Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Fabio Cannavaro

Profil Fabio Cannavaro | Merdeka.com

Fabio Cannavaro merupakan salah satu pemain bertahan terbaik pada generasinya. Lahir di Naples pada 13 September 1973, mantan pemain yang dijuluki Muro di Berlino yang artinya tembok Berlin ini memulai karir sepak bolanya dengan bergabung bersama Napoli pada saat ia berusia 15 tahun. Kurang lebih empat tahun ia habiskan untuk menjajaki rumput Napoli sebelum akhirnya dijual ke Parma pada musim panas 1995 dan akhirnya bertahan untuk membela klub ini hingga 7 tahun kemudian.

Bersama Parma, ia secara reguler menjadi starter utama, memberi kontribusi yang sangat membanggakan dengan membantu klub ini meraih Piala UEFA dan Coppa Italia. Di klub ini juga Cannavaro bertemu dengan 2 kolega yang akhirnya membentuk trio pertahanan paling disegani di seluruh Italia, Gianluigi Buffon dan Lilian Thuram. Total penampilannya bersama Parma sebanyak 212 pertandingan liga dengan raihan 5 gol.

Pemain yang menambatkan hati kepada wanita cantik bernama Daniela ini secara konsisten membuktikan diri sebagai pemain bertahan terbaik di Seri A semenjak 1997. Tidak heran, kepindahannya ke Internazionale pada musim panas 2002 juga disertai dengan nilai trasfer yang sangat menggiurkan, 23 juta euro. Pada saat itu Inter sedang terseok-seok karena kehilangan gelar Seri A kontra Juventus dan dalam proses membenahi sistem untuk untuk menyambut Ronaldo, striker bintang setelah 4 musim yang kering kerontang. Cannavaro memberi banyak sekali suntikan tenaga untuk membawa klub ini ke semi final Liga Champion dan runner up Seri A.

Musim keduanya bisa dibilang mengalami penurunan yang sangat tajam karena ia melewatkan banyak pertandingan akibat cedera. Setelah dua musim membela Inter, Cannavaro secara mengejutkan dijual ke Juventus dan secara resmi menandatangani kontrak pada jendela transfer musim panas. Di klub ini Cannavaro bertemu kembali dengan dua kolega sekaligus sahabat terbaiknya, Gianlugi Buffon dan Lilian Thuram, dan membangun dinding pertahanan yang paling sulit di tembus di seri A.

Setelah Piala Dunia 2006, sidang vonis membuat Juventus terdegradasi ke Seri B. Kondisi ini membuat Cannavaro memutuskan untuk merumput bersama klub lain yaitu Real Madrid. Klub asal Spanyol ini memberinya nomor punggung 5 setelah penandatanganan kontrak senilai 7 juta euro. Peraih penghargaan sebagai FIFA World Cup Player of the Year pada 2006 ini menghabiskan tiga musim membela Los Blancos dengan total penampilan sebanyak 94 pertandingan.

Sayangnya, performa Cannavaro mulai menurun apalagi menghadapi pemain seperti Lionel Messi dan Fernando Torres dan membuat Madrid kebobolan banyak gol. Pada 19 Mei 2009, dinyatakan bahwa Cannavaro akan kembali merumput bersama Juventus pada musim 2009-2010 seiring dengan berakhirnya kontrak dengan Madrid.

Awal kembalinya ke Juve, permainan yang mengagumkan kembali ditampilkan Cannavaro. Namun, kondisi awal ini tidak berlangsung lama karena performa Cannavaro semakin menurun hingga mencapai titik terendah pada pertandingan musim gugur. Dan kondisi ini makin diperparah dengan buruknya hubungan Cannavaro dengan para pendukung Juve yang menganggapnya sebagai penghianat saat meninggalkan Juventus untuk membela Real Madrid.

Pada saat pertandingan kandang dan tandang di Liga Eropa di mana Juventus menghadapi Fulham, leg pertama dimenangkan klub asal Italia ini dengan skor 1-0. Namun pada leg kedua, Cannavaro membuat dua kesalahan hingga akhirnya diusir keluar oleh wasit. Dalam kondisi bermain hanya dengan 10 orang membuat Juventus kelabakan hingga kebobolan 4 gol dan kalah agregat, sebuah sejarah terburuk di Seri A sepanjang satu dekade. Tentu saja kekalahan ini makin membuat berang para suporter dan menyalahkan Cannavaro. Buntutnya adalah pernyataan Juventus untuk tidak memperpanjang kontrak dengan pemain yang dulu sempat diidolakan banyak klub terkenal.
 

