Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Eka Julianta Wahjoepramono

Profil Eka Julianta Wahjoepramono | Merdeka.com

Dr Eka Julianta Wahjoepramono merupakan Dokter Pertama yang Mendapat Rekor dari Museum Rekor Indonesia. Dokter Eka Julianta Wahjoepramono namanya, yang tercatat sebagai dokter pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berhasil membedah batang otak pasien.

Sukses ini juga yang melambungkan namanya ke kancah internasional, dan disegani dokter-dokter bedah saraf dunia. Menurut Jaya Suprana, pendiri Muri yang juga pemilik perusahaan Jamu Jago Indonesia, prestasi Dr Eka luar biasa. Karena Eka telah berhasil membedah bagian dari manusia yang paling sukar untuk di bedah.

Pitan Daslani, penulis buku biografi Dr Eka yang berjudul "Tinta Emas di Kanvas Dunia",mengatakan, sudah mengecek se-Asia, sejauh ini baru Dr Eka yang pertama dan berhasil membedah batang otak.

Prestasi membedah otak berawal pada 20 Februari 2001, ketika Ardiansyah, warga Merak, Banten, datang dalam kondisi kritis. Buruh nelayan berusia sekitar 20 tahun saat itu datang dalam kondisi saraf-saraf lumpuh, kaki dan tangan lumpuh, mata pun melotot, napas tersengal-sengal. Setelah di diagnosis, Ardiansyah ini terkena tumor kavernoma yang telah pecah di pons atau batang otak. Saat itu, dokter di dunia termasuk dokter bedah saraf pun belum berani mengutak-atik batang otak, karena kalau salah sedikit pasti mati atau lumpuh. Akan tetapi karena terdorong rasa belas kasih kepada Ardiansyah, ia memberanikan diri untuk membedah batang otak tersebut.

Ardiansyah merupakan pasien dari keluarga tidak mampu yang dibantu oleh DR Eka. Selain Ardiansyah, ada lagi pasien miskin lainnya, yakni Jumiati. Mahmud, suaminya, kepala sekolah swasta di Cengkareng, Jakarta Barat, yang untuk memenuhi kebutuhan keuangan keluarga, bekerja sambilan sebagai pemulung sampah. Operasi Ardiansyah dan Jumiati dilayani dr Eka secara cuma-cuma di RS Siloam.

Eka sempat hadir dalam acara bedah buku yang dipandu presenter Kick Andi, Andi F Noya dengan pembicara Dr Eka, pendiri Museum Rekor Indonesia (Muri) Jaya Suprana, dan penulis buku Pitan Daslani. Sejumlah pasien yang berhasil diselamatkan hadir dan memberi kesaksian, keluarga mantan pasien yang gagal operasi dan meninggal pun tetap memuji karya dokter Eka. Lana, salah seorang yang suaminya mengalami gagal dalam operasi mengemukakan, di balik kegagalan operasi otak suaminya, masih ada hikmah. Lana berharap kiranya Dokter Eka dapat menyelamatkan lebih banyak lagi, ratusan bahkan ribuan orang penderita otak.
 
Riset dan analisis oleh Somya Samita

Profil

  • Nama Lengkap

    dr. Eka Julianta Wahjoepramono Sp. BS

  • Alias

    No Alias

  • Agama

    Kristen

  • Tempat Lahir

    Klaten

  • Tanggal Lahir

    1958-07-27

  • Zodiak

    Leo

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Biografi

    Dr Eka Julianta Wahjoepramono merupakan Dokter Pertama yang Mendapat Rekor dari Museum Rekor Indonesia. Dokter Eka Julianta Wahjoepramono namanya, yang tercatat sebagai dokter pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berhasil membedah batang otak pasien.

    Sukses ini juga yang melambungkan namanya ke kancah internasional, dan disegani dokter-dokter bedah saraf dunia. Menurut Jaya Suprana, pendiri Muri yang juga pemilik perusahaan Jamu Jago Indonesia, prestasi Dr Eka luar biasa. Karena Eka telah berhasil membedah bagian dari manusia yang paling sukar untuk di bedah.

    Pitan Daslani, penulis buku biografi Dr Eka yang berjudul "Tinta Emas di Kanvas Dunia",mengatakan, sudah mengecek se-Asia, sejauh ini baru Dr Eka yang pertama dan berhasil membedah batang otak.

    Prestasi membedah otak berawal pada 20 Februari 2001, ketika Ardiansyah, warga Merak, Banten, datang dalam kondisi kritis. Buruh nelayan berusia sekitar 20 tahun saat itu datang dalam kondisi saraf-saraf lumpuh, kaki dan tangan lumpuh, mata pun melotot, napas tersengal-sengal. Setelah di diagnosis, Ardiansyah ini terkena tumor kavernoma yang telah pecah di pons atau batang otak. Saat itu, dokter di dunia termasuk dokter bedah saraf pun belum berani mengutak-atik batang otak, karena kalau salah sedikit pasti mati atau lumpuh. Akan tetapi karena terdorong rasa belas kasih kepada Ardiansyah, ia memberanikan diri untuk membedah batang otak tersebut.

    Ardiansyah merupakan pasien dari keluarga tidak mampu yang dibantu oleh DR Eka. Selain Ardiansyah, ada lagi pasien miskin lainnya, yakni Jumiati. Mahmud, suaminya, kepala sekolah swasta di Cengkareng, Jakarta Barat, yang untuk memenuhi kebutuhan keuangan keluarga, bekerja sambilan sebagai pemulung sampah. Operasi Ardiansyah dan Jumiati dilayani dr Eka secara cuma-cuma di RS Siloam.

    Eka sempat hadir dalam acara bedah buku yang dipandu presenter Kick Andi, Andi F Noya dengan pembicara Dr Eka, pendiri Museum Rekor Indonesia (Muri) Jaya Suprana, dan penulis buku Pitan Daslani. Sejumlah pasien yang berhasil diselamatkan hadir dan memberi kesaksian, keluarga mantan pasien yang gagal operasi dan meninggal pun tetap memuji karya dokter Eka. Lana, salah seorang yang suaminya mengalami gagal dalam operasi mengemukakan, di balik kegagalan operasi otak suaminya, masih ada hikmah. Lana berharap kiranya Dokter Eka dapat menyelamatkan lebih banyak lagi, ratusan bahkan ribuan orang penderita otak.
     
    Riset dan analisis oleh Somya Samita

  • Pendidikan

    • Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang 1983

  • Karir

    • Kepala Neuro Science Center, RS Siloam Gleneagles, Karawaci Tangerang
    • Honorary President 6th Asian Conference of Neurosurgical Surgeon (ACNS) 2006

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya