(alm) Tolu (87) salah satu saksi yang melihat penangkapan Tan Malaka dan prosesi eksekusi yang dilakukan oleh Tentara Republik Indonesia (TRI). Tolu berdiri di tanda pada sebuah pohon yang bertulis "Di sini Tempat Hilangnya Datuk Ibrahim Tan Malaka."

Sukoto (78) teman Tolu juga salah satu saksi detik-detik kematian Tan Malaka di Selopanggung.

Lokasi makam Tan Malaka di pemakaman umum Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri.

(alm) Tolu (87) menunjukkan lokasi Tan Malaka ditangkap oleh TRI pada tahun 1949 di Selopanggung.

(alm) Tolu (87) menunjukkan bekas-bekas dimana Tan Malaka ditangkap oleh TRI pada tahun 1949 di Selopanggung, Kecamatan Semen.

(alm) dr. Karman saksi ketika Tan Malaka pernah menginap di rumah orang tuanya di daerah Nganjuk, sedang diwawancarai oleh Harry A Poeze.

Harry A Poeze bersama Zulfikar (keluarga Tan Malaka dari garis bapak, red) saat berkunjung ke rumah Letkol Surachmad, Komandan Brigade S di Jl. KDP Slamet Kota Kediri, yang memerintah menembak Tan Malaka.

Harry A Poeze saat mengunjungi Boekhandel Tan Khoen Swie di Jl Dhoho 105 Kota Kediri ditemui drg. Jojo Sutjahjo Gani saat mencari data-data di penerbit kuno tentang data sekunder Tan Malaka.

Harry A Poeze saat saat mencari data-data di penerbit kuno tentang data sekunder Tan Malaka.

Harry A Poeze saat mewawancarai (alm) Tolu (87) saksi hidup yang mengetahui detik-detik kematian Tan Malaka dengan cara dieksekusi tembak mati.

Harry A Poeze meninjau lokasi dimana Tan Malaka pernah dimakamkan dua kali di Selopanggung Kecamatan Semen, setelah akhirnya dimakamkan di sebuah lembah yang cukup curam berdampingan dengan makam Mbah Selopanggung, orang yang pertama kali menempati desa tersebut sekitar awal abad ke-18.

Lembah curam menuju makam Tan Malaka di Selopanggung Kecamatan Semen Kabupaten Kediri. Tan Malaka dikenang oleh warga sekitar dan pengagumnya, nampak beberapa aktivis pemerhati Tan Malaka menyalakan lilin dan disertai gambar Tan Malaka menandakan ia tak pernah mati meski ditembak mati.