Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Edwin Powell Hubble

Profil Edwin Powell Hubble | Merdeka.com

Nama bapak pengamat kosmologi ini telah diabadikan dalam banyak benda langit: Asteroid 2069, kawah (atau crater) di Bulan, bahkan semesta sendiri dipahami dalam Hukum Hubble yang menyatakan kecepatan resesi sebuah galaksi bertambah sesuai jarak dengan bumi, atau dalam bahasa awam: semesta berkembang.

Lahir pada 20 November 1889 dari pasangan John Powell Hubble dan Virginia Lee James, Edwin Hubble lebih dulu dikenal karena kemampuan fisik dan kecerdasan yang di atas rata-rata. Saat menempuh pendidikan dasar hingga tinggi, pakar astronomi paling terkenal di dunia ini selalu mendapat nilai sempurna baik di berbagai pelajaran maupun olahraga seperti sepak bola, basket, kasti, bahkan sebagai pelari yang tangkas. Hubble juga sempat mewakili institusinya. University of Chicago, dalam berbagai kejuaraan olah raga bahkan sempat mengikuti kejuaraan tinju amatir.

Saat belajar di University of Chicago, Hubble bergabung dengan persaudaraan Kappa Sigma dan memfokuskan studinya pada matematika, astronomi, dan filosofi. Kosmolog kelahiran Marshfield, Missouri ini berhasil lulus dengan prestasi yang mengesankan pada 1910. Setelah itu, Hubble melanjutkan pendidikannya pada The Queen’s College, Oxford namun tidak untuk bidang sains, melainkan, dan sesuai janji kepada sang ayah, justru menekuni hukum, sastra dan bahasa Spanyol untuk gelar Master.

 Saat ayahnya meninggal pada 1913, Hubble sempat mencoba mendalami praktik hukum sekaligus menjadi tenaga pengajar bahasa Spanyol, Fisika dan Matematika di New Albany High School selama setahun. Dasarnya memang tidak suka, pakar astronomi ini segera merasa tidak betah dan memutuskan untuk kembali ke 'asal', bekerja sebagai peneliti bidang astronomi pada 1914. Selang setahun kemudian, juga berkat bantuan dari mantan professornya dari University of Chicago, Hubble kembali menekuni pendidikan tingkat doktoral bidang astronomi pada Observatorium Yerkes di universitas tersebut dan berhasil memperoleh gelar Ph.D pada 1917.

Ketika Perang Dunia I melanda Eropa, Hubble masuk dalam dinas militer dan karirnya dengan cepat naik ke pangkat mayor. Setelah perang usai, Hubble ditawari bekerja sebagai salah satu staf astronomi pada Carnegie Institution’s untuk Mount Wilson Observatory, California; satu pekerjaan yang ditekuninya hingga akhir hayat.

Saat bekerja pada observatorium tersebut, Hubble tercatat menjadi salah satu orang pertama yang menggunakan teleskop raksasa Hale. Dan pada masa inilah Hubble mengokohkan dirinya sebagai bapak observasi antariksa. Penelitian dan pengamatan Hubble terhadap objek extra-terestrial melalui keker langit raksasa tersebut menjadikannya sebagai salah seorang dari segelintir ilmuwan antariksa yang pertama kali meyakini bahwa alam semesta tidak statis, melainkan 'hidup' dan meluas, sekaligus sebagai orang pertama di dunia yang menyatakan temuan tersebut secara blak-blakan pada dunia (sains) internasional.

Satu fakta ringan terkait temuan Hubble tentang gerak-ekspansif alam semesta. Pada 1917, fisikawan akbar, Albert Einstein, menyadari benar konsekuensi teori relativitas yang baru diperkenalkan: bahwa semesta berekspansi atau, setidaknya, berkontraksi. Alih-alih percaya hasil temuan sendiri yang tepat berada di depan mata sendiri, Einstein justru memperkenalkan teori 'kosmologi konstan (atau fudge factor)' untuk menghindari 'masalah' tersebut. Usai mendengar temuan Hubble, jenius unik dilaporkan hanya bisa meratapi nasib seraya mengaku bahwa tindakannya mengubah persamaan tersebut merupakan kesalahan paling fatal sekaligus paling besar di sepanjang hidupnya.

