ini mampu memproduksi cangkul. Namun, kini sudah tidak lagi karena dirasa sudah tak mampu bersaing dengan barang pabrikan dan impor dari China.

Meratapi pandai besi tradisional kian tersisihkan

Seorang pria tengah membuat arit dengan cara tradisional di pandai besi 'Penerimane Pandum' di Jalan Mayjend Sungkono Kedung Kandang, Kota Malang, Sabtu (12/11).

Meratapi pandai besi tradisional kian tersisihkan

Seorang pria tengah membuat arit dengan cara tradisional di pandai besi 'Penerimane Pandum' di Jalan Mayjend Sungkono Kedung Kandang, Kota Malang, Sabtu (12/11).