Seorang gadis suku Pokot menangis dalam tudungan kulit binatang setelah menjalani prosesi penyunatan di desa Pokot, Kenya.

Ritual penyunatan ini dilakukan para gadis suku Pokot untuk menandai masa peralihan kewanitaan sebelum akhirnya menikah.

Tiga tahun lalu pemerintah Kenya telah mengeluarkan peraturan hukum yang melarang praktik tradisi penyunatan yang sudah turun-temurun ini.

Meski sudah dilarang oleh pemeritah, warga Pokot masih menjalani ritual sunatan ini, Mereka meyakini bahwa prosesi ini merupakan simbol kekuatan wanita.

Seorang gadis duduk di atas batu saat menjalani prosesi penyunatan.

Tradisi ini dilakukan di luar dan ditonton oleh banyak warga suku Pokot. Akibat penyunatan ini, banyak gadis yang menangis merasakan sakit dan pendarahan.

Seorang gadis suku Pokot dilumuri cairan putih di wajah saat menjalani prosesi penyunatan.

Penyunatan alat kelamin perempuan ini dilakukan dengan memotong bagian luar vagina dengan menggunakan silet yang kemudian dijahit.

Mereka percaya dengan melakukan tradisi ini dapat mengurangi hasrat seksual perempuan.

Di malam hari, para wanita desa berkumpul, menari dan bernyanyi di dekat api unggun untuk menghibur para gadis yang menjalani proses penyunatan.