Seluruh kinerja ilmiah dan terawangan langit Edwin Powell Hubble harus terhenti mendadak pasca serangan jantung yang menyerangnya ketika berlibur bersama istrinya di Colorado pada Juli 1949. Sempat non-aktif dari tugas dan menjalani perawatan serta program diet yang ketat, pada 28 September 1953 pendarahan otak terpaksa menutup 'mata langit' Hubble untuk selamanya.

Dua trivia menarik terkait mangkatnya bapak astronomi Amerika ini. Pertama, semasa karirnya, Hubble berjuang keras menjadikan astronomi bagian dari payung besar Fisika. Dengan demikian, semua pakar astronomi, termasuk Hubble sendiri, bisa menjadi nominator Nobel bidang Fisika. Meski kampanye ini gagal semasa Hubble hidup, namun Panitia Nobel akhirnya membuat keputusan besar dengan memasukkan astronomi menjadi bagian fisika, karenanya astro-fisika.

Jika saja Hubble tidak meninggal secara mendadak pada 1953, Hadiah Nobel tahun tersebut bisa dipastikan diterima sang pengamat bintang ini. Kedua, seluruh dunia hanya mengetahui Edwin Powell Hubble meninggal di San Marino, California. Hingga profil diunggah, tidak satupun upacara pemakaman pernah dilangsungkan untuk memberikan penghormatan terakhir pada jenazah Hubble dan istrinya juga menolak memberitahukan lokasi persemayaman terakhir ahli astronomi internasional ini.

Riset dan Analisis: Mamor Adi Pradhana - Mochamad Nasrul Chotib

 

Last Update: 3 Juli 2014

Profil

  • Nama Lengkap

    Edwin Powell Hubble

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Marshfield, Missouri, Amerika Serikat

  • Tanggal Lahir

    0000-00-00

  • Zodiak

    -

  • Warga Negara

  • Biografi

    Nama bapak pengamat kosmologi ini telah diabadikan dalam banyak benda langit: Asteroid 2069, kawah (atau crater) di Bulan, bahkan semesta sendiri dipahami dalam Hukum Hubble yang menyatakan kecepatan resesi sebuah galaksi bertambah sesuai jarak dengan bumi, atau dalam bahasa awam: semesta berkembang.

    Lahir pada 20 November 1889 dari pasangan John Powell Hubble dan Virginia Lee James, Edwin Hubble lebih dulu dikenal karena kemampuan fisik dan kecerdasan yang di atas rata-rata. Saat menempuh pendidikan dasar hingga tinggi, pakar astronomi paling terkenal di dunia ini selalu mendapat nilai sempurna baik di berbagai pelajaran maupun olahraga seperti sepak bola, basket, kasti, bahkan sebagai pelari yang tangkas. Hubble juga sempat mewakili institusinya. University of Chicago, dalam berbagai kejuaraan olah raga bahkan sempat mengikuti kejuaraan tinju amatir.

    Saat belajar di University of Chicago, Hubble bergabung dengan persaudaraan Kappa Sigma dan memfokuskan studinya pada matematika, astronomi, dan filosofi. Kosmolog kelahiran Marshfield, Missouri ini berhasil lulus dengan prestasi yang mengesankan pada 1910. Setelah itu, Hubble melanjutkan pendidikannya pada The Queen’s College, Oxford namun tidak untuk bidang sains, melainkan, dan sesuai janji kepada sang ayah, justru menekuni hukum, sastra dan bahasa Spanyol untuk gelar Master.

     Saat ayahnya meninggal pada 1913, Hubble sempat mencoba mendalami praktik hukum sekaligus menjadi tenaga pengajar bahasa Spanyol, Fisika dan Matematika di New Albany High School selama setahun. Dasarnya memang tidak suka, pakar astronomi ini segera merasa tidak betah dan memutuskan untuk kembali ke 'asal', bekerja sebagai peneliti bidang astronomi pada 1914. Selang setahun kemudian, juga berkat bantuan dari mantan professornya dari University of Chicago, Hubble kembali menekuni pendidikan tingkat doktoral bidang astronomi pada Observatorium Yerkes di universitas tersebut dan berhasil memperoleh gelar Ph.D pada 1917.

