Terdakwa Putri Candrawathi usai menjalani sidang lanjutan dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat dengan agenda sidang pembacaan tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (18/1/2023).

Selama menjalani sidang wajah Putri Candrawathi lebih banyak menunduk dan sempat memejamkan mata saat tuntutan 8 tahun penjara dibacakan jaksa.

Jaksa menerangkan, bahwa Putri Candrawathi telah terbukti secara sah bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana secara bersama-sama. Putri diduga mengetahui rencana suaminya untuk membunuh Yosua, tetapi tidak menghalangi.

Akibatnya, Putri didakwa melanggar Pasal 340 subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 KUHP juncto Pasal 56 KUHP.

Tuntutan tersebut dibacakan jaksa, karena Putri dianggap tidak mencegah peristiwa penembakan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Usai tuntutan tersebut, Putri Candrawathi kembali mengajukan pendampingan psikologis melalui penasihat hukumnya.

Selain itu, JPU membeberkan beberapa pertimbangan dalam menyusun surat tuntutan terhadap Putri. Salah satu hal yang meringankan yakni Putri belum pernah dihukum pidana dan terdakwa sopan dalam persidangan.

Terdakwa Putri Candrawathi juga siap melawan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menuntutnya 8 tahun penjara dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat. Putri melakukan perlawanan terhadap tuntutan JPU dengan mengajukan pledoi atau nota pembelaan yang akan dibacakan pada Rabu (25/1/2023) pekan depan.