Sementara itu, karir internasional Cannavaro dimulai saat dipanggil untuk memperkuat timnas Italia U-21 pada tahun 1990-an di bawah asuhan Cesare Maldini. Pada masa-masa ini, karirnya terus menanjak dan menjadi langganan skuad Italia di Piala Dunia tahun 1998, 2002, 2006, dan 2010. Prestasi terbesar Cannavaro adalah saat memboyong tropi Piala Dunia 2006 di Jerman.

Kiprahnya di Piala Eropa juga tidak diragukan terutama pada musim 2000 dan 2004. Gol pertamanya terjadi pada laga melawan Tunisia di Euro 2004 yang mengantarkan Italia menang empat gol tanpa balas. Namun sayangnya, pada piala dunia 2010, Italia tidak dapat menunjukkan prestasinya bahkan tersungkur di kualifikasi grup.

Menurunnya performa dan banyaknya kegagalan Cannavaro bahkan membuat Napoli, klub kampung halamannya, enggan merekrutnya di skuad. Cannavaro sempat menjadi olok-olokan fans Napoli dengan menyebut Paolo, adik cannavaro, sebenarnya lebih bertalenta namun kurang beruntung dibanding sang kakak. Pada 2 Juni 2010, diberitakan bahwa bekas salah satu ponggawa kenamaan dan langganan tim Azzurri ini telah bergabung bersama salah satu klub Liga Uni Emirat Arab, Al-Ahli, pada transfer bebas pasca Piala Dunia 2010 dengan 2 tahun kontrak. Dia berhasil membuat debut 16 kali pertandingan dan raihan 2 gol sebelum akhirnya mengalami cidera lutut dan memutuskan untuk gantung sepatu dari lapangan hijau pada Juli 2011. Pada saat ini, Cannavaro masih didapuk sebagai global brand ambassador dan konsultan teknik untuk klub Al-Ahli.
   

Riset dan Analisa: Isti kumalasari

Profil

  • Nama Lengkap

    Fabio Cannavaro

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Naples, Italia

  • Tanggal Lahir

    1973-09-13

  • Zodiak

    Virgo

  • Warga Negara

    Italia

  • Biografi

    Fabio Cannavaro merupakan salah satu pemain bertahan terbaik pada generasinya. Lahir di Naples pada 13 September 1973, mantan pemain yang dijuluki Muro di Berlino yang artinya tembok Berlin ini memulai karir sepak bolanya dengan bergabung bersama Napoli pada saat ia berusia 15 tahun. Kurang lebih empat tahun ia habiskan untuk menjajaki rumput Napoli sebelum akhirnya dijual ke Parma pada musim panas 1995 dan akhirnya bertahan untuk membela klub ini hingga 7 tahun kemudian.

    Bersama Parma, ia secara reguler menjadi starter utama, memberi kontribusi yang sangat membanggakan dengan membantu klub ini meraih Piala UEFA dan Coppa Italia. Di klub ini juga Cannavaro bertemu dengan 2 kolega yang akhirnya membentuk trio pertahanan paling disegani di seluruh Italia, Gianluigi Buffon dan Lilian Thuram. Total penampilannya bersama Parma sebanyak 212 pertandingan liga dengan raihan 5 gol.

    Pemain yang menambatkan hati kepada wanita cantik bernama Daniela ini secara konsisten membuktikan diri sebagai pemain bertahan terbaik di Seri A semenjak 1997. Tidak heran, kepindahannya ke Internazionale pada musim panas 2002 juga disertai dengan nilai trasfer yang sangat menggiurkan, 23 juta euro. Pada saat itu Inter sedang terseok-seok karena kehilangan gelar Seri A kontra Juventus dan dalam proses membenahi sistem untuk untuk menyambut Ronaldo, striker bintang setelah 4 musim yang kering kerontang. Cannavaro memberi banyak sekali suntikan tenaga untuk membawa klub ini ke semi final Liga Champion dan runner up Seri A.

    Musim keduanya bisa dibilang mengalami penurunan yang sangat tajam karena ia melewatkan banyak pertandingan akibat cedera. Setelah dua musim membela Inter, Cannavaro secara mengejutkan dijual ke Juventus dan secara resmi menandatangani kontrak pada jendela transfer musim panas. Di klub ini Cannavaro bertemu kembali dengan dua kolega sekaligus sahabat terbaiknya, Gianlugi Buffon dan Lilian Thuram, dan membangun dinding pertahanan yang paling sulit di tembus di seri A.

    Setelah Piala Dunia 2006, sidang vonis membuat Juventus terdegradasi ke Seri B. Kondisi ini membuat Cannavaro memutuskan untuk merumput bersama klub lain yaitu Real Madrid. Klub asal Spanyol ini memberinya nomor punggung 5 setelah penandatanganan kontrak senilai 7 juta euro. Peraih penghargaan sebagai FIFA World Cup Player of the Year pada 2006 ini menghabiskan tiga musim membela Los Blancos dengan total penampilan sebanyak 94 pertandingan.

