Zhong Xiaojie, 19 tahun, bergulat dengan banteng di Jiaxing, Provinsi Zhejiang, China, pada 27 Oktober 2018. Tak seperti pertunjukan matador di Spanyol, adu banteng di China ini tak menggunakan pedang atau gore, melainkan memadukan gerakan gulat dengan keterampilan dan kecepatan kung fu untuk menaklukkan binatang buas seberat 400 kg tersebut.

Dalam gulat banteng ini biasanya, seorang pegulat mendekati kepala banteng, meraih tanduknya dan memutar kepalanya sampai banteng terjungkal.

Ren Ruzhi (kanan) bergulat dengan banteng saat sesi latihan di Sekolah Haihua Kung-fu di Jiaxing.

Kegemaran Ren memadukan gulat dan kung fu untuk melawan banteng membuat ibunya khawatir. Namun, pria 24 tahun tersebut belum pernah terluka sedikit pun.

Bagi Ren Ruzhi, bergulat dengan banteng yang mengendus adalah hal mengasyikkan. "Ini melambangkan keberanian seorang pria," kata Ren.

Berprofesi sebagai pegulat banteng dituntut memiliki fisik yang mumpuni.

Mereka pun secara intensif melakukan latihan fisik serta kecepatan dan keterampilan kung fu.

Untuk menjaga kekuatannya, banteng-banteng juga menjalani latihan dan mendapatkan perawatan yang sangat baik.

Meski perawatan banteng-banteng tersebut diklaim lebih baik daripada yang digunakan di Spanyol, aktivis hak-hak binatang percaya gulat banteng China sangat kejam dan menyakitkan bagi hewan tersebut.