Seorang Saksi Yehuwa Korea Selatan dan pemrotes wajib militer (tengah) menangis haru di depan keluarganya yang mengantarkannya memasuki fasilitas pemasyarakatan untuk mengikuti pelatihan sebagai administrator penjara di Daejeon, Korea Selatan, Senin (26/10/2020).

Skema baru bagi warga Korea Selatan yang keberatan untuk wajib militer atas dasar agama dan moral mengharuskan mereka untuk mengikuti pelatihan dan bekerja sebagai administrator penjara selama tiga tahun, dua kali lebih lama dari wajib militer normal.

Saksi Yehuwa Korea Selatan yang memprotes wajib militer saat berpamitan dengan keluarganya sebelum memasuki fasilitas pemasyarakatan untuk mengikuti pelatihan sebagai administrator penjara di Daejeon, Korea Selatan, Senin (26/10/2020).

Saksi Yehuwa Korea Selatan yang menolak wajib militer karena hati nurani saat memasuki fasilitas pemasyarakatan untuk memulai pelatihan sebagai administrator penjara di Daejeon, Korea Selatan, Senin (26/10/2020).

Anggota keluarga dari Saksi Yehuwa Korea Selatan yang menolak wajib militer menangis haru saat mengantar kerabatnya memasuki fasilitas pemasyarakatan untuk memulai pelatihan sebagai administrator penjara di Daejeon, Korea Selatan, Senin (26/10/2020).

Seorang kru televisi mengabadikan suasana asrama di fasilitas pemasyarakatan, tempat para pemrotes wajib militer yang akan memulai pelatihan sebagai administrator penjara, di Daejeon, Korea Selatan, Senin (26/10/2020).

Para Saksi Yehuwa Korea Selatan yang menolak wajib militer karena hati nurani saat menunggu sesi pelantikan di fasilitas pemasyarakatan di mana mereka akan mulai pelatihan sebagai administrator, di Daejeon, Korea Selatan, Senin (26/10/2020).