WHO Kirim Perlengkapan Medis Covid-19 ke Korea Utara
Merdeka.com - WHO mulai mengirimkan perlengkapan medis Covid-19 ke Korea Utara, salah satu tanda kemungkinan negara tersebut mulai memperlonggar perbatasannya untuk menerima bantuan dari luar. Sejak awal pandemi Covid-19, negara yang dipimpin Kim Jong Un itu menerapkan penutupan perbatasan paling ketat di dunia.
Dalam laporan pemantauan mingguannya, WHO menyampaikan pihaknya mulai pengiriman perlengkapan medis Covid-19 esensial melalui pelabuhan Dalian, China untuk “cadangan strategis” ke Korea Utara.
Pejabat WHO pada Kamis tidak segera menanggapi permintaan untuk penjelasan lebih rinci terkait hal ini, termasuk peralatan apa saja yang dikirim dan apakah peralatan medis itu telah sampai di Korea Utara, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (7/10).
Dalam dua tahun terakhir, Korea Utara sangat memperketat lalu lintas perbatasan dan perdagangannya walaupun perekonomiannya telah mengalami kelumpuhan.
Penyelidik HAM PBB pada Agustus lalu meminta pemerintah Korea Utara mengklarifikasi dugaan telah memerintahkan tentara menembak siapapun yang terlihat melintasi perbatasan.
Korea Utara diketahui belum melaporkan satu pun kasus Covid-19, namun hal ini diragukan para ahli.
Korea Utara menyampaikan kepada WHO telah melakukan tes virus corona terhadap 40.700 penduduknya sampai 23 September dan semua hasilnya negatif. Mereka yang dites pekan lalu dilaporkan sebanyak 94 orang mengalami flu atau gejala lain dan sebanyak 573 tenaga kesehatan juga menjalani tes.
Para pakar mengatakan, epidemi di Korea Utara bisa sangat parah karena buruknya sistem kesehatan dan kekurangan kronis persediaan medis.
Kendati menerapkan kontrol perbatasan yang ketat, Korea Utara belum menunjukkan urgensi untuk program vaksinasi. Pengamat mengatakan Korea Utara mungkin tidak nyaman dengan persyaratan pemantauan internasional yang akan dilampirkan pada vaksin yang diterimanya dari dunia luar.
Bulan lalu, UNICEF, yang menyediakan dan mengirimkan vaksin melalui program COVAX, mengatakan Korea Utara mengusulkan jatah sekitar 3 juta vaksin Sinovac dikirim ke negara-negara yang terkena dampak parah sebagai gantinya.
Menurut UNICEF, kementerian kesehatan Korea Utara mengatakan akan terus berkomunikasi dengan COVAX mengenai vaksin di masa depan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diktator ini mengakui kondisi perekonomian negaranya mengalami krisis yang parah.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah mendistribusikan alat USG kepada 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaTingkat kedermawanan global meningkat sejak pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaUntuk menjadi negara maju tak cuma mengedepankan kecerdasan sumber daya manusianya saja.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, alat kesehatan di Indonesia masih didominasi impor.
Baca Selengkapnya