WHO Sebut di Afrika Malaria Lebih Mematikan Ketimbang Covid-19
Merdeka.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) hari ini memperingatkan kematian akibat malaria di sub-Sahara Afrika jauh lebih parah dibandingkan Covid-19.
Menurut WHO, keadaan tersebut disebabkan layanan yang dirancang untuk mengatasi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk malaria, terganggu selama pandemi virus corona.
Lebih dari 409.000 orang di seluruh dunia, kebanyakan dari mereka adalah bayi di bagian termiskin wilayah Afrika, meninggal akibat malaria sepanjang tahun lalu, kata WHO dalam laporan malaria global terbaru.
WHO juga menuturkan, Covid-19 hampir pasti akan membuat angka itu lebih tinggi pada tahun ini.
“Perkiraan kami bergantung pada tingkat gangguan layanan (karena Covid-19), mungkin ada lebih dari 20.000 dan 100.000 kematian akibat malaria di suatu tempat antara 20.000 dan 100.000 di sub-Sahara Afrika, kebanyakan terjadi pada anak-anak,” jelas Pedro Alsonso, direktur program malaria WHO, dikutip dari laman Reuters, Senin (30/11).
“Kemungkinan besar kematian akibat malaria lebih besar daripada kematian langsung akibat Covid-19,” sambungnya.
Laporan WHO juga menemukan ada 229 juta kasus malaria secara global pada 2019, dan meskipun tantangan pandemi Covid-19 belum pernah terjadi sebelumnya, banyak negara di seluruh dunia telah berjuang keras dan bertahan melawan penyakit tersebut.
“Keberhasilan jangka panjang dalam mencapai dunia bebas malaria dalam satu generasi masih jauh dari pasti,” jelasnya.
Beberapa negara Afrika yang paling parah terkena malaria berjuang untuk membuat kemajuan yang signifikan sejak 2016.
Karena penularan malaria yang terus-menerus melalui nyamuk di banyak bagian dunia, separuh populasi global menghadapi risiko tertular penyakit itu dan malaria masih membunuh satu orang anak setiap dua menit.
Meskipun demikian, fokus pendanaan dan perhatian global telah dialihkan, membuat kemungkinan kematian anak dapat dicegah.
Peter Sands, direktur eksekutif Global Fund untuk memerangi AIDS, tuberkulosis dan malaria, mengatakan temuan laporan WHO “sangat tepat waktu”.
“Dunia kesehatan global, media, dan politik, semuanya terpaku pada Covid-19, namun kami tidak begitu memperhatikan penyakit yang masih menewaskan lebih dari 400.000 orang setiap tahun, terutama anak-anak,” jelasnya kepada wartawan dalam jumpa pers.
“Dan untuk mengingatkan Anda, ini adalah penyakit yang kami tahu cara menyingkirkannya, jadi ini adalah pilihan yang tidak kami ambil,” tambahnya.
Reporter Magang: Galya Nge
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cara Mencegah Polio yang Wajib Diketahui, Kenali Gejalanya
Dengan upaya pencegahan, diharapkan dapat mengurangi kasus polio dan melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini.
Baca SelengkapnyaCara Penularan Polio yang Wajib Diwaspadai Orang Tua, Kenali Faktor Risikonya
Polio bisa menginfeksi anak lewat berbagai cara. Dengan mengetahui cara penularan polio ini, orang tua bisa mewaspadai apa saja yang berisiko untuk anaknya.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaBahaya Polio bagi Anak dan Gejalanya, Orang Tua Wajib Tahu
Polio pada anak adalah masalah kesehatan yang serius yang harus diwaspadai oleh setiap orang tua. Penyakit ini menyerang saraf pusat dan menyebabkan lumpuh.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia Rentan Alami Guncangan Finansial jika Berhadapan dengan Gangguan Kesehatan
Hingga dalam jangka waktu panjang, semakin sulit bagi masyarakat terdampak untuk pulih dan kembali berdaya secara finansial.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnya