Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Berziarah Ke Masjid Kuno Abad ke-11, Saka Tunggal di Banyumas

Berziarah Ke Masjid Kuno Abad ke-11, Saka Tunggal di Banyumas

Peninggalan Sejarah

merdeka.com
Geser ke atas untuk membaca
Maverick tracker for readpage-cover
Berziarah Ke Masjid Kuno Abad ke-11, Saka Tunggal di Banyumas

Sepintas bangunan Masjid Saka Tunggal tak tampak istimewa. Berada di antara pemukiman, masjid kuno ini lebih menyerupai langgar berukuran kecil. Masjid yang terletak di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas ini diperkirakan dibangun pada tahun 1288. Masjid Kuno tersebut menjadi saksi syiar Islam di pedalaman desa pada abad ke-11, dua abad sebelum kesultanan Islam Demak menjadi kekuasan politik di Jawa. Sampai kini, para peziarah berduyun-duyun datang terutama pada Sya'ban, minggu terakhir sebelum bulan puasa tiba.

Berziarah Ke Masjid Kuno Abad ke-11, Saka Tunggal di Banyumas

Kekhasan masjid terletak pada tiang kayu yang disebut Saka Tunggal. Menyerupai tonggak panjang totem dari kebudayaan kuno, terpahat angka tahun 1288 yang diduga merujuk pada tahun pendirian masjid.

Berziarah Ke Masjid Kuno Abad ke-11, Saka Tunggal di Banyumas

Peninggalan kuno selain saka, yakni bedug, kenthongan dan mimbar khotib. Masjid Saka Tunggal ini merupakan tempat syiar Mbah Mustolih yang asal usulnya belum banyak diketahui.

Berziarah Ke Masjid Kuno Abad ke-11, Saka Tunggal di Banyumas

Selama ratusan tahun pula, di sekeliling masjid Saka Tunggal berkeliaran bebas puluhan kera. Populasi kera diperkiran sebanyak 200 ekor, mendekati banyaknya jumlah warga di Cikakak sebanyak 200 keluarga.

Berziarah Ke Masjid Kuno Abad ke-11, Saka Tunggal di Banyumas

Kera-kera tersebar di berbagai titik mulai dari pelataran masjid, areal pemakaman yang dirimbuni pohon-pohon menjulang sampai pemukiman warga sekitar.

Berziarah Ke Masjid Kuno Abad ke-11, Saka Tunggal di Banyumas

Menurut legenda sekitar, keberadaan kera-kera di areal Masjid Saka Tunggal terkait kutukan. Dikisahkan Mbah Mustolih, pendiri masjid, marah pada beberapa santrinya mengeluarkan ucapan bahwa tindakan mereka serupa kera.

Berziarah Ke Masjid Kuno Abad ke-11, Saka Tunggal di Banyumas

Makam Mbah Mustolih sendiri berada di barat masjid yang merupakan dataran tinggi. Para peziarah mesti melewati sungai dan undakan menuju makam yang dikeramatkan oleh warga sekitar.

Berziarah Ke Masjid Kuno Abad ke-11, Saka Tunggal di Banyumas

Gerbang makam Mbah Mustolih. Para peziarah umumnya berduyun-duyun datang pada Sya'ban, minggu terakhir sebelum bulan puasa tiba.

Berziarah Ke Masjid Kuno Abad ke-11, Saka Tunggal di Banyumas

Para peziarah bertawasul di makan Mbah Mustolih. Diantara bunyi-bunyi doa yang dipanjatkan, di pelataran makam kera-kera kerap bersiliweran.

Berziarah Ke Masjid Kuno Abad ke-11, Saka Tunggal di Banyumas

Seorang peziarah, berswa foto bersama seekor kera di pelataran masjid saka tunggal.