Sakae Kato bermain dengan kucing yang dia selamatkan, bernama Mokkun dan Charm di rumahnya, di zona terlarang di Namie, Prefektur Fukushima, Jepang (20/2/2021). Kato mengadopsi 41 ekor kucing di rumahnya dan di sebuah bangunan kosong.

Sakae Kato membersihkan kandang kucing di rumahnya, di zona terlarang di Namie, Prefektur Fukushima. Selain menggunakan rumahnya, dia juga memanfaatkan rumah kosong yang ditinggal pemiliknya karena gempa untuk dijadikan sebagai tempat tinggal kucing terlantar.

Sakae Kato saat makan malam dengan mie instan di rumahnya. Satu dekade setelah gempa 9 magnitudo mengguncang Jepang, Kato tetap tinggal di zona terlarang itu untuk menyelamatkan kucing-kucing yang ditinggalkan pemiliknya mengungsi dari Fukushima yang terkontaminasi radiasi nuklir.

Sakae Kato saat beristirahat di rumahnya bersama Charm, seekor kucing yang dia selamatkan lima tahun lalu karena terinfeksi virus leukemia.

Semangkuk ikan disiapkan Kato sebagai umpan untuk menjebak dan menyelamatkan kucing liar yang terlantar di zona terlarang di Namie, Fukushima.

Di sana, Sakae Kato sengaja tinggal dan tidak akan pergi dari Fukushima. Sehari-harinya dia hanya ingin menjadi penyelamat dan pengurus kucing-kucing yang terlantar sampai akhir hayat.

Sakae Kato menggendong Mokkun, kucing yang dia selamatkan karena terinfeksi virus leukemia saat diperiksa oleh seorang aktivis penyelamat hewan di rumahnya.

Sakae Kato menyiapkan makanan untuk kucing terlantar di sebuah gudang di zona terlarang di Namie, Prefektur Fukushima, Jepang.

Selain kucing, Sakae Kato juga menyiapkan makanan untuk hewan liar lainnya seperti babi hutan yang setiap hari melintas di depan rumahnya.

Sakae Kato berjalan melewati kantung plastik berisi tanah yang sudah terkontaminasi radiasi nuklir di zona terlarang di Namie, Prefektur Fukushima, Jepang. Gempa Fukushima yang terjadi 11 Maret 2011 lalu itu merupakan bencana nuklir terburuk di Jepang. Ketika itu tiga reaktor di pabrik nuklir Fukushima Daiichi mencair dan melepaskan bahan radioaktif ke udara dan memaksa lebih dari 100.000 orang untuk dievakuasi.