Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Wah, di Jepang ada kuil yang memuja payudara wanita

Wah, di Jepang ada kuil yang memuja payudara wanita

Travel

merdeka.com
Geser ke atas untuk membaca
Maverick tracker for readpage-cover
Wah, di Jepang ada kuil yang memuja payudara wanita

Di Gunung Koya yang termasuk bagian dari Kota Kudoyama, Prefektur Wakayama, Jepang terdapat sebuah kuil yang tak biasa. Jika dilihat dari luar, kuil bernama Jison-in ini tak ada bedanya dengan kuil Buddha atau Shinto pada umumnya. Namun jika menengok ke dalam, jangan kaget jika menemukan begitu banyak replika payudara wanita.

Wah, di Jepang ada kuil yang memuja payudara wanita

Kuil ini memang terkenal sebagai tempat pemujaan terhadap payudara wanita. Di berbagai sudut kuil tergantung jimat berhias puting tiruan, umumnya terbuat dari kain busa yang ditempeli manik-manik. Beberapa di antaranya berupa ukiran dan lukisan di atas balok kayu. Inilah persembahan yang diberikan oleh para peziarah Jison-in.

Wah, di Jepang ada kuil yang memuja payudara wanita

Menurut biksu kepala Jison-in, Annan kepada CNN, tradisi memuja payudara di sini dimulai ketika seorang dokter datang untuk mendoakan penderita kanker payudara. Dia meminta izin para biksu untuk menempatkan simbol payudara sebagai persembahan. Permintaan ini lantas dikabulkan.

Wah, di Jepang ada kuil yang memuja payudara wanita

Mungkin doa sang dokter untuk kesembuhan pasiennya terkabul, sehingga berkah ajaib kuil Jison-in menyebar hingga ke seluruh Jepang. Warga dari seluruh penjuru negeri berdatangan untuk mendoakan saudara perempuan, ibu, atau istri yang tengah mengalami masalah kesehatan. Ada yang memohon agar persalinan istrinya lancar, ada pula yang berharap agar penyakit kankernya diangkat. Sebagai persembahan, para peziarah meninggalkan ribuan boneka payudara.

Wah, di Jepang ada kuil yang memuja payudara wanita

Awalnya, Jison-in didirikan sebagai gerbang keramat menuju suci Gunung Koya. Kuil ini didirikan oleh Kobo Daishi, seorang tokoh spiritual pada abad 9. Daishi tinggal di Gunung Akoya, sementara ibunya hanya diperbolehkan tinggal di Jison-in. Saat itu perempuan dilarang menginjakkan kaki di Gunung Koya. Daishi turun gunung 9 kali dalam sebulan untuk mengunjungi ibunya. Karena itulah, kota tempat kuil ini berdiri lantas diberi nama Kudoyama yang berarti 'gunung sembilan kali'.

Wah, di Jepang ada kuil yang memuja payudara wanita

Sebelum terkenal sebagai kuil payudara, Jison-in terkenal sebagai kuil pemujaan terhadap ibu dan anak. Di halaman kuil juga terdapat banyak patung sosok ibu.