    Ketika Perang Dunia I melanda Eropa, Hubble masuk dalam dinas militer dan karirnya dengan cepat naik ke pangkat mayor. Setelah perang usai, Hubble ditawari bekerja sebagai salah satu staf astronomi pada Carnegie Institution’s untuk Mount Wilson Observatory, California; satu pekerjaan yang ditekuninya hingga akhir hayat.

    Saat bekerja pada observatorium tersebut, Hubble tercatat menjadi salah satu orang pertama yang menggunakan teleskop raksasa Hale. Dan pada masa inilah Hubble mengokohkan dirinya sebagai bapak observasi antariksa. Penelitian dan pengamatan Hubble terhadap objek extra-terestrial melalui keker langit raksasa tersebut menjadikannya sebagai salah seorang dari segelintir ilmuwan antariksa yang pertama kali meyakini bahwa alam semesta tidak statis, melainkan 'hidup' dan meluas, sekaligus sebagai orang pertama di dunia yang menyatakan temuan tersebut secara blak-blakan pada dunia (sains) internasional.

    Satu fakta ringan terkait temuan Hubble tentang gerak-ekspansif alam semesta. Pada 1917, fisikawan akbar, Albert Einstein, menyadari benar konsekuensi teori relativitas yang baru diperkenalkan: bahwa semesta berekspansi atau, setidaknya, berkontraksi. Alih-alih percaya hasil temuan sendiri yang tepat berada di depan mata sendiri, Einstein justru memperkenalkan teori 'kosmologi konstan (atau fudge factor)' untuk menghindari 'masalah' tersebut. Usai mendengar temuan Hubble, jenius unik dilaporkan hanya bisa meratapi nasib seraya mengaku bahwa tindakannya mengubah persamaan tersebut merupakan kesalahan paling fatal sekaligus paling besar di sepanjang hidupnya.

    Seluruh kinerja ilmiah dan terawangan langit Edwin Powell Hubble harus terhenti mendadak pasca serangan jantung yang menyerangnya ketika berlibur bersama istrinya di Colorado pada Juli 1949. Sempat non-aktif dari tugas dan menjalani perawatan serta program diet yang ketat, pada 28 September 1953 pendarahan otak terpaksa menutup 'mata langit' Hubble untuk selamanya.

    Dua trivia menarik terkait mangkatnya bapak astronomi Amerika ini. Pertama, semasa karirnya, Hubble berjuang keras menjadikan astronomi bagian dari payung besar Fisika. Dengan demikian, semua pakar astronomi, termasuk Hubble sendiri, bisa menjadi nominator Nobel bidang Fisika. Meski kampanye ini gagal semasa Hubble hidup, namun Panitia Nobel akhirnya membuat keputusan besar dengan memasukkan astronomi menjadi bagian fisika, karenanya astro-fisika.

    Jika saja Hubble tidak meninggal secara mendadak pada 1953, Hadiah Nobel tahun tersebut bisa dipastikan diterima sang pengamat bintang ini. Kedua, seluruh dunia hanya mengetahui Edwin Powell Hubble meninggal di San Marino, California. Hingga profil diunggah, tidak satupun upacara pemakaman pernah dilangsungkan untuk memberikan penghormatan terakhir pada jenazah Hubble dan istrinya juga menolak memberitahukan lokasi persemayaman terakhir ahli astronomi internasional ini.

    Riset dan Analisis: Mamor Adi Pradhana - Mochamad Nasrul Chotib

     

    Last Update: 3 Juli 2014

  • Pendidikan

    • B.S. (matematika, astronomi dan filsafat), University of Chicago, 1910
    • M.A. (hukum, sastra dan bahasa Spanyol), The Queen's College, Oxford, 1913
    • Ph.D (astronomy), University of Chicago, 1917

  • Karir

    • Pengajar, bahasa Spanyol, Fisika dan Matematika, New Albany High School, New Albany, Indiana
    • Mayor, Tentara Amerika Serikat, selama Perang Dunia I
    • Tentara Amerika Serikat, selama Perang Dunia II
    • Peneliti, Carnegie Institution's Mount Wilson Observatory, Pasadena, California, 1919 - 1953

  • Penghargaan

    • Bruce Medal, 1938
    • Franklin Medal, 1939
    • Gold Medal of the Royal Astronomical Society, 1940
    • Legion of Merit, 1946
    • Persaudaraan Kappa Sigma, Man of the Year, 1948

Geser ke atas Berita Selanjutnya