    Sayangnya, performa Cannavaro mulai menurun apalagi menghadapi pemain seperti Lionel Messi dan Fernando Torres dan membuat Madrid kebobolan banyak gol. Pada 19 Mei 2009, dinyatakan bahwa Cannavaro akan kembali merumput bersama Juventus pada musim 2009-2010 seiring dengan berakhirnya kontrak dengan Madrid.

    Awal kembalinya ke Juve, permainan yang mengagumkan kembali ditampilkan Cannavaro. Namun, kondisi awal ini tidak berlangsung lama karena performa Cannavaro semakin menurun hingga mencapai titik terendah pada pertandingan musim gugur. Dan kondisi ini makin diperparah dengan buruknya hubungan Cannavaro dengan para pendukung Juve yang menganggapnya sebagai penghianat saat meninggalkan Juventus untuk membela Real Madrid.

    Pada saat pertandingan kandang dan tandang di Liga Eropa di mana Juventus menghadapi Fulham, leg pertama dimenangkan klub asal Italia ini dengan skor 1-0. Namun pada leg kedua, Cannavaro membuat dua kesalahan hingga akhirnya diusir keluar oleh wasit. Dalam kondisi bermain hanya dengan 10 orang membuat Juventus kelabakan hingga kebobolan 4 gol dan kalah agregat, sebuah sejarah terburuk di Seri A sepanjang satu dekade. Tentu saja kekalahan ini makin membuat berang para suporter dan menyalahkan Cannavaro. Buntutnya adalah pernyataan Juventus untuk tidak memperpanjang kontrak dengan pemain yang dulu sempat diidolakan banyak klub terkenal.
     

    Sementara itu, karir internasional Cannavaro dimulai saat dipanggil untuk memperkuat timnas Italia U-21 pada tahun 1990-an di bawah asuhan Cesare Maldini. Pada masa-masa ini, karirnya terus menanjak dan menjadi langganan skuad Italia di Piala Dunia tahun 1998, 2002, 2006, dan 2010. Prestasi terbesar Cannavaro adalah saat memboyong tropi Piala Dunia 2006 di Jerman.

    Kiprahnya di Piala Eropa juga tidak diragukan terutama pada musim 2000 dan 2004. Gol pertamanya terjadi pada laga melawan Tunisia di Euro 2004 yang mengantarkan Italia menang empat gol tanpa balas. Namun sayangnya, pada piala dunia 2010, Italia tidak dapat menunjukkan prestasinya bahkan tersungkur di kualifikasi grup.

    Menurunnya performa dan banyaknya kegagalan Cannavaro bahkan membuat Napoli, klub kampung halamannya, enggan merekrutnya di skuad. Cannavaro sempat menjadi olok-olokan fans Napoli dengan menyebut Paolo, adik cannavaro, sebenarnya lebih bertalenta namun kurang beruntung dibanding sang kakak. Pada 2 Juni 2010, diberitakan bahwa bekas salah satu ponggawa kenamaan dan langganan tim Azzurri ini telah bergabung bersama salah satu klub Liga Uni Emirat Arab, Al-Ahli, pada transfer bebas pasca Piala Dunia 2010 dengan 2 tahun kontrak. Dia berhasil membuat debut 16 kali pertandingan dan raihan 2 gol sebelum akhirnya mengalami cidera lutut dan memutuskan untuk gantung sepatu dari lapangan hijau pada Juli 2011. Pada saat ini, Cannavaro masih didapuk sebagai global brand ambassador dan konsultan teknik untuk klub Al-Ahli.
       

    Riset dan Analisa: Isti kumalasari

  • Pendidikan

  • Karir

    • 1992–1995     Napoli    
    • 1995–2002     Parma    
    • 2002–2004     Internazionale    
    • 2004–2006     Juventus    
    • 2006–2009     Real Madrid
    • 2009–2010     Juventus    
    • 2010–2011     Al-Ahli
    • Kapten Timnas Italia

  • Penghargaan

    • Euro 2000: Team of the Tournament
    • FIFA World Player of the Year: 2006
    • Ballon d'Or: 2006
    • Italian Footballer of the Year: 2006
    • 2006 FIFA World Cup Silver Ball Award: 2006
    • 2006 FIFA World Cup: Team of the Tournament
    • Serie A Footballer of the Year: 2006
    • UEFA Team of the Year: 2006
    • Serie A Defender of the Year (2): 2005, 2006   
    • FIFPro World XI (2): 2006, 2007

Geser ke atas Berita Selanjutnya